Jateng di Rumah Saja
Sikapi Jateng di Rumah Saja, Bupati Banjarnegara: Saya Setuju karena Terima Gaji, Bagaimana Rakyat?
Budhi memutuskan untuk tetap membuka pasar tradisional, toko, maupun Pedagang Kaki Lima (PKL) pada dua hari itu seperti biasa
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muslimah
TRIBUN BANYUMAS. COM, BANJARNEGARA Kampanye Jateng di Rumah Saja selama dua hari (6 dan 7 Februari) yang diinisiasi Gubernur Jateng terus menuai kontroversi di masyarakat.
Kebijakan itu pun ramai diperbincangkan di media sosial.
Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono rupanya memilih opsi C dalam Surat Edaran Gubernur Jateng.
Ia mempertimbangkan kearifan lokal untuk menyikapi kebijakan itu.
Budhi memutuskan untuk tetap membuka pasar tradisional, toko, maupun Pedagang Kaki Lima (PKL) pada dua hari itu seperti biasa.
Budhi punya alasan tersendiri untuk tetap mengizinkan sektor usaha itu tetap buka.
Menurut dia, Pandemi Covid 19 yang melanda dunia sudah berlangsung setahun.
Selama itu, seluruh sektor kehidupan masyarakat terpuruk.
Perekonomian dunia ambruk. Banyak masyarakat yang kehilangan mata pencaharian.
"Nanti kalau (masyarakat) yang kecil sudah marah. Kita hanya pelayan, " katanya, Jumat (5/2/2021)
Budhi mengatakan, banyak masyarakat yang bekerja untuk makan hari ini.
Jika dipaksa tidak bekerja atau menutup usahanya dalam beberapa hari, bagaimana mereka bisa mencukupi kebutuhannya.
Menurut Budhi, pemerintah mesti komitmen dengan kebijakannya.
Jika ingin menutup kegiatan usaha masyarakat selama dua hari, mestinya dihitung pula jumlah warga yang akan terdampak nantinya untuk dikasih kompensasi.
Ini sebagai ganti karena mereka harus menutup usaha atau tidak bekerja pada waktu yang ditentukan.
"Kita hitung berapa semua orangnya, kita inventarisasi.
Kita kasih dulu baru tentukan waktunya.
Ini duit yang kita untuk gantikan ke kamu, untuk makan di hari Sabtu dan Minggu, " katanya
Jika mau menuruti ego, Budhi secara pribadi mengaku setuju dengan kebijakan dua hari penutupan pusat perdagangan.
Toh kebijakan itu tidak akan berpengaruh terhadap dirinya yang menerima gaji dan tunjangan tiap bulan.
Tetapi bagi dia, kedaulatan rakyat adalah yang utama.
Banyak masyarakat yang sehari bekerja untuk makan sehari itu juga.
Kelompok masyarakat itu jelas akan sangat terpukul jika tidak bisa bekerja, meski dalam dua hari saja.
"Saya pribadi setuju karena saya gajian, terima tamsil. Tapi rakyat pasti gak setuju karena mereka sehari bekerja untuk melanjutkan sehari, " katanya. (*)