Berita Viral
Pasukan Setan Sudah Diturunkan untuk Berantas KKB Papua, Ternyata Punya Sejarah yang Melegenda
Pasukan Setan atau Batalyon Infanteri 315/Garuda (Yonif 315/Garuda) dikabarkan akan segera berangkat ke Papua dengan 400 prajuritnya
TRIBUNJATENG.COM - Kelakuan kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua dikabarkan terus mengganas.
KKB tak segan melukai warga, membakar rumah bahkan membunuh.
Aparat penegak hukum pun ikut tewas dalam pengejaran kelompok pemberontak tersebut.
Dikutip dari Tribun Timur, Satgas Nemangkawi dilaporkan sempat adu tembak dengan KKB Papua.
Baca juga: Viral Video ABG tanpa Busana Tawarkan Diri Rp 200 Ribu, Lelaki Muda Ikut Nongol Jadi Saksi Kunci
• Manchester City vs Chelsea Final Liga Champions, Live SCTV Malam Ini, Berikut Jadwalnya
Puncaknya terjadi di Kampung Maki, Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, Papua, Jumat 21/5/2021 pukul 12.30 WIT.
Saat itu anggota KKB Papua bawahan Lekagak Telenggen tewas.
TNI kemudian menguatkan tim mereka untuk kalahkan KKB Papua.
Pasukan Setan atau Batalyon Infanteri 315/Garuda (Yonif 315/Garuda) dikabarkan akan segera berangkat ke Papua dengan 400 prajuritnya.
Mereka ditugaskan operasi Satgas Pengamanan Perbatasan di Papua.
Memang tugas mereka hanya menjaga perbatasan.
Namun tidak mungkin mereka tidak bertemu dan berhadapan dengan KKB Papua yang semakin memperkuat pasukannya.
Melansir dari laman tniad.mil.id, Danrem 061/Sk Brigjen TNI Achmad Fauzi mendampingi Waasops dan Waaspers Kasad pada kegiatan kunjungan kerja ke Yonif 315/Garuda yang akan melaksanakan tugas ke Papua.
Kunjungan kerja Waasops Kasad Brigjen TNI Reza Fahlevi dan Waaspers Kasad Bid pembinaan Personel Brigjen TNI Hadi Basuki ke Mako Yonif 315/Grd yaitu dalam rangka memberikan pengarahan.
Dalam arahannya Waaspers Kasad Bidang Pembinaan Pers menyampaikan bahwa tidak semua satuan bisa melaksankan tugas operasi, dan itu suatu kebanggaan bagi semua Batalyon yang memiliki kesempatan tersebut yang mana tugas itu adalah salah satu tugas negara yang harus dilaksanakan bagi siapapun yang mendapatkan kesempatan.
“Salah satu Batalyon yang mendapatkan kesempatan dan kehormatan melaksanakan tugas operasi yaitu Batalyon 315/Grd, dan tugas tersebut tentunya menjadi kebanggaan bagi Batalyon 315/Grd, karena tugas operasi tersebut adalah satu kehormatan bagi satuan manapun termasuk Batalyon 315/Grd, “ tegas Brigjen Hadi Basuki.
“Oleh karena itu, siapapun yang mendapatkan kesempatan tersebut tentunya harus menjaga nama baik TNI-AD, termasuk Batalyon 315/Grd juga harus menjaga nama baik TNI AD, terutama nama baik Batalyon, yaitu melaksanakan tugas dengan baik dan benar, “ imbuhnya.
Selanjutnya ia berharap jumlah pasukan yang pulang sama dengan jumlah personel yang ditugaskan.
Mereka akan berangkat minggu ini, dan segera kembali awal Januari 2022.
“Jagalah kekompakan dan kewaspadaan di daerah penugasan, jangan melakukan pelanggaran. Ingatlah bahwa keluarga kita anak, istri dan orang tua kita menunggu di Rumah.
"Jangan beranggapan bahwa yang tidak berangkat tugas lebih enak dari kalian, karena merekapun juga sama, mereka tetap mempunyai tanggung jawab.” ungkapnya.
“Yang terakhir saya sampaikan, bahwa Komandan Batalyon yang saat ini ditunjuk oleh pimpinan harus mempersiapkan segala sesuatunya.
"Dalam penugasan dibutuhkan soliditas antara Danyon dengan anggota dan Staf, sehingga penugasan ke daerah operasi dengan misi yang sama yaitu berhasil dalam tugas dapat berjalan dengan lancar dan aman. Jadi diperlukan loyalitas dari anggota kepada komandannya,” pungkasnya.
