Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Pemimpin Kudeta Militer Myanmar Akan Sambangi Indonesia, Ternyata Myanmar Sangat Menyukai Negeri Ini

Walau begitu, tidak banyak yang tahu bahwa Myanmar disebutkan selalu menjadikan Indonesia semacam tumpuan?

Editor: muslimah
Kolase Reuters dan Wikipedia
Jenderal Min Aung Hlaing pemimpin kudeta militer Myanmar. 

TRIBUNJATENG.COM - Pemimpin kudeta militer Myanmar Min Aung Hlaing dilaporkan akan ke Indonesia pada 24 April 2021 ini.

Kedatangannya disebutkan untuk menghadiri KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

Mengutip dari reuters.com pada Minggu (18/4/2021), Min Aung Hlaing tidak sendiri. Beberapa petinggi negara ASEAN lainnya juga akan datang.

Namun kedatangan Min Aung Hlaing tentu lain cerita. Apalagi setelah apa yang dia lakukan terhadap pemimpin Myanmar lainnya.

Baca juga: Netizen Berhasil Kumpulkan Jejak Jozeph Paul Zhang yang Mengaku Nabi ke-26, Sudah Beraksi Sejak 2017

Baca juga: Kisah Sedih Penjual Es Degan Ditipu Pembeli, Pesanan 50 Bungkus Tidak Dibayar Motor Dibawa Kabur

Pada 1 Februari 2021 lalu, Min Aung Hlaing melakukan pergolakan dan menggulingkan pemerintahan terpilih yang dipimpin oleh juara demokrasi Aung San Suu Kyi.

Akibatnya 728 warga sipil Myanmar tewas dan membuat negara tetangga Indonesia itu jatuh dalam krisis militer.

Bahkan baru-baru ini, pasukan keamanan menembak dan membunuh dua pengunjuk rasa di kota tambang batu rubi Mogok, kata seorang penduduk.

Sementara beberapa bom kecil meledak di kota utama Yangon, melukai beberapa orang, lapor media.

Indonesia termasuk negara yang mengutuk insiden di Myanmar.

Walau begitu, tidak banyak yang tahu bahwa Myanmar disebutkan selalu menjadikan Indonesia semacam tumpuan?

Memang apa alasannya?

Dipaparkan oleh sejumlah ahli, ada beberapa alasan mengapa Indonesia menjadi tumpuan Myanmar.

Pertama, karena Indonesia punya pengalaman dalam mewujudkan transisi demokrasi dari rezim otoriter.

Sejak itu, Indonesia mampu melakukan pemilihan presiden secara langsung dengan sistem satu orang satu suara.

Fakta itu membuat negara-negara lain, khususnya negara yang memiliki rezim otoriter, menganggap Indonesia relatif sukses.

Halaman
12
Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved