Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Disperindag Jateng: Kenaikan Harga Sayur Tidak Ada Kaitannya dengan PPKM

Beberapa hari terakhir, sejumlah pedagang bahan pokok di Kota Semarang mengeluhkan kenaikan harga sayur.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG/IDAYATUL ROHMAH
Pedagang sayur di Pasar Karangayu Semarang, Selasa (22/6/2021). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Beberapa hari terakhir, sejumlah pedagang bahan pokok di Kota Semarang mengeluhkan kenaikan harga sayur.

Pasalnya, harga sayur terus melonjak terutama pada sayur-sayuran hijau.

Terlebih sejak diberlakukannya pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) hingga dilakukannya pengetatan di sejumlah daerah di Jawa Tengah, para pedagang menyebut harga sayuran pun semakin meningkat terpantau di Pasar Karangayu Semarang Selasa (22/6) dan Pasar Peterongan Semarang Rabu (23/6).

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah Arif Sambodo mengatakan, adanya PKM tidak memengaruhi naik ataupun turunnya harga sayuran.

Menurutnya jika memang mengalami perubahan harga, ada indikasi lain yang menjadi penyebab kenaikan harga tersebut.

"Adanya PKM itu yang pasti tidak memengaruhi harga sayur karena tidak ada pemasok sayur yang tidak diberi akses masuk.

Dimungkinkan ada indikasi lain. Mungkin memang permintaannya tinggi atau mungkin karena belum masa panen," kata Arif saat dihubungi tribunjateng.com, Kamis (24/6/2021).

Arif memaparkan, jenis sayur-sayuran saat ini bukanlah satu kebutuhan pokok yang menjadi sorotan Disperindag Jawa Tengah.

Namun ia menekankan, pihaknya akan melakukan operasi pasar untuk memastikan harga sayur yang naik dalam beberapa waktu terakhir.

Ia pun menegaskan, apabila benar mengalami kenaikan harga, justru menjadi kabar baik bagi para petani sebab sebelumnya kata dia, para petani mengeluhkan anjloknya harga sayuran.

"Disperindag sendiri belum mengecek dan kami tidak mengecek setiap harinya karena bukan sasaran atau bukan bahan pokok.

Tapi besok coba kami lihat kenaikannya.

Andai kata terjadi kenaikan itu bagus karena kemarin ketika lebaran petani sayur banyak yang protes harga turun sekali. Sekarang kalau naik (justru) bagus, asal tidak terlalu fantastis karena masalahnya sayur itu mudah busuk, tidak bisa ditimbun," paparnya.

Sebelumnya, sejumlah pedagang menyebut harga sayur mengalami kenaikan.

Di antaranya, Isa pedagang di Pasar Karangayu Semarang memaparkan, kenaikan harga terjadi hampir pada semua jenis sayur.

Disebutnya, harga sawi saat ini Rp 12 ribu/ikat, kacang panjang Rp 12 ribu/ikat, terong Rp 7 ribu, dan kenikir Rp 7 ribu/ikat.

Di samping itu kata dia, wortel dibanderol Rp 12 ribu perkilogram dan harga tomat kini naik menjadi Rp 10 ribu perkilogram.

Hal senada diakui Eko (46) pedagang lainnya.

Eko memaparkan, kenaikan harga terakhir dalam waktu hampir satu pekan ini.

Menurutnya, sejak dilakukan penutupan sejumlah ruas jalan di Kota Semarang dan PKM di sejumlah daerah, harga sayur turut mengalami lonjakan.

Terutama yakni sayur-sayuran hijau seperti sawi pakcoy dan kacang panjang.

Sayur-sayuran tersebut mengalami kenaikan rata-rata Rp 2 ribu/ikat.

"Sejak dua hari lalu, selama ada penyekatan jalan itu banyak kenaikan harga karena sayur mayur rata-rata dari daerah lain, otomatis pasokan tersendat.

Seperti sawi pakcoy ini yang harganya semula Rp 6 ribu menjadi Rp 8 ribu, kacang panjang sebelumnya Rp 10 ribu menjadi Rp 12 ribu," sebut Eko, Selasa (22/6).

Eko melanjutkan, kenaikan harga pada beberapa jenis sayur ini dirasa memberatkan bagi pedagang dan turut berdampak pada pembeli.

Terlebih di tengah pandemi Covid-19 ini, menurutnya banyak orang kesulitan dalam perekonomiannya.

"Jangankan naik Rp 2 ribu, naik Rp 1 ribu saja di hari-hari seperti ini sudah sangat memberatkan orang.

Saya juga mengambil tidak terlalu banyak," ujarnya. (idy)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved