Berita Kendal

Petani Kendal Tolak Impor Beras: Sekarang Harga Gabah Cuma Rp 3300, Kalau Impor Jadi Berapa?

Sejumlah petani padi di Kabupaten Kendal dengan tegas menolak rencana pemerintah melakukan impor beras.

Penulis: Saiful Ma'sum | Editor: rival al manaf
TRIBUN JATENG/RIFQI GOZALI
Khaerudin (35) petani asal Desa Undaan Lor, kecamatan Undaan, Kudus membawa poster penolakan impor beras, Senin (15/1/2018). Sejumlah petani merasa khawatir jika impor tersebut berimbas pada turunnya harga gabah dari petani 

Penulis : Saiful Masum

TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Sejumlah petani padi di Kabupaten Kendal dengan tegas menolak rencana pemerintah melakukan impor beras.

Mereka khawatir harga gabah tingkat petani semakin turun drastis sehingga pendapatan tidak bisa menutup biaya produksi.

Akibatnya, kesejahteraan petani padi terusik karena tidak mendapatkan untung, justru merugi.

Petani padi di Bugangin Kecamatan Kota Kendal, Toharjo (60) menolak adanya rencana pemerintah impor beras.

Menurutnya, jika itu tetap dilakukan akan menambah penderitaan para petani.

Baca juga: Tilang Elektronik Resmi Diberlakukan di Purbalingga, Ini Dua Simpang Penempatan CCTV ETLE

Baca juga: Beberapa Petani di Tegal Alami Gagal Panen Karena Hal Ini

Baca juga: Tilang Elektronik atau ETLE di Sragen, Ini yang Harus Dilakukan Jika Mobil Atau Motor Telah Dijual

Baca juga: Pertemukan Inovator dari Seluruh Indonesia, Paragon Kembali Hadirkan Paragon Innovation Summit 2.0

Sehingga, petani padi hanya mendapatkan lelah bertani, sementara tidak mendapatkan keuntungan hasil produksi.

"Kalau ada impor (beras), rakyat bisa menjerit, terutama petani padi. Kami tentu menolak, (karena) bisa menghancurkan harga," terangnya saat merawat tanaman padinya yang roboh, Selasa (23/3/2021).

Petani lain, Qomariyah mengatakan, saat ini banyak petani padi yang merugi karena tanamannya terdampak cuaca ekstrem sejak beberapa bulan terakhir.

Banyak tanaman padi yang roboh dan terendam banjir sehingga produksinya kurang maksimal. 

"Saya punya lahan tanaman padi sekitar 6.800 meter persegi. Biasanya sekali panen bisa mencapai 4-5 ton. Kalau ini kemungkinan tidak ada 4 ton," katanya.

Selain itu, harga jual padi saat ini menurut Qomariyah tak kunjung naik. Pada musim panen pertama 2021 ini, harga jual gabah yang ia tahu tidak lebih dari Rp 4.000 per kilogramnya.

Harga jual ini jauh dari harapan petani yang mengharapkan Rp 4.500 - Rp 5.000 per kilogram gabah basah. Sehingga, pendapatan total petani tidak bisa menutup jumlah biaya produksi yang sudah dikeluarkan karena harga pupuk yang mahal.

"Sekarang harga gabah paling laku Rp 3.800 per kilogram. Sempat di angka Rp 3.300 per kilogram, dan harga paling tinggi bisa sampai Rp 5.000 per kilogram,"

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved