Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Kisah Mbah Slamet di Semarang Dorong Cucu Pakai Troli Sembari Berjualan Sabun Cuci Piring

Meski tampak tertatih-tatih karena kaki kirinya tak senormal kaki kanannya, lelaki tua itu terus berjalan mendorong sebuah troli

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: galih permadi
TRIBUN JATENG/IDAYATUL ROHMAH
Kakek Slamet di Semarang Dorong Cucu Pakai Troli Sembari Berjualan Sabun Cuci Piring 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sore itu kawasan jembatan Berok terlihat tak sepadat biasanya.

Pada jam-jam pulang para pekerja tersebut, bisa dibilang jalanan cukup lega.

Pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) di Kota Semarang sebab pandemi Covid-19 telah membuat lalu lintas seakan jauh dari kepadatan.

Baca juga: Ribuan Es Krim Terkontaminasi Virus Corona, Ini Mereknya

Baca juga: Ini Alasan 400 Nakes di Kota Semarang Batal Disuntik Vaksin Corona

Baca juga: Ayah Indah Permatasari Ungkap Alasan Ibu Nursyah Benci Arie Kriting: Awalnya Sih Suka

Baca juga: Duda Anak 5 Mengaku Jomblo, Tiduri 2 Gadis ABG, Janji Dinikahi dan Beli Hp

Hanya sebagian kecil kendaraan yang melintas di kawasan tersebut.

Sementara di sekitarnya, tampak beberapa pekerja harian seperti pengayuh becak dan pedagang kaki lima yang masih sabar menanti jika sewaktu-waktu ada pelanggan atau pembeli.

Begitu juga yang terlihat dari gerak Slamet Riyono (71).

Meski tampak tertatih-tatih karena kaki kirinya tak senormal kaki kanannya, lelaki tua itu terus berjalan mendorong sebuah troli yang telah dinaiki seorang gadis kecil.

Sesekali, ia berhenti.

Diturunkannya masker yang dipakainya untuk sekadar mengatur napas, kemudian kembali mendorong keranjang yang berisikan puluhan botol sabun cuci tersebut.

"Sabun cuci, Mbak?" kata dia menawarkan sabun cuci dengan penuh semangat di sekitar jembatan penghubung antara jalan Pemuda dan jalan Mpu Tantular, Sabtu (16/1/2021).

Bersama bocah balita itu, Slamet Riyono berkeliling kota Semarang menjajakan sabun dan beberapa perlengkapan untuk mencuci peralatan dapur.

Ia mengaku terpaksa mengajak Putri, cucunya, berkeliling menjajakan sabun cuci lantaran kata dia, tidak ada yang mengasuh balita berusia 3,5 tahun itu.

Ibu dan neneknya setiap hari bekerja sebagai buruh di toko sembako.

"Tidak ada yang momong (mengasuh), jadi yang bisa nyambi cuma saya karena kerja sendiri.

Ayahnya sudah tidak ada," ungkanya tegar.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved