Liga Champions 2021
Dari Tuchel dan Thiago Silva Kita Belajar, Orang yang Disia-siakan Kelak Akan Meraih Kesuksesan
Dari Tuchel dan Thiago Silva Kita Belajar, Orang yang Disia-siakan Kelak Akan Meraih Kesuksesan
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: abduh imanulhaq
Dari Tuchel dan Thiago Silva Kita Belajar, Orang yang Disia-siakan Kelak Akan Meraih Kesuksesan
TRIBUNJATENG.COM - Thomas Tuchel dan Thiago Silva adalah dua orang yang sukses meraih gelar juara setelah dibuang dari klub lamanya.
Cerita ini berawal dari final Liga Champions musim lalu, saat Paris Saint Germain (PSG) tumbang melawan Bayern Munchen.
Kekalahan tersebut berimbas pada Pelatih PSG Thomas Tuchel dan kapten klub Thiago Silva,
Baca juga: Chelsea Juara Liga Champion Seusai Taklukkan Manchester City, Gol Perdana Kai Havertz Jadi Penentu
Baca juga: Catatan di Luar Nalar Kante yang Membuatnya Dinobatkan Sebagai Man of The Match Final Liga Champions
Baca juga: Pep Guardiola Tak Belajar di Laga Sebelumnya, Chelsea Juara Liga Champions Kalahkan Manchester City
Baca juga: Bermain Tanpa Garansi, Ini Penyebab Pep Guardiola Gagal Bawa Manchester City Juara Liga Champion
Setelah kalah dari Munchen, PSG membuang Thiago Silva dengan status bebas transfer.
Pemain asal Brazil ini kemudian merapat ke barisan The Blues Chelsea.
Setengah musim kemudian, giliran Thomas Tuchel yang pergi dari PSG.
Pelatih berkebangsaan Jerman tersebut menyusul Thiago Silva ke Chelsea untuk mengisi kursi pelatih yang sebelumnya ditempati Frank Lampard.
Beruntung bagi keduanya, setelah gagal musim lalu, kini Tuchel dan Thiago justru berhasil mempersembahkan trofi Liga Champions untuk klubnya.
Kemenangan ini pasti membuat kubu PSG merasa gelo alias menyesal lantaran membuang dua sosok penting di klubnya.
Laga final Liga Champions Man City vs Chelsea dihelat di Estadio do Dragao pada Sabtu (29/5/2021) atau Minggu dini hari WIB.
Chelsea berhak mengangkat trofi juara Liga Champions seusai mengalahkan Man City asuhan Pep Guardiola dengan skor tipis 1-0.
Gol penentu kemenangan Chelsea atas Man City dicetak oleh bintang muda timnas Jerman, Kai Havertz, pada menit ke-43.
Berkat kemenangan Chelsea ini, Thomas Tuchel juga sukses menyamai jejak pelatih Liverpool, Juergen Klopp.
Sebelum Tuchel, Klopp adalah satu-satunya pelatih yang berhasil mengalahkan Pep Guardiola tiga kali secara beruntun.
Hal itu dilakukan Klopp bersama Liverpool pada musim 2017-2018 dengan rincian dua kali di Liga Champions dan sekali di Liga Inggris.
Kesuksesan Klopp mengalahkan Guardiola tiga kali secara beruntun kemudian diikuti oleh Thomas Tuchel musim ini.
Sebelum final Liga Champions, Thomas Tuchel sukses mengantar Chelsea mengalahkan Man City asuhan Guardiola di semifinal Piala FA dan pekan ke-35 Liga Inggris musim ini.
Seusai membawa Chelsea menjadi juara Liga Champions musim ini, Tuchel kehabisan kata-kata untuk mengungkapkan rasa bahagianya.
Tuchel mengaku tidak menyangka bisa mendapatkan medali juara Liga Champions musim ini.
