Berita Internasional
25 Ribu Pasukan Garda Nasional di Washington DC, Pentagon Bantah Ada Ancaman Orang Dalam
Penjabat Pentagon mengatakan ribuan pasukan Garda Nasional yang ditempatkan di sekitar ibu kota AS bukan karena ada ancaman orang dalam yang akan meng
TRIBUNJATENG.COM, WASHINGTON DC - Pelantikan Joe Biden menjadi Presiden Amerika Serikat tinggal menghitung hari.
Jelang acara itu sedikitnya 25 ribu pasukan nasional Amerika ditempatkan di sekitar ibu kota Amerika.
Banyak pasukan yang disiapkan menimbulkan kecurigaan adanya kekhawatiran terkait isu rencana menganggu pelantikan Joe Biden.
Baca juga: Jelang Pelantikan Joe Biden, Seluruh Penjara di Amerika Serikat Lockdown, Akses Komunikasi Dibatasi
Namun pejabat keamanan Amerika Serikat membantahnya.
Penjabat Pentagon mengatakan ribuan pasukan Garda Nasional yang ditempatkan di sekitar ibu kota AS bukan karena ada ancaman orang dalam yang akan mengganggu pelantikan Joe Biden.
Penjabat Menteri Pertahanan Christopher Miller mengatakan, militer dan FBI berada di sana hanya dalam upaya untuk keamanan menjelang Hari Pelantikan.

Bahkan ada proses pemeriksaan intensif untuk 25.000 pasukan Garda yang akan dikerahkan di sekitar Washington, DC, tidak ada indikasi rencana apa pun.
“Kami tidak memiliki (informasi) intelijen yang menunjukkan ancaman orang dalam,"
"Pemeriksaan ini sering dilakukan oleh penegak hukum untuk peristiwa keamanan yang signifikan, ”kata Miller dalam sebuah pernyataan, Senin dikutip Tribunjogja.com dari Russian Today.
Pernyataan itu muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran keamanan di sekitar Washington, DC setelah kerumunan pendukung Presiden Donald Trump menyerbu gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021.
Bahkan ada proses pemeriksaan intensif untuk 25.000 pasukan Garda yang akan dikerahkan di sekitar Washington, DC, tidak ada indikasi rencana apa pun.
“Kami tidak memiliki (informasi) intelijen yang menunjukkan ancaman orang dalam,"
"Pemeriksaan ini sering dilakukan oleh penegak hukum untuk peristiwa keamanan yang signifikan, ”kata Miller dalam sebuah pernyataan, Senin dikutip Tribunjogja.com dari Russian Today.
Pernyataan itu muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran keamanan di sekitar Washington, DC setelah kerumunan pendukung Presiden Donald Trump menyerbu gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021.
Tradisi AS