Berita Perbankan
Hari ini Nilai Tukar Rupiah di Pasar Spot Dibuka di Level Rp 14.235 per Dolar
Hari ini, Rabu (16/6/2021), nilai tukar rupiah di pasar spot masih dalam tekanan di awal perdagangan hari ini.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Hari ini, Rabu (16/6/2021), nilai tukar rupiah di pasar spot masih dalam tekanan di awal perdagangan hari ini.
Rupiah dibuka di level Rp 14.235 per dolar Amerika Serikat (AS).
Ini membuat rupiah melemah 0,07% dibanding penutupan Selasa (15/6) di Rp 14.225 per dolar AS. Pergerakan rupiah ini sejalan dengan mata uang di kawasan.
Hingga pukul 09.00 WIB, pergerakan mata uang di Asia cenderung dalam rentang sempit. Pelemahan terbesar di cetak peso Filipina yang anjlok 0,22%.
Berikutnya, baht Thailand koreksi 0,07% dan won Korea Selatan tertekan 0,06%. Kemudian, ringgit Malaysia melemah 0,045 terhadap dolar AS.
Selanjutnya, yen Jepang terdepresiasi 0,02% dan dolar Hong Kong turun tipis 0,006% pada perdagangan pagi ini.
Sementara itu, yuan China menjadi mata uang dengan penguatan terbesar di Asia setelah melonjak 0,04%. Diikuti, dolar Singapura dan dolar Taiwan yang sama-sama menguat 0,01% terhadap the greenback.
Kemarin, Selasa (16/6/2021), nilai tukar rupiah dibuka melemah ke Rp 14.215 per dolar AS
Rupiah turun 0,09% jika dibandingkan penutupan perdagangan kemarin di level Rp 14.203 per dolar AS.
Dilansir Kontan.co.id, pergerakan nilai tukar rupiah diprediksi akan terbatas dan cenderung konsolidasi sampai muncul hasil rapat The Federal Open Market Committee (FOMC) pada Kamis (17/6/2021).
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengatakan, rupiah melemah karena data survei konsumen AS atawa prelim consumer sentiment yang rilis di akhir pekan lalu naik ke level 86,4.
Angka tersebut, lebih tinggi dari proyeksi di 84,1 dan data sebelumnya di 82,9.
Ilustrasi nilai tukar rupiah. Dalam artikel mengulas tentang nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot yang dibuka melemah ke Rp 14.215, Selasa (15/6/2021).(KONTAN/Carolus Agus Waluyo)
Sementara itu, fokus pelaku pasar di pekan ini tertuju pada rapat FOMC.
"Pelaku pasar sedang menanti sinyal The Fed untuk melakukan tapering karena mempertimbangkan inflasi AS yang naik dan tingkat pengangguran yang turun di bawah 6 persen," kata Josua.
Layanan Perbankan Digital Meningkat selama Pandemi Bank Makin Sadar Perubahan Perilaku Masyarakat |
![]() |
---|
Wall Street Naik Didorong Penguatan Nvidia |
![]() |
---|
Rupiah Diprediksi Berpotensi Melemah Hari Ini, Inilah Penyebab |
![]() |
---|
Merchant Pengguna QRIS Tembus 12 Juta |
![]() |
---|
Alasan Kenapa Keuangan Syariah Tetap Tumbuh Baik di Tengah Pandemi Covid-19 |
![]() |
---|