Waasops Kasad juga menyampaikan mengenai proses persiapan personel, material, dan lainnya serta kesiapan akhir menyiapkan penugasan operasi ke Papua.
“Betul yang disampaikan oleh Waaspers Kasad bahwa berangkat 400 personel dan harus kembali 400 personel dengan selamat.
"Saya berharap dengan adanya pergantian personel dalam melaksanakan tugas jangan sampai terjadi salah komunikasi, bila ada pergantian tetap selalu jaga kekompakan, tuturnya.
“Saya ingatkan sekali lagi bahwa di daerah operasi jangan lengah dan harus tetap Waspada.
"Di daerah operasi apalagi pos-pos yang akan ditempati Batalyon 315/Grd adalah daerah rawan, saya ingatkan kembali patuhi semua perintah berdasarkan hierarki satu komando, “ungkapnya.
Arahan selanjutnya dari Danrem 061/Sk yang mengingatkan bagi semua Danpos agar tidak salah mengambil tindakan dalam memerintah anggotanya.
“Laksanakan tugas sesuai perintah komando dan jangan sekali-kali keluar dari niatan melaksanakan tugas yang akan berakibat pada kerugian personel maupun materiel serta satuan.
Jalankan dengan penuh disiplin dengan selalu berpedoman pada SOP penugasan operasi, “ harap Danrem.
Sekali lagi saya ingatkan tetap waspada dan jangan lengah, semoga kita selamat dan berhasil dalam tugas operasi,” pungkasnya.
Pasukan Setan yang Melegenda
Namanya adalah MA Sentot.
Di bawah komandonya, warga Sindangkerta, Indramayu, Jawa Barat sukses menantang tentara Belanda demi hari kemerdekaan RI.
Saat itu, meski diberondong peluru, warga Sindangkerta tetap melawan tanpa gentar.
"Hampir setiap hari suara peluru-peluru itu saya dengar," kata Asikin (80), seorang saksi sejarah, mengisahkan kepada Kompas.com pada Jumat (28/5/2021).
Menurut Asikin, MA Sentot memiliki kepandaian bertempur, diorganisir. Oleh karenanya, warga dididik dan dilatih taktik perang olehnya.
"Beliau (MA Sentot) itu orang Plumbon, Indramayu."
"Orangnya pandai dalam taktik perang. Berani. Ramah terhadap masyarakat."
"Kalau perang selalu terdepan membawa senapan atau tembakan sambil ditenteng ke depan," terangnya.
Sukses di Indramayu, MA Sentot membentuk laskar perjuangan bernama Pasukan Setan.
Pasukan itu dia gunakan saat perang gerilya.
Karena jumlah anggotanya banyak, maka mereka berhasil merampas senjata tentara Jepang dan Belanda.
Dengan modal senjata rampasan itu, Pasukan Setan dipimpin MA Sentot bergerilya melawan Belanda.
"Saya ingat, kejadiannya itu 1947 saat agresi militer Belanda kesatu."
"Beliau bersama pasukannya bernama Pasukan Setan tersebut melawan Belanda."
"Menembaki dari tempat-tempat persembunyian ketika tentara Belanda sedang patroli menggunakan mobil," kata Asikin.
Pergerakan Pasukan Setan mendapat perhatian tentara Belanda lainnya. Namun mereka tidak gentar.
Justru Pasukan Setan semakin menyerang tentara Belanda mati-matian.
Lalu puncaknya terjadi pada November 1947 di sekitar jembatan Bangkir.
Tentara Belanda menembaki dan melempari granat ke arah rumah warga dekat jembatan tersebut.
Akibatnya puluhan rumah terbakar dan mayat bergelimpangan.
Saat itu, Asikin melihatna seperti lautan api.
"Saya sangat jelas melihat keadaanya."
"Dilempar pake granat. Rumah-rumah warga terbakar dan asap hitam membumbung menyelimuti desa tersebut."
"Desa tersebut lautan api," terang Asikin menahan isak tangis.
Mendengar berita itu, MA Sentot langsung memimpin pasukan.
Karena mereka telah menguasai beberapa lokasi, pertempuran melawan Belanda pun tidak terelakkan.
Kini, MA Sentot sudah meninggal dunia karena sakit. Sementara beberapa anak buahnya juga sudah wafat.
"Sebelum tahun 2000 juga banyak teman-teman dan anak buah seangkatan Sentot telah wafat," kata Supali.
Tapi Supali tidak akan lupa ketika Pasukan Setan dengan gagak berani melawan tentara Belanda. (Intisari)