Berita Semarang
PK Satpam Mal Semarang Coba Hilangkan Nyawa Pakai Cairan Tiner, Berakhir Begini
PK (37) melakukan percobaan bunuh diri di kamar kosnya, Kampung Sekayu Temenggungan, Sekayu, Semarang Tengah,
Penulis: iwan Arifianto | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - PK (37) melakukan percobaan bunuh diri di kamar kosnya, Kampung Sekayu Temenggungan, Sekayu, Semarang Tengah, Kamis (10/6/2021) sekira pukul 18.30 WIB.
Korban melakukan upaya bunuh diri dengan menenggak cairan tiner.
Beruntung aksi nekat korban lekas diketahui oleh teman korban sehingganya nyawanya dapat tertolong.
"Iya betul kejadian itu tadi malam.
Saya sempat dibuat kaget atas kejadian itu," ujar pemilik kos, Mariana kepada Tribunjateng.com, Jumat (11/6/2021).
Dia menjelaskan, kejadian itu bermula saat ada teman korban mendatangi komplek kos-kosan miliknya.
Teman korban tersebut langsung menuju ke kamar kos korban yang berada di lantai 2.
Saksi tak langsung mendobrak pintu kamar korban melainkan minta tolong penghuni kos lainnya.
Saksi itu tahu korban hendak bunuh diri karena lihat status whatsapp korban.
"Inti statusnya WA-nya itu pamitan jadi dia langsung ke kamar kos korban.
Setelah itu baru mereka memanggil saya," katanya.
Dia menyebut, korban sempat kesakitan dengan memegang perut sembari terguling-guling.
Korban tak berteriak hanya diam saja menahan sakit.
Informasi yang diterima dari rekan korban, dua botol tiner telah ditenggak korban.
"Entah dua botol atau dua kaleng saya tak tahu pasti," jelasnya.
Dia mengaku, langsung menghubungi pihak RT selepas mendengar adanya upaya bunuh diri di kos miliknya.
Ketua RT lantas memanggil warga yang berprofesi sebagai perawat di RSUP Kariadi Semarang.
Perawat itu dengan cekatan memberikan pertolongan pertama terhadap korban.
Setelah itu korban dibawa ke RSUP Kariadi untuk perawatan medis lanjutan.
Warga dan pihak kepolisian sempat kesulitan mengangkat tubuh korban yang tinggi besar.
"Saat ini korban belum pulang ke kos lagi.
Sepertinya masih dirawat.
Kamar kos korban langsung saya kunci hingga sekarang," ujarnya.
Dia menuturkan, sepengetahuannya motif korban nekat melakukan aksinya tersebut lantaran urusan pekerjaan.
Korban setiap hari bekerja sebagai satpam di sebuah mal di Semarang yang tak jauh dari lokasi kejadian.
Korban juga baru nge-kos di tempat tersebut mulai tanggal 4 Juni kemarin.
"Bukan urusan cinta.
Korban juga sudah punya anak istri.
Kata temannya soal pekerjaan," terangnya.
Sementara itu, Kapolsek Semarang Tengah Kompol Gali Atmaja mengatakan, belum mengetahui motif korban melakukan aksinya tersebut.
Korban ditemukan di kamarnya dalam kondisi kesakitan akibat minum tiner.
Korban warga Pedurungan, Kota Semarang.
"Kami masih dalami korban juga masih dalam perawatan," katanya.
Kejadian percobaan bunuh diri di Kota Semarang beberapa kali terjadi.
Data dihimpun Tribunjateng.com, percobaan bunuh diri pernah dilakukan AS (28) warga Kandri, Gunungpati yang tinggal ngekos di Jalan Menoreh Selatan III Bendan Duwur, Senin (22/6/2020) sekira pukul 22.30 WIB.
Dia hendak melakukan bunuh diri dengan cara meloncat ke sungai Kaligarang dari atas jembatan Kretek Wesi Rt 5 Rw 4 Kelurahan Bendan Duwur Kecamatan Gajahmungkur Kota Semarang.
Alasan AS menceburkan diri ke sungai lantaran terbakar api cemburu melihat istri sirinya N (42) warga Kelurahan Sukorejo Kecamatan Gunungpati mendapat pacar baru.
Nyawa korban dapat ditolong berkat aksi para pemancing di pinggir sungai yang terjun melawan arus untuk menolong korban.
Kejadian berikutnya, BF (22) warga Kebumen , Jateng melakukan upaya bunuh diri dengan cara menenggak pembersih porselen merek WPC Selasa (3/11/2020),sekira pukul 13.00 WIB.
Korban karyawan minimarket Jalan Gajah Raya atau depan MAJT Jateng di Siwalan, Gayamsari, Kota Semarang.
Korban melakukan bunuh diri lantaran putus cinta.
Nyawanya dapat ditolong oleh para karyawan toko.
Psikolog RS Elisabeth Semarang, Probowatie Tjondronegoro mengatakan,persoalan bunuh diri jangan dianggap remeh.
"Bunuh diri satu orang pun sudah terhitung mengkhawatirkan sehingga perlu perhatian semua pihak," katanya.
Menurutnya, korban bunuh diri dipicu tekanan yang tak bisa diselesaikan sehingga memutuskan mengakhiri hidup.
Tekanan bisa didapat dari diri sendiri maupun lingkungan.
Apalagi di saat pandemi Covid-19 yang rentan terkena stres.
"Stres itu tak bisa dihindari semua itu tergantung individu dalam melakukan manajemen stres atau mengelola stres," jelasnya.
Dalam mengelola stres, kata dia, dapat dilakukan dengan menghindari sumber stres.
Dapat pula merubah persepsi sumber stres dengan rasa humor dan pribadi yang positif.
Kemudian merubah gaya hidup yang sehat dan menerima dukungan sosial yang datang.
"Banyak laki-laki yang melakukan bunuh diri karena tak bisa mengobrol dengan lingkungan sosial berbeda dengan wanita yang lebih terbuka dalam menceritakan masalah," paparnya.
Dia meminta perhatian lingkungan terkecil yakni keluarga agar selalu memperhatikan orang terdekat terkait sikap-sikapnya.
Terutama mengenali gejala stres dari perubahan sikap korban seperti cepat marah dan di luar sikap kewajaran lainnya.
"Perlu ada sikap asah peka dari lingkungan terdekat untuk berkomunikasi karena kuncinya komunikasi," ujarnya.
Individu juga dapat mengakses layanan kesehatan mental yang disediakan Pemerintah di berbagai platform media sosial.
"Tetapi jangan mengharapkan ke Pemerintah dulu melainkan asah peka dari lingkungan terdekat," tuturnya.
DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Berbagai saluran telah tersedia bagi pembaca untuk menghindari tindakan bunuh diri.
Warga Semarang dan Jawa Tengah bisa menghubungi RSJ Amino Gondohutomo Semarang telp (024) 6722565 atau RSJ Prof Dr Soerojo Magelang telp (0293) 363601.
(Iwn)