Perusuh Capitol Kini Berbalik Pojokkan Donald Trump

Sejumlah perusuh Gedung Kongres AS atau Capitol berbalik menyalahkan mantan presiden Donald Trump atas insiden penyerangan pada Rabu (6/1) lalu.

Editor: Vito
NBCC
Massa pendukung Donald Trump menguasai Gedung Capitol untuk menggagalkan kemenangan Joe Biden, Rabu (6/1/2021) 

TRIBUNJATENG.COM, WASHINGTON DC - Sejumlah perusuh Gedung Kongres AS atau Capitol berbalik menyalahkan mantan presiden Donald Trump atas insiden penyerangan pada Rabu (6/1) lalu, saat penetapan kemenangan Joe Biden di Pilpres AS.

Kini, saat Trump akan menjalani sidang pemakzulan, sejumlah perusuh Capitol menudingnya balik.

Kepada Reuters, Emmanuel Jackson (20), pria asal Washington, yang tertangkap kamera saat menyerang polisi dengan sebuah tongkat logam, menyusun pembelaan dengan menyalahkan mantan presiden Donald Trump.

Saat ini Jackson sedang menunggu persidangan di pengadilan federal atas tuduhan penyerangan. Di tengah proses hukum itu, ia mengutip pernyataan Trump pada rapat umum "Hentikan Pencurian (Pemilu)" sebelum keruusuhan Capitol terjadi.

Menurut laporan, Trump mengatakan kepada pendukungnya untuk "berjuang mati-matian" dan menegaskan klaimnya soal penipuan pemilu. Trump mendesak para pengikutnya untuk pergi ke Capitol AS.

Sedikitnya 6 dari 170 orang yang didakwa atas penyerangan Capitol AS mencoba mengalihkan kesalahan kepada Trump, sebagai pembelaan diri.

Terdakwa lain, Jacob Chansley ikut dalam kerusuhan dengan mengenakan penutup kepala bertanduk dan mengecat wajahnya. Ia juga menyebut Trump bertanggungjawab atas terjadinya kerusuhan.

Kemudian ada Dominic Pezzola, seorang anggota kelompok ekstrimis Proud Boys yang dituduh menghancurkan jendela Capitol dengan perisai polisi yang dicurinya. Pezzola diduga melakukan itu agar para perusuh lain bisa masuk ke dalam gedung.

"Bos negara itu (Trump) berkata, 'Rakyat negeri ini, turunlah, biarkan orang tahu apa yang Anda pikirkan'," kata pengacara Pezzola, Michael Scibetta kepada Reuters. "Pemikiran logisnya adalah, 'Dia (Trump) mengundang kami untuk turun'."

Para pengacara ini berdalih, Trump menghasut kliennya untuk menghentikan dakwaan atau pembebasan saat persidangan, bukannya sebagai bahan pembelaan untuk terhindar dari penahanan praperadilan. (Tribunnews)

Sumber: Tribunnews.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved