Cerita Fabel

Fabel Kisah Itik Buruk Rupa yang Terlahir Berbeda

Namun betapa terkejutnya sang ibu saat melihat bayi bebeknya memiliki bulu hitam, jelek dan berukuran besar alias bongsor. Bayi bebek lainnya pun berk

Penulis: Jen | Editor: abduh imanulhaq
Amazon.com/ The Ugly Duckling
Fabel Kisah Itik Buruk Rupa yang Terlahir Berbeda 

Fabel Kisah Itik Buruk Rupa yang Terlahir Berbeda

TRIBUNJATENG.COM - Berikut cerita fabel Itik Buruk Rupa, cerita fiksi anak bebek yang terlahir berbeda dengan kawanannya.

Di suatu hari yang cerah, di tepian danau yang jernih, rumput dan pepohonan tumbuh rimbun.

Angin bergerak sepoi-sepoi menggoyang ilalang. Terlihat dari balik ilalang, seekor bebek betina sedang mengerami lima telur.

Ia menunggu dengan sabar dan hati yang riang gembira, sembari bernyanyi "kwek kwek kwek".

Pagi itu adalah hari ke-28 induk bebek mengerami telurnya. Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba, telur-telur itu menetas.

Baca juga: Ini Sejarah Bikini Bottom Tempat Tinggal Spongebob, Berlokasi di Bawah Samudera Pasifik

Baca juga: Zacaton Sumur Terdalam di Dunia yang Mematikan hingga Ilmuwan Gunakan Robot Penyelam

Baca juga: Doraemon Berkaca-kaca Lihat Nobita dan Shizuka Menikah, Film Stand By Me 2 Jadi Trending

Baca juga: Mengenal Palung Mariana, Tempat Terdalam Bumi Dijuluki Kegelapan Abadi

Satu per satu anak bebek yang lucu keluar dari cangkangnya. Mereka berbulu kuning lembut dan rupawan.

Bayi-bayi itu tampak senang saat melihat dunia luar.

"Wah betapa indahnya langit biru dan pepohonan hijau. Dunia ini begitu besar," tutur salah satu anak bebek.

Namun di tengah kebahagiaan itu, sang induk bebek merasa ada yang aneh. Pasalnya masih ada satu telur berukuran besar yang belum menetas. Sang ibu pun kembali mengerami satu telur besar itu.

Hari demi hari berganti. Langit tiba-tiba mendung padahal belum musim hujan. Induk bebek pun takut telur terakhirnya tidak menetas karena cuaca berubah.

Selang beberapa hari, cangkang telur besar itu mulai pecah.

Namun betapa terkejutnya sang ibu saat melihat bayi bebeknya memiliki bulu hitam,  wajah yang jelek serta tubuh berukuran besar alias bongsor.

Bayi bebek lainnya pun berkata,, "betapa jeleknya kamu. Kamu berbeda sekali dengan kami, yang berbulu kuning".

Induk bebek segera memeluk anak bungsunya itu dan memarahi anak lainnya.

**

Keesokan harinya induk bebek mengajari anak-anaknya berenang di danau. Di sana mereka bertemu dengan keluarga bebek lainnya.

Keluarga bebek pun menertawai itik buruk rupa tersebut.

"Kenapa bayimu jelek sekali kwek kwek kwek," tawa mereka.

Tidak hanya tertawa, bebek bebek keluarga lain mengelilingi itik buruk rupa itu. Mereka menertawakan ukurannya yang besar dan wajahnya yang jelek.

Mereka juga mematuk itik buruk rupa itu.

"Jangan berlaku kasar terhadap anakku. Dia tidak menyakiti kalian. Dia tidak melakukan kesalahan apapun," bela sang ibu kembali memeluk si itik buruk rupa.

"Ibu apa buluku bisa berubah menjadi coklat sepertimu saat aku besar nanti?" tanya itik buruk rupa.

Ibunya pun hanya mengangguk karena tidak yakin anaknya akan berubah menjadi cantik.

Ibu bebek lantas mengajari semua anaknya berenang. Termasuk itik buruk rupa. Tak disangka, itik buruk rupa itu bisa sedikit terbang dan membuat ibunya terpana. 

"Tapi bagaimanapun dia teteap bebek jelek," kelakar seekor bebek dewasa membuat seluruh bebek di danau tertawa. 

***

Hari demi hari menjadi sangat berat bagi itik buruk rupa. Itik buruk rupa seringkali memandangi melihat bulunya yang berwarna hitam, sedangkan kakak-kakaknya berwarna kuning.

Kakak-kakaknya pun mulai sayang dengan itik buruk rupa dan mencoba menghiburnya. 

Musim hujan mulai turun, itik buruk rupa kerap menangis diam-diam.

Hingga suatu hari, ia memutuskan untuk kabur ke daerah rawa-rawa. Air di rawa-rawa di desa sebelah  berwarna gelap sehingga dia tidak bisa bercermin.

Dengan begitu, hati itik buruk rupa akan merasa tenang.

Dalam perjalanan menuju rawa-rawa, ia juga bertemu bebek-bebek lain. Mereka mematuki itik buruk rupa yang berkeliaran sendiri tanpa ibunya.

Bebek kecil itu pun berlari kencang menerjang hujan. Ia mencari tempat bersembunyi di sebuah rawa yang gelap.

Musim hujan menjadi musim yang berat bagi itik buruk rupa. Di usianya yang masih kecil ia harus mencari makan sendiri.

Sementara itu ibu bebek juga menangis mencari anak bungsunya yang hilang.

Tapi itik buruk rupa mulai nyaman tinggal di rawa-rawa. 

Hingga suatu hari, matahari muncul dengan cerah.

Hari mulai hangat, musim telah berganti.

Air rawa pun berubah menjadi hangat. Itik buruk rupa itu berenang.

Dari langit timur, tetiba dia mendengar kawanan burung bernyanyi.

Kawanan burung itu terbang di atas rawa tersebut.

Itik buruk rupa dibuat terpesona dengan leher panjang seputih salju burung-burung tersebut.

Diam-diam, itik buruk rupa membuntuti kawanan burung cantik tersebut yang terbang menuju danau.

Di danau, itik buruk rupa bersembunyi karena takut bertemu dengan kawanan bebek yang sering menghinanya.

Namun keberadaannya diketahui oleh salah satu anggota kawanan burung putih cantik tersebut.

"Siapa kau?" tanya burung cantik berleher panjang.

"Aku... Aku...mmmmm Bebek-bebek memanggilku itik buruk rupa," jawabnya terbata-bata.

"Kenapa kamu bersembunyi?"

"Aku takut bertemu mereka. Mereka akan mematukku karena ketika lahir aku adalah itik hitam berbadan besar,"jawabnya.

Burung cantik itu pun menarik paksa itik buruk rupa untuk keluar dari persembunyiannya dan ikut berenang di danau.

" Sekarang coba kamu bercermin"perintah burung cantik itu.

Itik buruk rupa melihat ke air di bawahnya dan ia melihat banyangan dirinya.

Ia melihat bayangan dirinya di air yang jernih.

itik buruk rupa melihat wajahnya di air danau
itik buruk rupa melihat wajahnya di air danau (made 4 kids TV)

Ia bukan lagi si itik buruk rupa. Ia menjadi angsa putih yang indah. Selama berbulan-bulan bersembunyi di rawa, ia tidak menyadari jika bulunya sudah berubah.

"kamu bukan lah bebek buruk rupa. Kamu adalah angsa," tutur burung-burung cantik yang tak lain adalah angsa.

"Aku tidak pernah merasa sebahagia ini selama menjadi itik buruk rupa," tuturnya.

Itik buruk rupa pun merasa senang karena dia sudah berubah menjadi angsa putih yang cantik.

Bebek-bebek pun tak menyangka jika itik buruk rupa yang mereka hina selama ini adalah anak angsa yang kini tumbuh sangat cantik dan mempesona.

Induk bebek dan saudaranya pun merasa senang mendengar kabar anak bungsunya berubah menjadi angsa yang sangat cantik.

(*)

Sumber: Tribun Jateng
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved