Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Pekalongan

100 Hari Program Prioritas Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan

Program Tribun Topik bersama tokoh di Jawa Tengah kali ini, Tribun Jateng akan membahas mengenai 100 hari program prioritas Wali Kota Pekalongan

Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG/INDRA DWI PURNOMO
GM bisnis Tribunjateng Heru Budi Kuncara (kiri) saat menyerahkan plakat kepada Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid 

TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Program Tribun Topik bersama tokoh di Jawa Tengah kali ini, Tribun Jateng akan membahas mengenai 100 hari program prioritas Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid untuk mewujudkan Kota Pekalongan mandiri.

- Setelah bapak terpilih menjadi Wali Kota Pekalongan apa hal pertama kali yang bapak lakukan?

Setelah menjadi Wali Kota Pekalongan dan dilantik ini sebetulnya, banyak hal yang yang akan kita lakukan dan sudah kita lakukan.

Hal yang sudah kita lakukan yaitu melanjutkan program yang kemarin saat saya menjadi Wakil Wali Kota. Tugas lebih berat setelah saya dinyatakan sah oleh KPU Kota Pekalongan.

Kota Pekalongan ini masih banyak PR, bahkan sebelum saya di lantik kemarin banjir akibat air hujan yang sudah rutin tiap tahun di Kota Pekalongan ini masih terjadi banjir. Lalu banjir air rob yang  terjadi pada tahun lalu sekitar bulan april-mei, ini masih berpotensi untuk terjadi lagi di Kota Pekalongan.

Lalu untuk pembangunan Pasar Banjarsari pasca kebakaran 3 tahun lalu, belum ada tanda-tanda keterkaitan MOU tentang pasar dan ini juga menjadi PR kita.

Kemudian yang menjadi perhatian kita selanjutnya, limbah di sungai yang disebabkan oleh obat batik, obat sablon, cucian jeansjeans juga masih terjadi. Banjir kemarin sempat heboh di Kota Pekalongan, bajir di kota Pekalongan ini bisa berwarna warni airnya ada yang merah ada yang biru, dan hijau. Jadi kita bagaimana supaya ekonomi tumbuh, tetapi tidak mencemari lingkungan dan yang terakhir ini adalah masalah sampah.

Bagaimana sampah di Kota Pekalongan Ini juga masih menjadi PR, TPA Kota Pekalongan gunungan sampahnya sudah 17 meter. Pada waktu saya masih menjadi wakil wali kota, dinas lingkungan hidup mengusulkan untuk penambahan perluasan area TPA, namun itu tegas saya tolak. Jangan solusinya melebarkan TPA, tetapi solusinya bagaimana mengurangi sampah yang sudah 17 meter ini.

Mudah-mudahan di periode Aaf-Salahudin kita ada upaya ada usaha dan terutama ada hasil, ini tidak bisa 1 tahun atau 2 tahun selesai. Tapi harus bertahap, bahkan satu periode pun belum tentu berakhir karena apapun usaha kita, keterbatasan anggaran dan sebagainya ini mudah-mudahan semuanya bisa diminimalisir.

- Problem yang saat ini dihadapi masyarakat Kota Pekalongan adalah banjir, apa langkah bapak untuk meminimalisir di kemudian hari?

Banjir ini hampir 11 tahun terjadi di Kota Pekalongan, tentunya tuntutan untuk kepala daerah baru sangat besar di masyarakat. Karena, pada waktu kampanye survei dari masyarakat untuk harapan kepada kepala daerah yang paling banyak adalah tentang penanganan banjir dan rob.

Memang, ini masalah kompleks di samping banjir dan rob, banjir ada beberapa faktor, pertama memang curah hujan yang setiap tahun semakin tinggi. bahkan hujan di tahun ini cenderung ekstrem makanya sudah sebulan lebih Kota Pekalongan terendam banjir.

Kedua karakter tanah, di kota Pekalongan di beberapa lokasi karakter tanahnya cekung. Satu-satunya jalan untuk mengatasi banjir yaitu di sedot dengan pompa. Pada tahun ini, Pemkot Pekalongan sudah anggarkan untuk penambahan stasiun pompa baru sebanyak 8 unit, mudah-mudahan bisabmengurangi debit air banjir di kota Pekalongan.

Ketiga, tentang penurunan muka tanah. Berdasarkan dari penelitian dari ITB dan  universitas yang lain, kami juga sudah konsultasi ke Belanda memang penurunan air tanah di Kota Pekalongan ini yang tertinggi di Indonesia bahkan di dunia. Kalau kita hanya diam, diprediksi 2035 Kota Pekalongan semua wilayahnya terendam banjir apabila terjadi musim banjir.

Tentunya itu tidak kami harapkan. Oleh karena itu, nawaitu, usaha, sinkronisasi dengan semua pihak fokus kepada pembangunan penanganan bencana yang ada di kota Pekalongan, semuanya harus dengan blueprint setiap tahun pembangunan harus nyambung selalu, jangan sepotong-sepotong atau pembangunan menyelesaikan di kelurahan B, kelurahan c, Kelurahan A, nanti itu juga terdampak untuk kita.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved