Terbukti! Alternatif Vaginoplasty, 8 Menit saja, Organ Intim Kencang, Nyaman & Aman

TRIBUNJATENG.COM - Banyak wanita menjadi tidak percaya diri dengan kondisi organ intim mereka setelah melahirkan normal, karena organ intim wanita mengalami perubahan.

Mulai dari perubahan bentuk dan warna, elastisitas, sampai mengeluarkan urine saat batuk (dalam istilah ilmiahnya, Stress Urinary Incontinence atau Inkontinensia Stres).

Selain melahirkan normal, kebanyakan wanita yang sudah berusia diatas 40 tahun secara bertahap, kulit dan otot organ intimnya perlahan melemah, sehingga membuat organ intim terasa lebih longgar.

Begitu juga banyak wanita yang dalam fase menopause, dengan turunnya kadar hormon estrogennya, menyebabkan lapisan vagina menjadi lebih tipis, kering, dan kurang elastis sehingga bisa menimbulkan ketidaknyamanan saat berhubungan intim dengan suami, karena berkurangnya pelumas alami.

Bagi banyak wanita, hal ini dikeluhkan sebagai salah satu penyebab berkurangnya keharmonisan rumah tangga.

Sementara itu, banyak pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, justru memanfaatkan kondisi ini untuk menarik keuntungan pribadi tanpa memperhatikan resiko kesehatan pasien atau konsumennya.

Misalnya saja, edaran obat-obatan atau ramuan-ramuan tertentu yang konon dapat merapatkan kembali organ intim.

Namun yang terjadi bukannya berhasil, malah membahayakan kesehatan pasien atau konsumennya, dengan obat-obatan yang tidak terakreditasi di BPOM, tidak melewati uji klinis, sehingga tidak diketahui efek jangka pendek atau jangka panjangnya.

Beberapa wanita bahkan memilih untuk melakukan operasi pengencangan vagina, Vaginoplasty.

Meskipun operasi vagina bisa dilakukan untuk tujuan medis namun American College of Obstetricians dan Gynecologists memperingatkan bahaya vaginoplasty, karena penelitian tentang keamanan dan efektivitas vaginoplasty sampai saat ini masih terbatas.

Efek samping dan risiko vaginoplasty yang diketahui antara lain:Jaringan parut, Hilangnya kepekaan vagina, Rasa sakit saat berhubungan intim, Beser, Pendarahan, Mati rasa, Lebam, Infeksi dan komplikasi-komplikasi lainnya.

Karena Vaginoplasty adalah prosedur Invasive (dengan anastesi dan jarum), maka lebih sakit, ada downtime, dan resiko lebih besar apalagi jika dilakukan oleh Tenaga Medis yang kurang atau bahkan tidak qualified.

dr Mary M. Gallenberg, M.D., konsultan di Departemen Obstetri & Ginekologi di Mayo Clinic dan asisten profesor College of Medicine, Mayo Clinic seperti dilansir Mayo Clinic mengatakan, ada banyak saraf di dalam vagina yang penting untuk kesehatan seksual dan orgasme.

Dengan melakukan vaginoplasty ada kemungkinan saraf tersebut terpotong sehingga dapat menyebabkan berkurangnya kepekaan klitoris dan vagina secara permanen.

Akibatnya, wanita jadi kurang dapat mencapai kenikmatan seksual.

Klinik kecantikan All-In-One (from Hair-to-Toes) terbaik kepercayaan dan kebanggaan Kota Semarang, Premiera Skin & Bodycare mempersembahkan PREMIER Ultra Femme, Pertama di Semarang dan Jawa Tengah, untuk V-Tightening & Labia Remodelling non-surgical dan non-invasive (tanpa jarum / anastesi / operasi), nyaman, tidak sakit, dan aman.

PREMIER Ultra Femme menggunakan Teknologi Terbaru yang sudah FDA Approved (clinically proven & safe), dan telah memenangkan banyak penghargaan internasional bergengsi, salah satunya Aesthetic Industry Awards and Anti-Aging & Beauty Award for Energy Based Technology.

Dengan menggabungkan dua Teknologi Terbaik di dunia untuk pengencangan: Advanced Radio Frequency Technology dan High Frequency Ultrasound, ini artinya Anda mendapatkan Best of Both Worlds untuk mengencangkan, sekaligus merangsang pembentukan kolagen dan elastin.

Maka selain sangat efektif untuk mengencangkan dan mengembalikan elastisitas, PREMIER Ultra Femme juga mencerahkan dinding vagina dan labia, meremajakan bagian intim, dan melancarkan peredaran, sehingga mengembalikan keharmonisan keluarga.

“Proses treatment PREMIER Ultra Femme hanya 8 menit, memberikan rasa hangat dan nyaman di area intim yang dirawat. Karena bukan prosedur operasi, jadi tidak ada penggunaan jarum, maupun anastesi (non-invasive), sehingga tidak ada bruising (bengkak), scarring maupun downtime. PREMIERA Darlings bisa langsung beraktifitas normal setelah perawatan. Untuk hasilnya, perubahan sudah bisa langsung dirasakan setelah treatment pertama, dan terus membaik dalam beberapa bulan kedepannya.”, tutur Amelia, Co-Founder Premiera Skin & BodyCare.

“Meski telah banyak PREMIERA Darlings yang puas dengan hasil yang cepat dan tahan lama, kami tetap menjaga Privacy PREMIERA Darlings. Dan kami juga selalu memastikan kehigenisan treatment PREMIER Ultra Femme V-Tightening & Labia Remodelling” imbuh Amelia.

Time to renew your confidence with The NEWEST Award Winning, Red Carpet Holywood Technology, PREMIER Ultra Femme.

Dapatkan Promo Welcoming Discount (klik disini) bagi Anda yang belum pernah treatment di PREMIERA sebelumnya.

Promo ini terbatas, segera reservasi atau datang langsung untuk FREE Professional Skin Consultation & Analysis dengan Team Dokter PREMIERA, Klinik kecantikan All-In-One (from Hair-to-Toes) terbaik kepercayaan dan kebanggaan Kota Semarang.

The Premiera Skin & Bodycare
Cantik Sempurna

Alamat: Jl. MayjendSutoyo No.39, Semarang, Indonesia
Whatsapp: https://wa.link/gf340v
No.Telp: (024) 845 3080
Website: https://premieraskincare.com/
Instagram: @PremieraSkincare
Facebook: https://www.facebook.com/premieraskincare/

Customer Testimonies:

“Sangat puas dengan hasilnya, dan hubungan saya dengan suami menjadi lebih harmonis. Treatmentnya sangat nyaman dan cepat, beda sekali dengan teknologi laser di tempat lain, yang sampai saya kesakitan dan sempat iritasi. My confidence is renewed. Thank you PREMIERA.”
- Agnes, 40thn, Direktur dan Ibu Rumah Tangga

“Baru saja satu sesi treatment, saya dan suami sudah langsung merasakan perubahannya. Hasil treatment terus dan terus membaik, tahan lama lagi. Suami sekarang tambah romantis, kita rasanya seperti pasangan muda. Saya sangat puas, ini favorit treatment saya di PREMIERA. Tidak sakit, nyaman, tidak ada downtime, saya bisa langsung beraktifitas normal setelah perawatan.”
- Dewi, 35 thn, Ibu Rumah Tangga