Jateng di Rumah Saja
Hari Pertama Jateng di Rumah Saja, Warga Plesetkan PSBB Jadi Pembatasan Semarang Banjir Besar
Hari pertama Jateng di Rumah Saja di Kota Semarang terbilang sukses. Pasalnya puluhan ruas jalan protokol di Kota Semarang sepi karena direndam banjir
Penulis: iwan Arifianto | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Hari pertama penerapan Jateng di Rumah Saja di Kota Semarang terbilang sukses.
Pasalnya puluhan ruas jalan protokol di Kota Semarang sepi karena direndam banjir.
Begitu pun jalan pantura sebagai akses utama masuk kota Semarang sempat tertutup juga karena direndam banjir Semarang.

Akibatnya arus lalu lintas dari arah Kendal menuju Kota Semarang dialihkan ke Pintu Tol Mangkang.
Pengamatan Tribunjateng.com, di sepanjang jalan utama Kota Semarang arus lalu lintas tampak lengang.

Ratusan minimarket di Semarang tutup.
Begitupula mal dan berbagai tempat usaha lainnya.

Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan, hari pertama Jateng di Rumah Saja di Kota Semarang memang dibarengi dengan serangkaian kejadian bencana di Kota Semarang terutama di Semarang bagian bawah.

"Ya, tentu mengurangi aktivitas warga keluar rumah karena ada beberapa kejadian bencana banjir," terangnya selepas memantau kondisi warga korban banjir di Mangkang.
Sementara itu, warga Kota Semarang, Mashudi mengatakan, program Jateng di Rumah Saja di wilayahnya memang bertepatan dengan bencana banjir yang menyebabkan aktivitas warga lumpuh total.
"Ya, kami plesetkan saja, Jateng di Rumah saja dengan PSBB yaitu Pembatasan Semarang karena Banjir Besar bukan Pembatasan Sosial Berskala Besar.
Plesetan itu lebih tepat dengan kondisi sekarang," paparnya.
Di sisi lain, pemilik usaha karaoke di kawasan Karaoke di Argorejo atau SK Kalibanteng mengeluhkan program Jateng di Rumah Saja.
Pasalnya dari gerakan itu para pemilik usaha merugi.
"Biaya sewa tempat kontrakan tetap bayar tapi tak ada pemasukan selama dua hari," jelas pemilik usaha karaoke, Kadang kepada Tribunjateng.com.

Dia menyebut, terpaksa merugi hingga Rp 3 juta selama dua hari.
Angka tersebut didapat dari biaya sewa wisma karaoke perhari Rp 500 ribu.
Dia mengaku, memiliki tiga wisma yang harus tetap dibayar meski ditutup karena sudah terlanjur kontrak.

"Kami rakyat kecil hanya bisa manut saja.
Itu juga belum termasuk biaya hidup selama dua hari.
Sebab kami makan ya dapat hasil harian bukan gaji bulanan," paparnya.(Iwn)
Bukan Tak Patuhi Jateng di Rumah Saja, Tapi Pria Banjarnegara Ini Sudah 5 Tahun Tinggal di Becak |
![]() |
---|
Petugas di Temanggung Paksa Tutup Minimarket & Toko Nekat Buka Saat Jateng di Rumah Saja |
![]() |
---|
Hari Kedua Jateng di Rumah Saja, Pasar Tradisional Wilayah Kendal Kembali Buka |
![]() |
---|
Jateng di Rumah Saja, Kapolres dan Dandim Blora Datangi Toko dan Warung yang Masih Buka |
![]() |
---|