KKN Undip
Mahasiswa KKN Undip Semarang Olah Limbah Pakaian Jadi Penangkal Virus di Tengah Pandemi
Limbah pakaian yang akan digunakan harus memenuhi kriteria, yakni terbuat dari jenis kain yang sesuai dan masih layak untuk digunakan sebagai masker.
TRIBUNJATENG.COM, BLORA – Seiring perkembangan zaman, dewasa ini kerap muncul berbagai jenis pakaian yang modis di pasaran.
Tak ayal jika banyak sekali pakaian yang hanya dipakai beberapa kali atau digunakan sebagai koleksi saja hingga memenuhi almari dan berujung tak terpakai dengan alasan sudah tidak modis atau bahkan tidak bisa digunakan karena ukurannya yang sudah tak sesuai dengan badan kita.
Pakaian yang sudah tak terpakai itu pun berakhir menjadi limbah.
“Daripada tidak dipakai dan memenuhi almari, lebih baik dibuat kerajinan masker saja,” kata Anik Yustiani (22) mahasiswi Undip yang sedang melaksanakan KKN Tim 1 Periode 2021 di Desa Brumbung, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora.
Melihat kondisi saat ini yang masih dalam keadaan pandemi covid-19, masyarakat Desa Brumbung pun antusias memanfaatkan limbah pakaian tersebut untuk dibuat menjadi masker yang dapat melindungi diri mereka dari ancaman covid-19.
Namun, kualitas kain yang akan digunakan untuk membuat masker pun harus tetap diperhatikan.
Limbah pakaian yang akan digunakan harus memenuhi kriteria, yakni terbuat dari jenis kain yang sesuai dan masih layak untuk digunakan sebagai masker.
Sebelum memulai membuat masker, langkah pertama yang harus dilakukan yaitu membuat pola masker.
Pembuatannya pun tidak sulit, hanya memerlukan kardus bekas untuk dibentuk menjadi pola masker.
Kemudian untuk langkah selanjutnya adalah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat masker, yaitu kain, benang, jarum, gunting, dan karet elastis.
Langkah-langkah:
Pertama, bentuk kain sesuai pola scuba menggunakan bolpoin.
Kedua, potong kain yang sudah diberi pola.
Ketiga, hubungkan kedua potongan kain dan jahit hingga membentuk masker scuba.
Keempat, gabungkan kedua kain yang sudah berbentuk masker scuba (polos dan batik) dengan bagian dalam masker berada di dalam, kemudian jahit bagian tepinya dan sisakan satu sisi untuk membalik masker.
Kelima, jika sudah terjahit semua kecuali satu sisi, gunakan satu sisi yang masih terbuka untuk membalik masker.
Keenam, pasang karet elastis di sisi kiri dan kanan masker.
Ketujuh, lipat masker untuk memastikan karet elastis sudah presisi atau belum, kemudian jahitlah jika kedua karet elastis dipastikan sudah presisi.
Kedelapan, masker bentuk scuba dua lapis siap untuk digunakan.
Membuat masker secara mandiri pastinya lebih bermanfaat bagi kita.
Selain untuk mengurangi stok pakaian yang sudah tak terpakai agar tidak memenuhi almari, kegiatan ini juga bisa menghemat biaya hidup dan tentunya bisa meningkatkan kreativitas masyarakat untuk memanfaatkan waktu luang selama pandemi.
Di samping itu, perasaan kita pun akan merasa senang dan bangga jika bisa mengenakan masker hasil dari tangan kita sendiri.
Demikian yang dirasakan oleh masyarakat Desa Brumbung.
Dengan membuat masker secara mandiri, diharapkan bisa lebih meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menggunakan masker di tengah pandemi covid-19 dengan tetap mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus covid-19. (*)