Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Banyumas

Kisah Masjid Tertua di Banyumas, Masjid Baitussalam Saka Tunggal, Dibangun Sejak 1288

Dinamakan Masjid Saka Tunggal, karena memang Masjid ini hanya mempunyai saka tunggal (tiang penyangga satu)

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah

Misalnya selama menunggu waktu salat Jumat, para jamaah masjid Saka Tunggal berzikir dan bershalawat dengan nada seperti melantunkan kidung jawa. 

Sampai saat ini Masjid Saka Tunggal tidak menggunakan pengeras suara. 

Meski demikian suara azan yang dilantunkan oleh empat muazin sekaligus, tetap terdengar begitu lantang dan merdu dari masjid ini.

Salah satu keunikan Saka Tunggal adalah empat helai sayap dari kayu di tengah saka.

Seorang pengunjung saat berada di Masjid Baitussalam, Saka Tunggal, Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jumat (16/4/2021).
Seorang pengunjung saat berada di Masjid Baitussalam, Saka Tunggal, Desa Cikakak, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jumat (16/4/2021). (TribunJateng.com/Permata Putra Sejati)

Empat sayap yang menempel di saka tersebut melambangkan 'papat kiblat lima pancer', atau empat mata angin dan satu pusat. 

Papat kiblat lima pancer berarti manusia sebagai pancer dikelilingi empat mata angin yang melambangkan api, angin, air, dan bumi. 

"Saka tunggal itu perlambang bahwa orang hidup ini seperti alif, harus lurus. 

Jangan bengkok, jangan nakal, jangan berbohong. 

Kalau bengkok, maka bukan lagi manusia," ujar Juru Kunci Masjid Saka Tunggal, Sulam (50) kepada Tribunbanyumas.com, Jumat (16/4/2021). 

Menurut juru kunci, Saka guru yang menjadi tiang utama masjid sama sekali tidak pernah di renovasi. 

Keaslian yang masih terpelihara terlihat dari ornamen di ruang utama, khususnya di mimbar khotbah dan imam. 

Ada dua ukiran di kayu yang bergambar nyala sinar matahari. 

Gambar seperti ini banyak ditemukan pada bangunan-bangunan kuno era Singasari dan Majapahit.

Kekhasan yang lain adalah atap dari ijuk kelapa berwarna hitam. 

Atap seperti ini mengingatkan bangunan pura zaman Majapahit atau tempat ibadah umat Hindu di Bali. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved