Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Keluarga Reven Pasien Diduga Korban Malpraktik RS Telah Diperiksa Polda Jateng

Proses hukum dugaan malpraktek yang dilakukan Rumah Sakit Telogorjo terhadap pasien Samuel Reven (26) terus berlanjut.

Tribun Jateng/Rahdyan Pamungkas
Keluarga pasien Telogorejo Samuel Reven tunjukkan surat panggilan terkait pelaporan dugaan malpraktek. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Proses hukum dugaan malpraktek yang dilakukan Rumah Sakit Telogorjo terhadap pasien Samuel Reven (26) terus berlanjut.

Pengaduan dari pihak keluarga kepada Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jateng juga telah diterima dan ditingkatkan menjadi penyelidikan.

Pihak keluarga telah dipanggil Ditreskrimsus Polda Jateng untuk dimintai keterangan.

"Kami sudah dilakukan berkas acara pemeriksaan oleh Ditreskrimsus Polda Jateng," ujar Ayah Samuel Reven, Raplan Sianturi saat konfrensi pers pada  Kamis (4/2/2021) sore.

Tidak hanya itu, Raplan juga telah dipanggil Dinas Kesehatan Jateng. Pihaknya telah menjelaskan secara detail bahwa belum mendapat penjelasan dari pihak rumah sakit.

"Kami menuntut keadilan, kejujuran, dan kebenaran. Tapi sampai saat ini tidak ada itikad baik dari rumah sakit," tuturnya.

Sepekan lalu, kata dia, ketua pembina yayasan Rumah Sakit Telogorjo telah menemuinya di Jakarta. Hal tersebut dilakukan oleh pihak rumah sakit setelah ada pemberitaan dari media.

"Bahkan memaksa kami melakukan pertemuan di Semarang. Saat itu  sedang perjalanan pulang dan mendadak ingin bertemu kami," ujarnya.

Menurutnya, pihak keluarga telah empat kali bertemu dengan pihak rumah sakit. Namun sama sekali dirinya selaku orangtua pasien tidak dianggap.

"Kami ingin kejujuran dan keadilan. Saya waktu itu bilang kalau ada itikad baik silahkan temui kami di Jakarta," imbuhnya.

Raplan menuturkan saat dilakukan pertemuan di Jakarta, pihak yayasan tidak mengetahui apa yang terjadi oleh anaknya selama dirawat hingga meninggal dunia.

Pernyataan itu membuatnya bertanya-tanya atas manajemen rumah sakit.

"Antara ketua yayasan, direktur utama, dokter, kok berbeda pendapat. Padahal kami ingin tahu apa sebenarnya penyebab meninggalnya putra kami. Sebab surat keterangannya meninggal bukan karena penyakit tidak menular," jelasnya.

Ia merasa heran pertemuannya dengan yayasan di Jakarta tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan.

Bahkan pihak yayasan baru mengetahui kejadian setelah ada pertemuan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved