Liputan Khusus
Liputan Khusus : Pasien Covid Kesulitan Cari Plasma Konvalesen, Inilah Penjelasannya
Beberapa pasien akut Covid-19 yang menjalani perawatan kemudian meninggal dunia, salah satunya disebabkan oleh keterlambatan memperoleh donor darah
Hal yang membuat Rudi bahagia, kondisi kakaknya sudah membaik setelah mendapat plasma konvalesen.
Tidak hanya Rudi yang berkisah bagaimana sulitnya mencari plasma konvalesen. Perempuan asal Kota Semarang, sebut saja Murni, juga mengalami hal yang sama. Bahkan, saking sulitnya mencari plasma konvalesen hingga membuat suaminya meninggal dunia.
"Dua hari sebelum suami meninggal posisi ada di ICU. Karena kata dokter kondisinya semakin drop. Lalu saya dikabari kalau suami butuh plasma konvalesen secepatnya. Kemudian saya coba cari dengan tanya saudara dan teman-teman," katanya.
Setelah cari di PMI Kota Semarang dan Solo tak ada akhirnya Murni mendapat info bahwa PMI Banyumas ada tersedia. "Karena golongan darah suami saya A, yang terdekat hanya ada di PMI Kabupaten Banyumas. Kemudian setelah berkoordinasi dengan keluarga, saya putuskan untuk ambil di sana," imbuhnya.
Tapi takdir berkata lain. Saat dalam perjalanan bawa plasma konvalesen dari Banyumas ke Semarang, ternyata sang suami yang berada di ICU meninggal dunia. Hati Murni hancur, karena harapan kesembuhan suami pupus.
"Sudah capek saya beberapa hari tidak tidur karena bantu mengurus suami. Tapi harapan itu muncul saat plasma konvalesen yang dibutuhkan suami saya sudah dalam perjalanan. Namun, plasma konvalesen belum sampai di rumah sakit, nyawa suami sudah tidak tertolong," jelasnya. (tim)
• Aparat Gerebek Hanoi Persembunyian Teroris KKB Papua Penembak Anggota Brimob, Ini Temuannya
Baca juga: Menlu Iran Batalkan Kunjungan gara-gara Bendera Israel Berkibar di Austria
• Babi Bermasker Tidur di Ranjang Gegerkan Warga Konawe Utara, Begini Penuturan Pemilik Rumah
