Berita Regional
Apa Itu Ajaran Hakekok yang Disebut Aliran Sesat, Mandi Telanjang Bersama & Ditemukan Kondom
Apa itu ajaran Hakekok dan seperti apa situasi di permukiman mereka? Butuh waktu sekitar 4 jam untuk mencapai lokasi Cigeulis, Pandeglang, Banten
TRIBUNJATENG.COM, PANDEGLANG - Heboh penangkapan pimpinan dan anggota aliran sesat ajaran Hakekok Balakasuta di Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten pada Kamis (11/3/2021).
Apa itu ajaran Hakekok dan seperti apa situasi di permukiman mereka?
Tribun Banten (Tribunnews.com Network) pun mencoba menelisik lokasi tempat kelompok aliran Hakekok tersebut di Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang.
Butuh waktu sekitar empat jam dengan sepeda motor untuk mencapai lokasi kampung tempat kelompok Hakekok tersebut tinggal.
Baca juga: Inilah 5 Hasil Analisis MUI Terkait Aliran Sesat Ajaran Hakekok, Tak Hanya Ada di Pandeglang
Baca juga: Keluar dari Kerajaan Inggris, Pangeran Harry Berbekal Warisan Putri Diana, Segini Jumlahnya

Karena akses jalan yang terjal dan sempit, lokasi desa tempat aliran Hakekok tersebut hanya dapat dilalui sepeda motor atau berjalan kaki selama empat jam.
Sepanjang jalan menuju lokasi, hanya tampak perkebunan dan semak belukar.
Setiba di lokasi, terdapat sebuah perkampungan warga di Desa Karangbolong.
Perkampungan tersebut terbilang sepi. Jarak antar rumah sekitar 300 meter.
Sudah ada sejumlah polisi berjaga-jaga di kampung tersebut. Sementara, para warga memilih kumpul-kumpul di depan rumah.
Tampak pula satu rumah dengan garis polisi yang disebut warga rumah itu kediaman dari A, pimpinan aliran Hakekok.
Warga kampung tersebut menyatakan masih sangat takut untuk keluar lantaran pengamanan yang dilakukan oleh pihak kepolisian.
Pimpinan kelompok Hakekok berinisial A (52) dan 15 pengikutnya dijemput polisi di rumah masing-masing setelah ada laporan keresahan warga tentang ritual mandi bareng antara laki-laki dan perempuan hingga anak-anak tanpa busana dari kelompok tersebut.
Ritual mandi bareng tersebut dilakukan kelompok aliran Hakekok di sebuah tempat penampungan air area kebun sawit milik PT Gal.

Menurut polisi, A melaksanakan ritual mandi bareng bagian dari ajaran Balatasuta dengan mengadopsi dari ajaran Hakekok yang dibawa oleh almarhum E alias S.
Video ritual mandi bareng kelompok aliran Hakekok itu pun beredar di masyarakat.
Pimpinan Hakekok Tertutup
Imah (40) salah satu warga setempat mengaku sangat terkejut dengan penangkapan pimpinan Hakekok, A dan belasan pengikutnya pada Kamis kemarin.
Menurutnya, kejadian tersebut dilakukan pada siang hari menjelang sore.
"Kaget, karena saya juga tidak tahu ada apa sebenarnya. Posisinya disitu lagi ngejemur pakaian, tiba-tiba polisi datang dan menangkap," ujarnya saat ditemui di rumahnya di Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Pandeglang.

Menurutnya, A terbilang sosok yang tertutup. A terbilang sangat jarang keluar rumah dan tidak pernah mengikuti acara pengajian rutin yang dilakukan oleh warga sekitar.
A juga hampir tidak pernah bertegur sapa dengan warga.
"Sangat tertutup dan jarang bicara dengan kita. Untuk acara keagamaan saja bahkan tidak pernah," ucap Imah.
Ditemukan Kondom dan Kemenyan
Aparat Polres Pandeglang menemukan barang bukti dugaan aliran sesat saat penangkapan ini.
Barang bukti berupa keris, kemenyan hingga alat kontrasepsi ditemukan di rumah pimpinan aliran Hakekok berisial A (52) dan pengikutnya.
Belasan orang dari kelompok Hakekok tersebut diamankan karena diduga menjalankan aliran sesat di antaranya melakukan ritual mandi bareng di tempat terbuka.
"Kami menemukan pada saat pengamanan. Di situ ada alat kontrasepsi seperti kondom, keris dan kemenyan," ujar Wakapolres Pandeglang, Kompol Riky Crisma Wardana di Mapolres Pandeglang, Jumat (12/3/2021).
Riky mengatakan pihaknya masih melakukan rangkaian pemeriksaan terhadap 16 orang kelompok Hakekok ini serta mendalami temuan barang bukti alat kontrasepsi tersebut.
Diketahui, dari belasan orang yang diamankan itu ada beberapa yang berstatus telah menikah.
"Kami masih dalam pendalaman, untuk apa alat itu disimpan? Nanti kami akan kembangkan kembali apabila sudah menemukan jawabannya," ujar Wakapolres.
Dijaga Ketat Polisi

Aparat kepolisian dari Polsek Cigeulis dan Polres Pandeglang melakukan penjagaan di sekitar rumah pimpinan aliran Hakekok, A (52) di sebuah perkampungan di Desa Karangbolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Pengamanan polisi dilakukan menyusul beredarnya video ritual mandi dan kegiatan alliran Hakekok serta penangkapan terhadap A dan 15 pengikut alliran Hakekok di kampung tersebut.
Pantauan Tribun sejumlah aparat kepolisian terus berdatangan sejak pagi hingga siang.
Selain berdiri dan berjaga-jaga di sekitar rumah milik A, polisi juga bersiaga di sebuah gubuk milik warga di lokasi tersebut.
Pihak kepolisian di lokasi melakukan pengamatan dan memeriksa setiap ada warga luar yang hendak memasuki kampung tersebut.
Bahkan, warga kampung tersebut dilarang mendekat area rumah milik A untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Kapolsek Cigeulis Iptu Bayu Triatmoko menjelaskan kegiatan pengamanan ini dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan usai terungkapnya dugaan alliran sesat Hakekok yang dipimpin oleh A.
Di antaranya penyerangan atau perusakan rumah warga atau perbuatan melawan hukum lainnya.
Sejauh ini, masyarakat sekitar terbiang masih kooperatif dan tidak terprovokasi atas adanya dugaan aliran sesat kelompok Hakekok ini.
"Alhamdulliah sampai saat ini warga masih sangat kondusif. Akan tetapi perlu ada pengamanan yang ektra juga, oleh karena itu kami lakukan ini untuk antisipasi mobilisasi masyarakat," ujar Bayu di lokasi.
Ia menegaskan, temuan dugaan aliran sesat ini masih ditangani Polres Pandeglang sehingga belum dapat dipastikan ada tidaknya pelanggaran dilakukan kelompok Hakekok.
"Karena kan itu menjadi kewenangan dari pihak Forkopimda dan Polres Pandeglang yang melakukan pemeriksaan. Jadi kita tunggu saja," jelasnya.
Ia pun berpesan agar masyarakat tidak terprovokasi oleh hasutan maupun kabar tidak jelas yang disebarkan pihak-pihak tidak bertanggung jawab.
Hasil Analisi MUI
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pandeglang dan Banten turun tangan terkait munculnya aliran sesat bernama ajaran Hakekok.
Ajaran menyimpang ini mengemuka setelah belasan orang yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak mandi telanjang bersama di tengah perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Cigeulis, Pandeglang, Banten.
Mereka melakukan ritual tersebut untuk menyucikan diri lantaran tak kunjung mendapatkan kekayaan seperti yang dijanjikan.
Belasan orang lanjut usia campur remaja asal Pandeglang Banten duduk telanjang melakukan ritual hakekok. (Istimewa)
Berikut empat pernyataan dan analisis MUI terkait ajaran Hakekok:
1. Sudah nyatakan sesat
MUI telah menyatakan jika ajaran ini sesat dan menyimpang.
Salah satunya diketahui dari cara mereka melakukan ritual mandi telanjang bersama-sama.
"Jelas, kalau mandi ramai-ramai, telanjang kalau di ajaran agama sesat sudah. Kalau ramai-ramai di tempat pemandian sudah di luar syariah," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten A.M Romly, Jumat (12/3/2021).
2. Merekrut dengan iming-iming
Dari pengakuan pemimpin kelompok, ajaran itu melakukan komitmen dengan Imam Mahdi dan anggotanya dijanjikan kaya-raya.
Para pengikut, memang diiming-imingi kekayaan hingga hal-hal yang menggiurkan lainnya.
"Orang yang berkeyakinan pada ajaran itu berbagai cara untuk cari pengikut dengan iming-iming," kata Romly.
Beberapa di antara mereka yang tergiur dan mengikuti ajaran ini adalah masyarakat yang memiliki latar belakang persoalan ekonomi.
"Bisa jadi (faktor ekonomi). Yang jelas pengetahuan agama kurang," tutur dia.
3. Bukan hanya di Pandeglang
Ternyata, menurut MUI, ajaran Hakekok ini bukan hanya terdeteksi di wilayah Pandeglang.
Ajaran ini juga bukan baru saja muncul, tetapi sudah ada bertahun-tahun di desa tersebut.
"Itu bukan sekarang saja, dari dulu ada, di setiap daerah ada. Hakekok itu sudah dulu ada, cuma timbul tenggelam, tidak banyak pengikutnya," ujarnya.
4. Sudah pernah dibina namun muncul kembali
Ketua MUI Pandeglang Hamdi Ma'ani mengemukakan, pihaknya pernah melakukan pembinaan terhadap sejumlah warga yang meyakini ajaran tersebut.
Akan tetapi rupanya, muncul kembali ritual-ritual dari ajaran Hakekok.
"Sudah pernah dibina, sudah kondusif, muncul lagi sekarang di luar sepengetahuan kami," kata dia.
Mereka tiba-tiba muncul dengan melakukan ritual mandi telanjang bersama di tengah perkebunan sawit.
5. Pemimpin ingin bertobat
Pascaritual mandi telanjang bersama itu, polisi pun memeriksa sejumlah orang termasuk pemimpin kelompok Hakekok.
Menurut Hamdi, saat ditemui di Polres Pandeglang, pimpinan kelompok itu mengakui kesalahannya dan mengaku ingin bertobat.
"Dia merasa bersalah, siap dibenarkan, siap dibimbing dan dibina. Pengen tobat," kata Hamdi.
MUI, dalam kasus ini, akan menindaklanjuti dengan memberikan pembinaan khusus.
Sedangkan terkait proses hukum, diserahkan kepada pihak kepolisian.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Menelusuri Kelompok Hakekok Lakukan Ritual Mandi Bareng Tanpa Busana, Lokasinya di Area Kebun Sawit
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Soal Ajaran Sesat Hakekok, Ini 5 Analisis MUI
Baca juga: Link Manga One Piece Chapter 1007 Akazaya Ketemu Karakter Mengejutkan