Berita Kriminal
Tak Mau Diajak Menikah, Janda di Medan Disiksa Pacar, Lehernya Dirantai dan Ditusuk dengan Obeng
Seorang janda disekap oleh kekasihnya di Medan Sumatera Utara. Ia dirantai di lehernya lalu disiksa oleh pria.
"Beberapa bulan lalu, saya jaga jarak dengan pelaku. Tetapi pelaku nekat, mendatangi rumah orangtua saya dan menculik anak saya bernama dian (7) serta menjadikan anak saya sandera agar menuruti keinginannya."
"Bahkan anak saya Dian mengalami kekerasan dengan ditunjang dari atas lantai 2," beber korban.
Rina memaparkan, insiden kekerasan kepada anaknya berhasil dilaporkan ayahnya kepada pihak kepolisian.
Akan tetapi, pelaku semakin nekat melakukan penyiksaan dan bahkan akan membunuh seluruh keluarga korban, jika Rina tidak mau mencabut laporannya dan berdamai dengan pelaku.
"Saya takut sekali pak, tolong pak dampingi saya mengadu ke polisi. Kepala saya pecah, kaki dan sejumlah tubuh saya di tikam pakai obeng dan tang."
"Bahkan punggung saya dihantam pakai rantai besi ini," ujar korban sembari menunjukkan bagian lebam serta rantai besi yang terkunci gembok, melekat di lehernya layaknya seekor binatang.
Ditanya kepada Rina, keberadaan kunci gembok rantai besi yang melekat di lehernya.
Ia mengaku, kunci disimpan di bagian saku kantong celana pelaku.
Dengan berbagai macam cara, korban berhasil meloloskan diri hingga dirinya tidak memikirkan lagi membuka gembok tersebut.
Korban hanya fokus menyelamatkan nyawanya.
"Kuncinya dikantong sakunya pak. Biar saya ga lari. Pas dia terlelap tidur, saya kabur dengan rantai besi yang terkunci gembok dileher"pungkasnya.
Kata Ayah Korban
Dilokasi yang sama, Ayah Korban Sihar Simanungkalit (64) yang sebelumnya dijemput warga dari kediamannya di jalan Tangguk Bongkar 8 Tengah, Mandala, membenarkan kekerasan yang dialami putrinya.
Sihar Simanungkalit mengatakan, perilaku bejat pelaku diduga akibat mengonsumsi narkoba nekat mengancam dirinya serta melakukan kekerasan terhadap cucunya Dian.
"Kami orang miskin, mereka orang kaya pak, dulu cucu saya disiksa, dan laporan kami ke pihak polisi disuruh cabut. Boru saya ini bodoh pak, mau dia mencabut karena takut. Kalau saya sudah siap mati untuk berjuang," kata Sihar menangis histeris.