Berita Boyolali
Ruang Isolasi Pasien Covid-19 Asal Kudus di Donohudan Terpisah dengan dari Solo Raya
Pasien covid-19 asal Kudus yangakan dibedakan dengan pasien lain pada penempatan ruang isolasi di Asrama Haji Donohudan Boyolali.
TRIBUNJATENG.COM, BOYOLALI - Pasien covid-19 asal Kudus akan dibedakan dengan pasien lain pada penempatan ruang isolasi di Asrama Haji Donohudan Boyolali.
"Pasien Covid-19 asal Kudus kita konsentrasikan di gedung yang berbeda," kata Penanggung Jawab Isolasi Mandiri Orang Tanpa Gejala (OTG) Wilayah Solo Raya, Sigit Armunanto, Senin (7/6/2021).
Mereka menempati bangsal Mekkah yang tiap ruangnya bisa menampung lebih kurang 8 pasien.
Bangsal tersebut terpisah dengan 112 pasien asal Solo Raya yang sudah lebih dulu menjalani isolasi mandiri di Asrama Haji Donohudan.
Sigit mengungkapkan, ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan para pasien selama menjalani isolasi mandiri. Itu untuk memberikan kebahagiaan kepada mereka.
"Pagi diajak senam terus kemudian mereka kita beri tugas mandiri membersihkan kamar. Selain itu, juga kita ajak kerja bakti di sekitar gedung," ungkapnya.
Hiburan musik, sambung Sigit, juga disiapkan. Itu dilakukan seminggu sekali. Tiap hari Selasa atau Kamis.
"Kita undang grup musik akustik dari dinas setempat. Itu tetap menerapkan protokoler kesehatan," ucap dia.
"Tetap ada jarak. Mik kita sediakan sendiri (beda dengan yang dipakai grup akustik). Itu juga sudah kita sterilkan," tambahnya.
Kemarin Malam Ada 69 Pasien Masuk
Sebanyak 69 pasien corona gelombang pertama asal kudus tiba di Asrama Haji Donohudan, Minggu (6/6/2021) malam pukul 22.30.
Pasien berstatus orang tanpa gejala (OTG) itu akan menjalani isolasi di sana.
Sebanyak 69 warga tersebut datang dengan diangkut lima bus milik Polri dan dikawal jajaran kepolisian.
Begitu rombongan datang , satu persatu bus tersebut disemprot disinfektan oleh petugas serta mobil pengiring maupun pengawalnya.
Selanjutnya, kelima bus pengangkut pasien OTG langsung menuju gedung di sisi selatan Asrama Haji Donohudan guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut sebelum menjalani isolasi.
Hanya petugas yang menggunakan APD lengkap diizinkan untuk mendekati pasien yang dari Kudus.
Penanggungjawab Gedung Isolasi Asrma Haji Donohudan, dokter Sigit Armunanto menjelaskan, ke-69 warga Kudus itu terdiri dari 48 pria dan 21 perempuan.
"Seminggu menjalani isolasi, maka ke-69 warga Kudus tersebut akan menjalani tes swab PCR lagi untuk mengetahui kondisi kesehatannya apakah sudah sembuh atau belum," ujarnya kepada Tribunsolo.com, Senin (7/6/2021).
Ditanya apakah jumlah warga Kudus yang diisolasi ke Asrama Haji Donohudan akan bertambah, dokter Sigit mengaku disesuaikan dengan kondisi yang ada.
"Semua sesuai kondisi di lapangan. Besok (Senin) siang, rencanaya akan datang lagi sebanyak 30 orang. Namun kita berharap agar kondisi segera membaik dan pulih seperti sebelumnya.” ungkapnya.
Sebelum kedatangan warga Kudus OTG ini, lanjut dia, Gedung Isolasi Asrama Haji Donohudan sudah dihuni 112 warga dari kawasan Solo Raya.
Sedangkan total daya tampung seluruh gedung Asrama Haji ini sebanyak 872 orang.
Untuk pasien OTG asal Kabupaten Kudus ditempatkan di gedung tersendiri dan tidak bercampur dengan pasien isolasi sebelumnya.
Diharapkan, dengan isolasi di Asrama Haji maka mereka secepatnya sembuh dengan pengawasan dan pengobatan tim kesehatan yang memadai.
23 ASN Positif Covid-19 Dibawa Ke Donohudan
Sejumlah 23 aparatur sipil negara (ASN) beserta anggota keluarga yang terkonfirmasi positif Covid-19 dievakuasi ke Asrama Haji Donohudan, Boyolali, Senin (7/6/2021) siang.
Satu di antaranya Eka (25), Warga Kabupaten Kudus yang telah menyiapkan diri untuk menjalani isolasi mandiri di Donohudan.
Selama ini, Eka melakukan isolasi mandiri di rumahnya.
Walaupun sudah memiliki kamar sendiri, Eka memilih untuk dievakuasi ke Donohudan.
