Berita Regional
Sempat Merana di Malaysia, Mantan TKW Ini Kini Sukses Jadi Eksportir Kerajinan ke 17 Negara
Tak hanya pengalaman pahit di tanah rantau, namun juga belajar keterampilan mengembangkan kerajinan.
Setelah itu, polisi mengantarnya ke kantor imigrasi.
Di sanalah ia mendapat tawaran untuk bekerja di pabrik garmen di Perlis Malaysia.
Lisa menerima tawaran pekerjaan itu dan mulai bekerja kembali.
Bekerja sambil belajar
Selama bekerja di perusahaan garmen, Lisa mendapat kepercayaan dari majikannya untuk hadir ke berbagai kegiatan mewakili perusahaan.
Bahkan, tak hanya di Malaysia, namum hingga keluar negeri.
Selain sibuk bekerja, Lisa juga menyisihkan gajinya untuk kursus bahasa Inggris. Sebab, ketika bertemu dengan pengusaha di Malaysia, ada yang menggunakan bahasa Inggris.
Sisa penghasilannya juga ditabung sebagai bekal modal usaha ketika pulang kampung. Karena pengeluaran itu, ia tidak bisa mengirim uang pada keluarganya di Jember selama dua tahun.
Perempuan kelahiran 12 Agustus 1975 ini terus mengasah keterampilannya, belajar cara berbisnis.
Mulai dari cara berkomunikasi hingga mendesain kerajinan. Ia tak ingin menjadi pekerja migran selamanya.
Namun, tetap ingin kembali ke kampung halaman berkumpul bersama keluarga.
Setelah cukup lama di Malaysia, Lisa pulang ke tanah kelahirannya pada tahun 2002.
Tiba di kampung halaman, dia menemukan sang suami sudah menikah lagi dengan orang lain. Namun, ia tak putus asa dan menyerah.
Lisa mencoba memulai usaha dengan membuat kerajinan kalung, gelang, anting dan berbagai aksesoris lainnya. Kerajinan itu diberi nama Elisa Rainbow.
Ia mengajak tetangga sekitar untuk ikut membantunya. Setelah itu, Kerajinan dijual ke Bali.