Berita Karanganyar
Disdikbud Karanganyar Berencana Gelar Ujian SD Secara Tatap Muka
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Karanganyar berencana menggelar ujian sekolah bagi siswa SD secara luring atau tatap muka.
Penulis: Agus Iswadi | Editor: rival al manaf
Penulis: Agus Iswadi
TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Karanganyar berencana menggelar ujian sekolah bagi siswa SD secara luring atau tatap muka.
Sekretaris Disdikbud Karanganyar, Nurini Retno Hartati menyampaikan, ujian sekolah bagi siswa SD secara luring atau tatap muka saat ini masih dipersiapkan oleh bidang Dikdas.
Sesuai rencana awal, ujian sekolah bagi siswa SD akan digelar secara tatap muka, sedangkan ujian sekolah bagi siswa SMP dilakukan secara daring.
"Tapi itu belum final. Ujian dilaksanakan sekitar Mei 2021."
"Kalau SD masih kurang untuk sarprasnya. Beda dengan SMP yang sudah terbiasa."
"Dana BOS-nya pun lebih sedikit dibanding SMP," katanya saat dihubungi Tribunjateng.com, Rabu (10/3/2021).
Dia menjelaskan, saat melakukan rapat secara daring bersama kepala sekolah se-kabupaten, dinas juga mendapati laporan adanya beberapa daerah yang susah sinyal.
Lebih lanjut, faktor tersebut juga akan menjadi pertimbangan terkait penyelenggaraan ujian sekolah.
"Saat kita zoom, laporan dari kepala sekolah masih banyak yang susah sinyal."
"Seperti di Tasikmadu perbatasan, ternyata itu sinyalnya juga agak susah," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Disdikbud Karanganyar, Tarsa menambahkan, keputusan terkait teknis penyelenggaraan ujian sekolah tetap menunggu keputusan dari Satgas Covid-19.
"Terkait ujian masih kita bahas dengan dewan (DPRD) dan Satgas Covid-19," imbuhnya.
SMP di Batang Sudah Tatap Muka
Lonceng sekolah kembali berbunyi setelah beberapa bulan hanya terdiam.
Jam menunjukkan pukul 07.00 WIB, siswa-siswi mulai masuk ke ruang kelas satu persatu setelah sekian lama kosong lantaran kebijakan belajar di rumah.
Pandemi yang melanda telah mengubah segalanya, tak terkecuali kehidupan di sekolah.
Yang biasanya mereka bisa bercengkerama satu sama lainnya, belajar dengan berkelompok kini mereka harus saling berjaga jarak.
Aturan protokol kesehatan harus ditaati mulai dari pengecekan suhu sebelum masuk halaman sekolah, mencuci tangan sebelum dan setelah masuk ruang kelas.
Tak lupa masker yang harus selalu dikenakan tiap siswa mau pun guru.
Mereka juga wajib membawa bekal makan dan minum dari rumah karena kantin sekolah belum dibuka dan tidak diperbolehkan jajan di luar sekolah.
Namun hal itu tidak melunturkan semangat anak-anak untuk bisa kembali belajar di sekolah. Mereka pun menyambut dengan senang meski terselip rasa takut terpapar virus Covid-19.
Dina Aziza Oktavia, satu diantara siswi di SD Negeri 1 Simbangdesa Tulis ini sangat senang bisa bertemu lagi dengan teman-temannya meski tidak bisa bersenda gurau seperti dulu.
"Iya senang sekali bisa ke sekolah lagi bertemu teman-teman, kalau sekarang harus pakai masker dan tidak boleh saling dekat soalnya masih ada virus Corona," tutur siswi kelas 1 tersebut.
Dengan wajah polosnya, dia mengungkapkan belajar di rumah membuatnya susah mengerti dan memahami tugas yang diberikan guru.
"Kalau belajar di rumah susah mengerti pelajaran, tapi kalau di sekolah bisa bertanya sama bu guru," ujarnya.
Lain halnya dengan Windya Nabila. Siswi kelas 6 ini awalnya sempat takut kembali sekolah tatap muka karena harus bertemu banyak orang di sekolah dan bisa terpapar virus.
Tapi tidak dipungkiri perasaan senang juga menyelimutinya lantaran bisa bertemu teman-teman.
"Takut si awalnya, takut kalau suhu badannya tiba-tiba tinggi, tapi saat di sekolah senang sekali karena sudah lama tidak bertemu teman-teman dan rindu dengan suasana sekolah," ujarnya.
Kendala belajar di rumah juga Nabila rasakan, dia merasa cenderung enggan mengerjakan tugas sekolah karena bingung dan susah mengakses internet.
"Belajar di rumah itu sulit karena akses internet sering tidak bisa, juga bingung memahami pelajaran dan tugas," pungkasnya.
Buka di Zona Hijau
Sebanyak 300 Sekolah Dasar (SD) dan 30 Sekolah Menengah Pertama (SMP) mulai menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Selasa (9/3).
Sekolah-sekolah yang mulai melaksanakan PTM tersebut tersebar di 13 Kecamatan, sedangkan sekolah yang berada di dua kecamatan yakni Kecamatan Batang dan Kecamatan Limpung belum dibuka karena masih masuk kategori rawan penularan Covid-19.
Hal itu sesuai dengan instruksi Bupati Wihaji yang telah mengizinkan sekolah di wilayah zona hijau untuk membuka PTM.
"Dari 444 SD, yang sudah tatap muka sebanyak 300 sekolah, sedangkan untuk SMP baru 30 sekolah dari total 71, diutamakan yang ada di zona hijau saja sesuai instruksi Bupati Batang," tutur Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Batang, Achmad Taufiq di sela-sela tinjauan PTM.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Kendal Hari Ini Kamis 11 Maret 2021
Baca juga: Polri Telusuri Asal Senpi yang Digunakan Laskar FPI Pengawal Habib Rizieq Shihab
Baca juga: Bayi Prematur Dibuang Orang Tua di Tempat Sampah Akhirnya Meninggal Meski Telah Mendapat Perawatan
Baca juga: Daftar Kader Demokrat Dipecat Setelah Hadiri KLB Deliserdang, Ada Ketua DPD hingga DPC
Menurutnya, sekolah yang melaksanakan tatap muka sudah sesuai dengan ketentuan yang diberikan Dindikbud.
"Sejauh ini yang menyelenggarakan PTM sudah sesuai dengan ketentuan, sarana dan prasarana juga sudah memenuhi protokol kesehatan, tentu akan kami pantau terus selama PTM," ujarnya.
Mulainya PTM juga disambut baik oleh orang tua siswa, satu di antaranya Mutaharoh.
"Alhamdulillah sekolah sudah mulai dibuka, anak-anak sangat antusias sekali biasanya bangun jam 8, karena senang mau sekolah jam setengah 6 sudah bangun," tutur ibu dua anak tersebut.
Dia pun tidak lupa memberikan arahan kepada kedua anaknya yang mulai bersekolah untuk tidak jajan keluar sekolah, sering mencuci tangan, dan tidak saling bersentuhan dengan teman.
"Insya Allah saya tidak khawatir, selalu memberitahu anak untuk mematuhi protap, juga ini saya bawakan bekal agar tidak jajan keluar sekolah," pungkasnya. (*/Ais).