Sebab, musim lalu Tuchel "hanya" mampu mengantar Paris Saint-Germain menjadi runners up Liga Champions.
"Kami berhasil melakukannya. Saya tidak tahu apa yang saya rasakan sekarang." kata Tuchel dikutip dari situs BT Sport.
"Saya sangat bersyukur karena berhasil menjadi juara Liga Champions pada final kedua saya. Atmosfir berbeda saat ini, saya merasakannya," ujar Tuchel.
"Para pemain Chelsea sangat berjuang keras untuk menjadi juara musim ini. Kami bekerja seperti ingin meletakkan batu di sepatu para pemain Man City," ucap Tuchel.
"Kami meminta para pemain untuk tampil berani dan menciptakan peluang lewat skema serangan balik. Saya sangat bangga dengan pencapaian ini," tutur pelatih asal Jerman itu menambahkan.
Kemenangan Chelsea kali ini membuat dominasi pelatih asal Jerman di Liga Champions terus berlanjut.
Tuchel melanjutkan keberhasilan kompatriotnya, Juergen Klopp (Liverpool, 2019) dan Hansi Flick (Bayern Muenchen, 2020).
Dikutip dari situs Opta, ini adalah kali pertama Liga Champions dimenangkan dalam tiga tahun berturut-turut oleh tiga manajer berbeda dari negara sama.
Jalannya pertandingan Manchester City vs Chelsea
Berlaga di partai puncak Liga Champions, Man City dan Chelsea langsung tancap gas sejak wasit Antonio Miguel Mateu Lahoz meniup peluit babak pertama.
Kedua tim langsung saling menunjukkan permainan terbuka dan melancarkan intensitas serangan yang tinggi.
Serangan mereka kerap kali sampai ke kotak penalti sejak awal dan saling merepotkan pertahanan.
Namun, kedisiplinan dalam bertahan juga mampu mereka pertontonkan para penyerang sulit menembus.
Memasuki 15 menit jalannya pertandingan, Chelsea membuat peluang begitu berbahaya.
Mason Mount menerima umpan terobosan dari lini tengah.
Dia masuk ke dalam kotak penalti Man City dan mengirimkan cut-back.
Timo Werner kemudian dapat menyambut bola dengan tembakan sentuhan mendatar dari jarak dekat.
Sayang, upayanya mampu ditahan oleh Ederson Moraes yang tepat dalam posisinya.
Manchester City yang terlihat mendominasi lini tengah membuat beberapa pergerakan yang cukup berbahaya.
Akan tetapi, ancaman nyata baru muncul pada menit ke-27 ketika pergerakan Kevin De Bruyne di sisi kiri penyerangan The Citizens membuat pertahanan Chelsea kerepotan.
De Bruyne kemudian dapat mengirimkan crossing mendatar ke dalam kotak penalti The Blues yang dapat diterima Phil Foden.
Gelandang asal Inggris itu pun berhasil menyonteknya, tetapi Antonio Ruedriger yang menjaganya dapat melakukan blok krusial.
Si kulit bulat pun terpental sehingga peluang mencetak gol di depan mata Man City sirna.
Memasuki menit ke-35, kapten Chelsea Thiago Silva terlihat kesakitan. Sebab, dia sebelumnya terlihat jatuh usai duel udara dengan Foden.
Silva pun menandakan sinyal pergantian pemain dan akhirnya dia diganti oleh Andreas Christensen pada menit ke-39.
Sementara itu, Chelsea yang beberapa kali membuat peluang akhirnya mencetak gol pada menit ke-42.
Berawal dari umpan jauh Edouard Mendy ke arah Ben Chilwell, sang bek kiri lalu mengumpannya ke Mason Mount.
Mount yang melihat ruang di lini pertahanan Man City kemudian mengirimkan umpan terobosan akurat ke Kai Havertz.
Pemain asal Jerman itu pun langsung melakukan sprint yang tak bisa dikejar bek Man City dan melewati Ederson yang maju untuk menghalau bola.