"Sebenarnya sudah isolasi mandiri di rumah, tapi dapat surat untuk ke Donohudan makanya saya pilih ke sana," ujar wanita yang bekerja di komplek perkantoran Mejobo Kudus.
Dia mempersiapkan diri dengan membawa baju dan tidak lupa vitamin untuk kebutuhan selama di sana.
"Ya persiapannya yang penting bawa baju dan vitamin," ujar dia.
Keberangkatannya ke Donohudan juga mendapatkan restu dari keluarganya dan tidak ada yang keberatan harus isolasi mandiri jauh dari rumah.
"Keluarga mendukung, tidak ada yang keberatan," ujarnya.
Dia menyampaikan, sudah terbiasa berpergian ke luar kota sehingga perjalanannya ke sana tidak ada masalah.
"Nggak apa-apa ke Donohudan, sudah biasa jalan-jalan," ujar dia.
Eka menyebutkan, terkonfirmasi positif Covid-19 sejak tanggal 3 Juni 2021 yang lalu.
Ketika itu beberapa teman kantornya positif, hingga akhirnya Eka menjalani swab dan hasinya positif.
"Awalnya teman yang positif, terus saya juga diperiksa ternyata positif juga," ujar dia.
Walaupun demikian, Eka merasa kondisi badannya baik-baik saja. Dia tidak merasakan ada gejala yang berarti.
"Gejala nggak ada paling kayak flu biasa," ujarnya.
Sementara itu, Plh Kepala Dinas Kesehatan Kudus, Masut menyampaikan, seharusnya ASN yang terdata untuk berangkat sebanyak 28 orang.
Namun, lima orang di antaranya sudah selesai menjalani isolasi mandiri dan telah dibuktikan dengan tes swab negatif.
Sehingga ASN beserta keluarganya yang dievakuasi ke Donohudan hanya sebanyak 23 orang.
"11 orang ASN, sisanya 12 orang keluarganya yang di antaranya enam orang masih anak-anak," ujarnya.
Menurutnya, bagi ASN yang sudah selesai menjalani isolasi mandiri dan telah swab dengan hasil negatif dibolehkan pulang.
"Kalau sudah selesai isolasi mandiri dan swabnya negatif sudah langsung kita jemput untuk pulang," kata dia.
Pasien Corona Sragen Sembuh
Sebanyak 15 pasien Covid-19 dari klaster Desa Pelemgadung, Kecamatan Karangmalang, kini telah kembali pulang ke rumah.
Mereka selama dinyatakan positif melakukan isolasi mandiri di Technopark Sragen.
Kepala Puskesmas Karangmalang, dr. Harris Almacca mengatakan, pasien tersebut telah selesai menjalani isolasi mandiri.
"Selesai isolasi pada tanggal 27 Mei lalu, semua sudah kembali pulang, tracing juga sudah ditutup," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (1/6/2021).
Warga sekitar, setelah ada kasus klaster tersebut meminta untuk diprioritaskan pemberian vaksin.
"ya kita usahakan, sekarang masih pendataan," tambahnya.
"Pelaksanaannya masih belum tahu, masih menghitung vaksin yang tersedia juga," ujarnya.
Meski begitu, vaksinasi masih diprioritaskan untuk lansia.
"Seperti kesepakatan pada rapat lintas sektor, kita musti sosialisasi sebelum pelaksanaan vaksin, agar antusias tetap terjaga," pungkasnya.
Kronologi Klaster Pelemgadung
Klaster corona di satu RT di Desa Pelemgadung, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen berawal dari satu warga yang meninggal karena corona.
Warga tersebut adalah lansia berinisial S.
S meninggal pada Senin (17/05/2021) lalu.
Kepala Puskesmas Karangmalang, dr. Haris Almacca mengatakan, Puskesmas kemudian bergerak cepat setelah ada temuan tersebut.
Tenaga kesehatan langsung melakukan swab massal kepada keluarga dan tetangga pasien.
"Kita lakukan swab massal kepada 135 orang, dan 19 diantaranya dinyatakan positif covid-19," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Selasa (25/05/2021).
Kepastian virus berasal darimana, Haris belum mengetahui secara pasti.
Namun, pada awal Mei lalu, terdapat lansia lainnya yang meninggal dunia setelah kedatangan keluarga dari Jakarta.
"Sebelumnya, diketahui terdapat lansia yang meninggal dunia, tak lama setelah kedatangan keluarga dari Jakarta, namun kita tidak melakukan tes, jadi kepastiannya dari mana, belum diketahui," jelasnya.
Meski, belasan warganya terpapar covid-19, RT tersebut tidak menerapkan aturan lockdown.
"Tidak diberlakukan lockdown, hanya dijaga dengan ketat oleh satgas jogo tonggo," tambahnya.
Agar penularan tidak semakin meluas, satgas covid-19 kecamatan meminta warga untuk menghindari aktivitas yang dapat menimbulkan kerumunan.
"Semua aktivitas yang mengumpulkan warga kita larang untuk sementara, kumpul-kumpul, arisan, yasinan, dan lainnya, hanya boleh shalat wajib di masjid, jika sudah selesai langsung kembali pulang ke rumah masing-masing," pungkasnya.
19 Orang Positif Corona, 4 Meninggal Dunia
Kasus corona di Sragen kembali bertambah, kini ada klaster Desa Pelemgadung, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen.
Menurut Kepala Puskesmas Karangmalang, dr. Harus Almacca mengatakan, total terdapat 19 warga terkonfirmasi positif covid-19 hingga Selasa (25/05/2021).
"Hingga saat ini di salah satu RT di Desa Pelemgadung, total terdapat 19 orang positif covid-19," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Selasa (25/05/2021).
Dari total pasien, 4 diantaranya dinyatakan meninggal dunia.
"4 orang meninggal itu Ibu S, Tuan P, Tuan S, serta yang terakhir Tuan S," tambahnya.
Kini, 15 warga lainnya sedang menjalani isolasi di Technopark, Sragen sejak 17 Mei 2021 lalu.
Sedangkan kondisi ke-14 warga dalam keadaan sehat, dan tanpa gejala.
Di Klaten Ada Klaster Halal Bihalal
Klaster yang muncul di Dukuh Ploso Arum, Desa Sekarsuli, Kecamatan Klaten Utara, Klaten karena halal bihalal.
Sebagai dampaknya tiga wilayah RT yang ada di RW 3 dan RW 5 diberlakukan lockdown.
Tim Ahli Satgas Covid-19 Klaten, Ronny Roekmito mengatakan, sejauh ini jumlah warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 imbas klaster halal bihalal sebanyak 23 orang.
"Sementara sampai Sabtu (22/5) kemarin ada 111 warga lainnya yang sudah menjalani tes swab," ucap dia kepada TribunSolo.com, Senin (24/5/2021).
Namun sampai sekarang hasil swab ratusan warga itu belum juga keluar.
"Hasilnya tesnya belum keluar. Semoga besok Selasa (25/5) hasilnya sudah bisa diketahui," harapnya.
Ronny mengatakan, pihaknya akan segera memindahkan warga yang terpapar Covid-19 ke dua tempat yang sudah disiapkan.
"Kami siapkan dua tempat untuk isolasi yakni di Hotel Edotel dan Rumah Retret Panti Semedi," katanya.
Alasan mereka akan dipindah karena ada gejala dan permintaan warga.
"Mereka sendiri yang meminta untuk dipindah ke sana supaya lebih nyaman saat menjalani isolasi mandiri," katanya.
Dengan itu, mala penularan Covid-19 di, Desa Sekarsuli terus meluas.
Ronny menjelaskan, kejadian bermula dari salah seorang warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 usai bepergian ke luar kota.
"Kami tahu dia ternyata positif Covid-19 pada 14 Mei 2021 kemarin setelah pulang dari luar kota. Diduga dia tertular dari sana," papar dia.
Menurutnya, penyebab meluasnya penularan Covid-19 karena yang bersangkutan tetap berinteraksi dengan warga lainnya meski positif Covid-19.
"Karena ada kegiatan halal bihalal maka langsung cepat menular ke warga lain."
"Sumber penularan terbesarnya ya dari itu," ungkapnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, dari 23 warga yang terpapar itu tersebar di 3 wilayah RT.
"Untuk rinciannya di RT 1 ada satu kasus, RT 2 ada 14 kasus, RT 3 ada lima kasus," teragnya.
Lockdown Sejak Senin
Sebanyak tiga RT di Dukuh Ploso Arum, Desa Sekarsuli, Kecamatan Klaten Utara, Klaten tutup sementara (lockdown) sejak Senin (18/5/2021).
Hal itu dilakukan menyusul ditemukannya empat orang dalam satu keluarga yang terkonfirmasi positif Covid-19.
"Mereka adalah warga asli sini," ungkap Penjabat (Pj) Desa Sekarsuli, Endang Sri Yanti saat ditemui wartawan di kantor desa Sekarsuli, Minggu (23/5/2021).
Lebih lanjut ia mengatakan, dari empat orang ini kemudian ada 20 warga lainnya yang tertular Covid-19.
"Saat ini 20 orang yang terpapar virus corona sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing," jelasnya.
Terkait riwayat penularan empat orang tersebut, kata dia, bukan karena bepergian ke luar kota.
"Mereka tidak pergi kemana-mana dan juga bukan pemudik," tegasnya.
Dia menambahkan, untuk warganya sedang menjalani isolasi mandiri akan mendapat bantuan logistik berupa beras.
"Kami akan memberi 10 kilogram beras kepada mereka yang sedang isolasi mandiri. Nanti yang akan mengantar logistiknya dibantu polisi dan TNI," katanya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Karantina di Asrama Haji Donohudan: Kamar Pasien Corona Asal Kudus Dibedakan