Eksklusif
Cerita WNI Situasi Parahnya Tsunami Covid-19 di India: Tempat Parkir Jadi Krematorium
Menurut penuturan Warga Negara Indonesia (WNI) di India Mohd. Agoes Aufiya, terdapat lahan parkir diubah alih fungsi menjadi krematorium
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Pelayanan kesehatan di India kolaps. Angka positif Covid-19 per hari menyentuh 400 ribu, sementara kasus meninggal dunia mencapai 3.421 per hari. Kondisi itu membuat tempat pembakaran jenazah atau krematoriun kolaps.
Menurut penuturan Warga Negara Indonesia (WNI) di India Mohd. Agoes Aufiya, terdapat lahan parkir diubah alih fungsi menjadi krematorium
"Yang sebelumnya berfungsi jadi tempat parkir menjadi tempat krematorium di luar bangunan. Ini yang dilakukan pemerintah saat ini untuk mengatasi lonjakan jenazah yang ada," tutur Agoes dalam talkshow Tribunnews.com, Sabtu (1/5).
Mahasiswa Jawaharlal Nehru University (JNU) ini mengatakan rumah sakit di New Delhi semuanya melebihi kapasitas atau overload. Pemandangan pasien ada di luar rumah sakit lantaran terlalu penuh pun dapat terlihat.
"Bahkan ada yang juga sampai meninggal dunia karena tidak tertangani. Dan dengan kenaikan angka masyarakat yang terdampak Covid dan meninggal dunia juga berpengaruh terkait yaitu jumlah krematorium," ucapnya.
Sehingga membuat antrean di krematorium. Karena itu pemerintah New Delhi berinisiatif untuk menambah ruang luar untuk kremasi."Yang mana saat ini begitu terbatas sebelumnya sempat terlihat antrean untuk kremasi atau pembakaran mayat," ucapnya.
Kemarin, India dilaporkan mencetak rekor harian kasus, yakni berada 3,2 juta kasus aktif dengan kasus kematian dalam 24 terakhir sebanyak 3.521. Para ahli menilai melonjaknya kasus di India disebabkan sejumlah faktor.Mulai dari faktor perilaku masyarakat yang abai, euforia berlebihan atas capaian vaksinasi di negara itu, sampai adanya varian mutasi ganda B1.167 yang diduga memiliki sifat lebih cepat menular.
Bagaimana kondisi di India saat ini?
Ya, saat ini di kota New Delhi tengah menjalani lock down di tingkat kota negara bagian sampai 3 Mei. Ini lock down perpanjangan kedua. Memang saat lock down ini kita tidak bisa ke luar rumah.
Bisa ke luar tapi tidak terlalu jauh. Hanya bisa di sekitar untuk beli barang-barang kebutuhan. Misalnya, beli sayur, beli beras, beli daging ayam, itu kita bisa diperbolehkan.Tapi kalau sampai kita ke luar rumah jauh, pergi ke mana, itu harus menggunakan e-pass atau izin elektronik. Dan melihat kondisi kasus Covid-19 saat ini dalam 24 jam terakhir bisa saya sampaikan terjadi pecah rekor kembali.
Yaitu dalam 24 jam terakhir 401.911 kasus baru, adapun kasus meninggal dalam 24 jam terakhir 3.521. Yang sembuh juga banyak 298.000an. Sehingga kasus aktif sekitar 3,2 juta.
Harus memiliki kartu e-pass untuk ke luar area?
Untuk belanja dekat rumah tidak perlu. Tapi kalau ke luar rumah lebih jauh naik mobil atau motor itu memang harus ada e-pass.
Bagaimana kebijakan terhadap WN India atau WN Asing?
Masjid 'Kapal Nuh' di Menteng: Berdiri di Belakang Dua Apartemen, Hanya Bisa Dilalui Pejalan Kaki |
![]() |
---|
Masjid Babah Alun di Kolong Tol (2-Habis): Dulu Tempat Prostitusi, Kini Jadi Tempat Orang Beribadah |
![]() |
---|
Melihat Masjid Babah Alun di Kolong Tol (1) : Bangunannya Akulturasi Tiongkok-Indonesia-Islam |
![]() |
---|
Siswa SMAN 6 Semarang Dipukuli Guru Ekstrakurikuler Basket hingga Luka-luka |
![]() |
---|
Wawancara Khusus dengan Menpora Soal Masa Depan Persepakbolaan Tanah Air |
![]() |
---|