Sukses melewati kiper Man City, Havertz mudah menceploskan bola dengan kaki kirinya ke gawang yang sudah kosong.
Ini merupakan gol perdana Kai Havertz di Liga Champions. Begitu spesial karena yang pertama dicetaknya di partai final.
Chelsea unggul 1-0 atas Man City dan keunggulan The Blues bertahan pada babak pertama.
Laga berlanjut, kedua tim terus menampilkan terbuka dan menyerang. Namun, baik Chelsea maupun Man City masih belum bisa membongkar pertahanan pada awal babak kedua.
Pada menit ke-56, terjadi benturan keras antara Kevin De Bruyne dan Antonio Ruedriger.
Insiden bermula ketika Ruedriger mencoba memotong bola, tetapi akhirnya bertabrakan dengan De Bruyne.
Kedua pemain pun terjatuh dan meringis kesakitan. Ruedriger diganjar kartu kuning karena dianggap melanggar.
Sementara itu, De Bruyne yang dihadang harus mendapat perawatan lebih lanjut dan akhirnya ditarik keluar dengan wajah bagian kiri yang memar.
Pemain asal Belgia tersebut digantikan oleh Gabriel Jesus (60').
Pada menit ke-69, Chelsea kembali menunjukkan pertahanan begitu kokoh.
Kali ini, Cesar Azpilicueta memotong umpan silang Riyad Mahrez yang mengarah ke Ilkay Guendogan di dalam kotak penalti Chelsea.
Bola pun diamankan sehingga Chelsea dapat menjaga keunggulan.
Tak hanya soal pertahanan, lini serang The Blues dapat kembali beraksi dan membuat ancaman.
Berawal dari Kante yang merebut bola di lini daerah Chelsea, The Blues kemudian melakukan serangan balik cepat.
Para pemain depan Chelsea saling berkombinasi dengan umpan-umpan pendek yang diakhiri dengan sepakan Chiristian Pulisic pada menit ke-73.
Sayang, tendangan sang gelandang serang masih menyamping ke sisi kanan gawang Ederson.
Di sisi lain, Man City yang masih tertinggal menambah daya gedor dengan memasukkan Sergio Aguero pada menit ke-77.
Dia menggantikan Raheem Sterling yang sepanjang laga ini terlihat di bawah performa terbaiknya.
Aguero pun dapat membuka peluang pada menit ke-85.
Masuk ke dalam kotak penalti Chelsea di sebelah kiri, sang striker melakukan eksekusi dengan chip ball.
Sayang, penempatan bolanya masih dalam jangkauan Edouard Mendy sehingga si kulit bulat dapat ditangkap.
Jelang akhir waktu normal, Man City kian mengurung Chelsea di daerah pertahanan sang lawan.
Namun, mereka masih selalu buntu, termasuk sepakan Mahrez yang melambung pada akhir laga.
Alhasil, keunggulan Chelsea tetap bertahan dalam waktu normal dan trofi Liga Champions 2021 resmi menjadi miliki The Blues.
Perlu diketahui, hasil ini praktis memupus asa Man City juara UCL untuk pertama kali dan memupus asa Guardiola untuk hat-trick Liga Champions.
Laga tersebut juga merupakan kali ketiga wakil Inggris saling bentrok di final Liga Champions setelah Chelsea vs Manchester United (2008) dan Liverpool vs Tottenham Hotspur (2019).
Bagi Man City, ini adalah final pertama sepanjang 141 tahun sejarah klub.
Adapun Chelsea melakoni final ketiganya di UCL dan berupaya meraih gelar kedua di kompetisi elite Benua Biru itu.
MANCHESTER CITY vs CHELSEA 0-1 (Havertz 42')
(*)
Dari Tuchel dan Thiago Silva Kita Belajar, Orang yang Disia-siakan Kelak Akan Meraih Kesuksesan