Berita Banyumas
Pahitnya Kopi di Masa Pandemi, Curhatan Para Pengusaha Kedai Kopi di Purwokerto
Sejumlah kedai kopi di perkotaan Purwokerto merasakan betul pahitnya bisnis bertahan di kala pendemi.
"Sekarang memang sudah perang konsep, sehingga tidak hanya soal rasa. Dengan kata lain, yang dijual bukan hanya soal kopi saja, melainkan tempat dan suasana," ungkapnya.
Sebab, menurutnya, konsumen tidak hanya mencari rasa kopinya, namun juga nongkrongnya.
Lima tahunan Ia berkecimpung di dunia kopi ini, menurutnya pertumbuhan kedai kopi di Purwokerto juga banyak hingga ratusan lebih.
"Kami agak kesulitan soal regulasi terutama pemberlakuan jam malam. Pemilik kedai kopi yang bukanya saat malam hari seperti dianaktirikan," katanya.
Menurut Benny banyak bisnis yang hidup di jam malam. Akibat kebijakan tersebut akhirnya banyak teman-teman pengusaha kopi yang buka pagi sesuai protokol.
"Tapi pun juga mengeluh karena operasional masih minus dan tidak efektif," jelasnya.
Segala upaya sudah dilakukan seperti promo soal gratis ongkir, take away, namun tetap tidak jalan.
"Intinya mereka para pembeli bukan butuh kopi saja, tapi juga nongkrongnya," tambahnya.
Omzet semakin anjlok akibat kebijakan-kebijakan pembatasan yang terakhir ini membuat omset menurun drastis hingga 70 persen. Mau tidak mau keputusan berat diambil, yaitu pengurangan karyawan misalnya.
Karyawan yang tadinya 15 orang jadi 3 orang dijadikan satu shift. Kondisi sulit itu dirasakan oleh banyak pemilik kedai kopi yang ada di Purwokerto.
Hilang Seminggu, KW Warga Banyumas Ini Ditemukan Tewas Dalam Sumur, Tinggalkan Sepucuk Surat |
![]() |
---|
Cerita Siswi SMPN 9 Purwokerto yang Ikuti PTM, Monita: Akhirnya Bisa Ketemu Teman |
![]() |
---|
Setahun Tutup Karena Pandemi, Bioskop CGV Purwokerto Dibuka Kembali Hari Ini |
![]() |
---|
Diduga Ingin Bunuh Diri, Sirwanto Nekat Terjun dari Jembatan Merah Patikraja Banyumas |
![]() |
---|
Bupati Husein Minta Warga Banyumas Sukseskan Pendataan Keluarga 2021 |
![]() |
---|