Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

Lewat TikTok, Milter Myanmar Tebar Ancaman Kematian bagi Pengunjuk Pasa Penentang Kudeta

TikTok didesak untuk mengambil tindakan atas ratusan video ancaman kekerasan yang membanjiri platform milik perusahaan China tersebut.

Kompas.com/Istimewa
Seorang polisi (tengah) mengacungkan senapannya dalam bentrokan melawan massa yang ikut dalam demonstrasi menentang kudeta militer Myanmar di Naypyidaw, pada 9 Februari 2021.(STR via AFP) 

TRIBUNJATENG.COM, NAYPYIDAY - Sejumlah video memperlihatkan pria berseragam militer yang mengancam akan membunuh pengunjuk rasa anti-kudeta di Myanmar, kadang-kadang sambil mengacungkan senjata, demikian dilansir Guardian pada Rabu (3/3/2021).

TikTok didesak untuk mengambil tindakan atas ratusan video ancaman kekerasan yang membanjiri platform milik perusahaan China tersebut.

Polisi dan tentara Myanmar telah dikecam secara luas karena menggunakan kekuatan mematikan terhadap pengunjuk rasa damai.

Baca juga: Sopir Truk Selipkan Uang Rp 50 Ribu di Lipatan STNK Malah Dibikin Malu Ipda Sigit

Baca juga: Bos Toko Dibunuh Secara Biadab, Waga Tak Percaya Tahu Pelakunya yang Sempat Viral: Masak Anak Itu?

Baca juga: Foto Pemakaman Rina Gunawan Sesuai Protokol Covid-19, Teddy Syach Menangis: Aku Sudah Ikhlas

Baca juga: Barcelona Ukir Catatan Istimewa saat Kalahkan Sevilla dan Melaju ke Final Copa del Rey

Demonstrasi massa Myanmar sudah berlangsung selama beberapa pekan terakhir yang menyerukan kembalinya demokrasi.

Pada Rabu (3/3/2021), sedikitnya 38 orang tewas akibat tembakan peluru tajam aparat kepolisian di beberapa kota, menurut laporan PBB.

Demonstrasi kemarin menjadi hari paling berdarah sepanjang unjuk rasa melawan kudeta militer Myanmar.

Sementara petugas telah berulang kali menggunakan kekerasan untuk mencoba menghancurkan protes, pria berpakaian tentara dan seragam polisi menggunakan TikTok untuk mengancam publik.

Video itu tetap tersebar di Myanmar meskipun pedoman aplikasi media sosial milik China melarang hasutan untuk melakukan kekerasan.

Dalam satu video, seorang pria bertopeng menggunakan seragam militer lengkap menyebut pendukung pemimpin demokrasi yang digulingkan, Aung San Suu Kyi, sebagai "bajingan merah."

Dia mengacu pada warna partai Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). “Jangan sentuh Jenderal Min Aung Hlaing. Ini akan mengorbankan nyawa Anda. Dengar? Anda akan mati," serunya dalam video itu.

Video yang diunggah pada 13 Februari itu telah ditonton lebih dari 180.000 kali. Itu tetap online pada Rabu (3/3/2021).

Video lain lebih eksplisit. Pengguna @Yekoko119 pada 27 Februari mengancam akan menembak dan melempar granat ke arah pendukung NLD. Oknum dalam video menyebut "yang berkumpul dalam kelompok untuk memprotes (militer Myanmar) kurang ajar, dan semua bisa mati.”

 
Htaike Htaike Aung, direktur eksekutif di Myanmar ICT for Development Organisation, sebuah kelompok hak digital yang berbasis di Yangon, mengatakan dia telah melihat lebih dari 800 video pro-militer selama beberapa pekan terakhir yang menampilkan lagu yang mengancam pengunjuk rasa.

Lagu tersebut mengadaptasi kata-kata dari nyanyian protes yang populer - “taktik militer diberikan oleh Aung San tidak untuk digunakan untuk membunuh orang.” Tapi video ancaman tersebut mengubah lirik yang menyatakan bahwa militer dapat menembak orang.

Lagu, yang tersedia di kotak suara TikTok, telah dihapus. Video terkait juga telah hilang, meskipun tidak jelas apakah itu dihapus oleh tim moderasi aplikasi atau tidak. “Soundtrack khusus ini hanyalah puncak gunung es,” tambah Htaike Htaike Aung.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved