Berita Pendidikan

Pembelajaran Tatap Muka Direncanakan Mulai Juli 2021. 

Siswa dengan akses digital dan sumber daya sekolah yang memadai dapat beradaptasi dengan pembelajaran daring

Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muslimah
Istimewa
Bupati Tegal, Umi Azizah, saat membuka acara Forum Penyusunan Rencana Kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Tahun 2022, Kamis (4/3/2021) lalu di aula Dinas Dikbud Kabupaten Tegal. 

TRIBUNJATENG.COM, SLAWI – Pembelajaran tatap muka rencananya akan dimulai bulan Juli 2021 setelah seluruh guru dan tenaga kependidikan mendapat suntikan vaksin Covid-19 yang ditargetkan rampung akhir Juni 2021 mendatang. 

Informasi ini disampaikan Bupati Tegal Umi Azizah, saat membuka acara Forum Penyusunan Rencana Kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Tahun 2022, Kamis (4/3/2021) lalu di aula Dinas Dikbud Kabupaten Tegal.

Umi mengatakan, sembari menunggu pembelajaran tatap muka diberlakukan pemerintah pusat, Dinas Dikbud Kabupaten Tegal secepatnya bisa menyiapkan program digitalisasi sekolah. 

Menurutnya, ke depan, Pemerintah tetap akan memberlakukan kombinasi antara pembelajaran tatap muka dan jarak jauh (blended learning dan hybrid learning) untuk meminimalisir interaksi fisik di sekolah. 

Disamping memberikan kesempatan terbangunnya sistem kekebalan tubuh kelompok (herd immunity) dari program vaksinasi nasional di lingkungan pendidikan.

“Kebijakan pemerintah pusat yang lebih mengutamakan keselamatan jiwa guru dan peserta didiknya dengan menutup sekolah dan mengedepankan pembelajaran jarak jauh ini kiranya cukup relevan, sebagai upaya untuk menekan pertambahan kasus Covid-19 dan menumbuhkan herd immunity yang dipercepat lewat program vaksinasi nasional,” terang Umi, dalam rilis yang diterima Tribunjateng.com, Minggu (7/3/2021). 

Umi menyadari, penutupan sekolah dalam jangka waktu lama sangat berdampak pada pembelajaran siswa. 

Siswa dengan akses digital dan sumber daya sekolah yang memadai dapat beradaptasi dengan pembelajaran daring. 

Sementara akses yang tidak merata ke sumber daya pembelajaran daring semakin meminggirkan siswa dari keluarga miskin.

“Situasi ini tidak saja memperlebar kesenjangan pendidikan, tapi juga berdampak nyata pada hilangnya pengalaman belajar dan bahkan putus sekolah pada anak. Ancaman akan hilangnya generasi atau lost generation akibat pandemi pun semakin nyata,” ujarnya. 

Untuk itu, dirinya berharap agar dalam penyiapan perangkat dan platform teknologi pembelajaran daring bisa dilengkapi bahan ajar dengan model swa-ajar sebagai bagian dari penciptaan ekosistem pendidikan yang lebih sederhana, fleksibel, dan berorientasi pada kompetensi paling bermakna. 

Ekosistem ini, lanjut Umi, diharapkan mampu mendorong siswanya belajar mandiri sebagai sebuah kenyamanan baru. 

Di sini, Umi juga menekankan pentingnya peran pemerintah desa, sektor swasta, dan kelompok peduli dalam mendukung keberlanjutan dunia pendidikan yang tengah bertransformasi ke dunia digital. 

“Peran Pemdes termasuk filantropi dunia usaha bisa diwujudkan dengan penyediaan wifi gratis di lingkungan permukiman padat penduduk yang hanya dikhususkan bagi pelajar atau siswa sekolah,” tuturnya. 

Sementara untuk mencegah anak putus sekolah, program “Yuh Sekolah Maning” masih akan menjadi platform andalan Pemkab Tegal. 

Program tersebut yang akan mencegah siswa putus sekolah, termasuk mengembalikan mereka yang sudah terlanjur putus sekolah kembali bersekolah.

Senada dengan itu, Kepala Dinas Dikbud Kabupaten Tegal Akhmad Was’ari, menyampaikan jika pihaknya akan mengikuti kebijakan pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait pemberlakuan pembelajaran tatap muka

Disamping arahan Bupati Tegal guna mewujudkan sumber daya manusia Kabupaten Tegal yang berkualitas melalui penguatan layanan bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi. (dta) 

Sumber: Tribun Jateng
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved