Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Tiap Seminggu Ada 2 Anak Positif Covid-19 Meninggal, 67,3 Persen Tanpa Gejala

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat tiap satu minggu terdapat dua anak positif covid-19 meninggal.

Editor: m nur huda
Ilustrasi Parapuan Foto 2021-06-20 07:00:23
Cara orangtua menjaga anak agar terhindar dari covid-19 dan tetap bisa bermain 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat tiap satu minggu terdapat dua anak positif covid-19 meninggal. 

Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman B Pulungan mengatakan, angka anak positif covid-19 meninggal tersebut merujuk pada data yang dihimpun jejaring dokter anak se-Indonesia itu sejak 14 pekan lalu.

"Setiap minggu ada dua anak yang meninggal," kata Aman dalam webinar Kajian Kesiapan Pembelajaran Tatap Muka di Provinsi DKI Jakarta yang disiarkan secara live di kanal Youtube Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI), Sabtu (26/6/2021).

Baca juga: Jumlah Anak Terpapar Covid-19 di DI Yogyakarta Mencapai 6.663 Anak, Ruang ICU Terbatas

Baca juga: Vitamin untuk Pasien Covid-19 OTG dan Bergejala Ringan yang Isolasi Mandiri

Baca juga: Beredar Isu WHO Tetapkan Indonesia Negara High Risk Covid-19, Ini Faktanya Menurut Kemenkes

Baca juga: Ribuan Warga India Jadi Korban Vaksin Covid-19 Palsu Berisi Air Garam, 2 Dokter Ditangkap

Aman menerangkan, hingga saat ini jumlah anak yang terinfeksi Covid-19 sebanyak 12,3 persen dari kasus kumulatif nasional.

Sebanyak 2,5 persen di antaranya merupakan anak usia 0-5 tahun, sementara 9,5 persen lainnya merupakan anak usia 6-18 tahun.

Aman memprediksi saat ini jumlah anak yang terinfeksi Covid-19 sudah sekitar 200 ribuan. Namun, jumlah yang terdaftar di IDAI hanya sekitar 100 ribuan anak.

"Berarti banyak sekali anak-anak ini belum terdeteksi dan bisa tiba-tiba datang ke IGD, parah, dan meninggal," kata Aman.

IDAI kata Aman telah memantau kasus-kasus Covid-19 pada anak sejak wabah yang menjadi pandemi global itu melanda pada 2020 silam.

Mereka pun mandiri mengumpulkan data dari seluruh jejaring dokter anak se-Indonesia.

Data tersebut, terus memutakhirkannya saban Senin ketika para anggota IDAI berkumpul setidaknya selama dua jam.

"Kebetulan kita mengikuti setiap Minggu, sejak Maret 2020 setiap hari Senin seluruh ketua cabang IDAI dengan PIC kita kumpul minimal 2 jam membahas, karena kita tidak dapat data dari pemerintah, akhirnya kita dapat data dari seluruh dokter anak," ujarnya.

Mulanya kata Aman, banyak pihak yang menyebut bahwa Covid-19 tidak bisa menginfeksi anak-anak dan mereka tidak bisa meninggal karena virus ini.

IDAI bahkan sempat dituding sebagai organisasi masyarakat (Ormas) yang menyebarkan ketakutan.

Namun, pada kenyataannya grafik data anak yang terpapar Covid-19 terus naik dan tidak menunjukkan adanya penurunan.

Selain itu, dari grafik tersebut juga tidak menunjukkan adanya gelombang kedua.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved