Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ngopi Pagi

FOKUS: Tidak Mau Divaksin

SUDAH lebih dari lima juta warga Indonesia yang mendapat vaksinasi Covid-19. Angka tersebut merupakan jumlah warga yang telah mendapat dua kali vaksin

Penulis: Abduh Imanulhaq | Editor: iswidodo
tribunjateng/cetak/grafis bram kusuma
Abduh Imanulhaq atau Aim wartawan Tribun Jateng 

Ditulis oleh Wartawan Tribun Jateng, Abduh Imanulhaq

SUDAH lebih dari lima juta warga Indonesia yang mendapat vaksinasi Covid-19. Angka tersebut merupakan jumlah warga yang telah mendapat dua kali vaksinasi dan mereka yang baru sekali divaksin.
Secara terperinci hingga tanggal 13 Maret, jumlah masyarakat yang sudah divaksinasi dosis kedua mencapai 1.454.836 orang. Mereka adalah tenaga kesehatan dan petugas publik serta lansia yang mendapat prioritas.
Kemudian sebanyak 3.985.596 orang telah menjalani vaksinasi dosis pertama. Dosis kedua akan diberikan berselang dua minggu atau 14 hari.
Kita bersyukur ikhtiar memerangi pandemi corona ini terus berlangsung. Vaksinasi jelas bukan satu-satunya cara melawan penyebaran virus SARS-CoV-2 namun kehadirannya memperkuat fisik dan mental.
Tujuan utama melalui imunisasi ini terbentuk kekebalan kelompok atau herd immunity. Pada gilirannya menjinakkan serangan corona sehingga tak lagi destruktif merusak semua sendi kehidupan.
Tentu banyak pula yang bertanya kapan masuk daftar vaksinasi seperti mereka yang sudah menerimanya. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah meminta agar semua bersabar karena keterbatasan stok yang ada.
Ketersediaan vaksin Covid-19 di Indonesia menjadi kendala karena tak seimbang dengan target masyarakat yang akan divaksin. Hingga Juni mendatang, hanya ada 80 juta dosis yang bisa diberikan kepada warga.
Berarti dalam semester pertama tahun ini, 40 juta orang saja yang akan mendapatkannya. Padahal pemerintah menargetkan akan memberikan vaksinasi bagi 181,5 juta orang atau 70 persen dari populasi penduduk.
Menteri Budi menegaskan tancap gas vaksinasi akan dilakukan pada semester kedua mendatang. Saat itu, stok vaksin akan jauh lebih banyak dibandingkan sekarang.
Setidaknya, kita melihat kesungguhan negara dalam melindungi warga Indonesia dari pandemi ini. Memang masih terdapat pro-kontra mengenai vaksinasi tersebut, realitanya kebijakan sebaik apa pun pasti akan tetap mendapat resistensi.
Kita lihat polemik yang ada tidak saja menyangkut vaksinasi. Bahkan mengenai pandemi Covid-19 pun masih ada yang menyangsikannya.
Tak sedikit yang masih menganggapnya sebagai konspirasi elite global di bidang politik kesehatan. Ada pula yang menuding sebagai cara pemerintahan Jokowi mengendalikan oposisi.
Padahal sudah setahun virus tersebut menjadi fenomena dunia. Tidak hanya warga Indonesia yang mengalami pandemi melainkan juga negara-negara lain.
Bagi mereka yang memiliki anggapan demikian, kita doakan agar lekas terbuka mata dan hatinya. Karena wabah ini bersifat global, perlu kesatuan gerak dan langkah warga dunia menghadapinya.
Satu di antaranya melalui vaksinasi ini. Bagi yang menolak tidak merasa perlu diimunisasi dengan alasan apa pun, tak perlu dipaksa atau direpresi oleh pemerintah.
Jauh lebih banyak jumlah penduduk Indonesia yang menginginkan ikut vaksinasi. Tersebar dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas hingga ke Rote, dari dusun dan kampung hingga ke ibukota.
Target 70 persen dari jumlah penduduk akan mudah terpenuhi. Prioritas negara adalah memenuhi stok vaksin dan membuat daftar calon penerima secara transparan. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved