Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Kisruh Kudeta Demokrat KLB pilih moeldoko, Razman Arif Sindir SBY: Makanya Jangan Baperan

Kepala Komunikasi Publik Partai Demokrat hasil kongres luar biasa (KLB), Razman Arif Nasution menyebut SBY sosok yang mudah baper.

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
kolase tribunjateng.com
Kisruh Kudeta Demokrat KLB pilih moeldoko, Razman Arif Sindir SBY: Makanya Jangan Baperan 

TRIBUNJATENG.COM- Kepala Komunikasi Publik Partai Demokrat hasil kongres luar biasa (KLB), Razman Arif Nasution menyebut SBY sosok yang mudah baper.

Razman Arif Nasution menyindir SBY dengan rekam jejak masa lalu.

Mulanya, Razman Arif Nasution membahas ucapan SBY yang mengaku menyesal telah memberikan jabatan kepada Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko.

Razman Arif lalu membandingkan dengan yang pernah dialami oleh Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri.

Razman Arif Nasution menegaskan yang seharusnya lebih menangis dan menyesal adalah Megawati.

Dirinya mengungkit kondisi saat SBY yang merupakan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) di bawah kepemimpinan Presiden Megawati justru bersaing dan mengalahkannya di Pilpres 2004.

"Kalau Pak SBY mengatakan minta ampun kepada Allah SWT karena menunjuk Pak Moeldoko di jabatan-jabatan strategis, kami ngerti maksudnya Panglima TNI," ujar Razman.

"Maka seharusnya Ibu Megawati lebih menangis lagi ketika dia ditunjuk sebagai Menteri Polhukam dan akhirnya menjadi calon presiden, menjadi rival beliau, padahal sudah ditanya maju atau tidak. Jadi tidak usah menyesal, menangis,' ujarnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menanggapi.

Herzaky Mahendra Putra meminta Razman Arief tidak keluar topik membahas KLB.

Menuru Herzaky Mahendra Putra kasus ini tidak ada kaitannya dengan SBY dengan Megawati.

"Kita bicara mengenai KLB, ujug-ujug, jangan-jangan bawa Pak SBY dan Bu Mega," tegas Herzaky.

Razman lantas menyebut SBY adalah sosok yang baperan.

"Makanya jangan baperan, Ibu Megawati yang tersakiti," balas Razman.

Razman mengatakan pesan dari Moeldoko agar tidak mengaitkan dengan permasalahn KSP.

"Bukan ada hubungannya dengan pemerintah, tidak ada hubungannya dengan Pak Jokowi, maka hilangkan tagar-tagar KSP Moeldoko," ujarnya.

Menurut Razman Arif, Moeldoko ditunjuk KLB sebagai Ketua Umum atas dasar dipinang bukan mengajukan diri atau meminta jabatan.

Sebelumnya, Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Sibolangit yang membuat keputusan memilih Moeldoko sebagai Ketua Umum baru, membuat kecewa Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY).

Pria yang menjabat sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat tersebut menyayangkan upaya merebut kepemimpinan partai melalui kongres luar biasa (KLB) yang digelar pada Jumat (5/3/2021).

"Benar-benar tega dan dengan darah dingin melakukan kudeta ini. Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji," kata SBY dalam konferensi pers di Cikeas, Jumat (5/3/2021).

Melalui KLB, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat oleh kubu yang kontra kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono.  

Menurut SBY, apa yang dilakukan oleh Moeldoko tersebut merupakan tindakan yang jauh dari sikap kesatria.

Bahkan, kata SBY, tindakan mantan Panglima TNI itu membuat malu para prajurit atau perwira yang pernah bertugas di bawah kepemimpinan Moeldoko.

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) saat menyampaikan konferensi pers terkait kongres luar biasa (KLB) Demokrat pada Jumat (5/3/2021), yang memilih Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. (youTube)

"Termasuk, rasa malu dan rasa bersalah saya, yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya," ujar dia. 

"Saya mohon ampun ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa atas kesalahan saya itu," ucap SBY. 

Susilo Bambang Yoedhoyono ( SBY) saat menjabat Presiden RI melantik Moeldoko sebagai Panglima TNI. (Twitter/@sbyyoehoyono)

Ia pun mengaku tak pernah menyangka bahwa Partai Demokrat akan diperlakukan atau ditimpa isu kudeta oleh pihak eksternal.

"Tak pernah terlintas dalam pikiran saya, bahwa Partai Demokrat akan dibeginikan. Saya benar-benar tidak menyangka karena sewaktu selama 10 tahun saya pimpin Indonesia dulu, baik secara pribadi maupun Partai Demokrat yang saya bina, tidak pernah mengganggu dan merusak partai lain, seperti yang kami alami saat ini," ujar dia. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved