Berita Salatiga

Garapan Detail dan Nampak Real, Hartanto Warga Salatiga Ubah Limbah Kaleng Bekas Jadi Miniatur Bajaj

Banyaknya limbah kaleng mengilhami Hartanto (48), warga Kelurahan Kalicacing, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga membuat miniatur bajaj.

Penulis: M Nafiul Haris | Editor: moh anhar
TRIBUN JATENG/M NAFIUL HARIS
Hartanto saat mengerjakan pesanan miniatur bajaj di rumahnya Jalan Jenderal Sudirman 154, Kota Salatiga, Senin (28/6/2021). 

Penulis: M Nafiul Haris

TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Selain  plastik, limbah kaleng bekas menjadi salah satu limbah yang banyak dijumpai, terutama pasca musim lebaran Idul Fitri. 

Selain itu, limbah kaleng juga merupakan salah satu limbah yang tidak bisa diurai secara alami atau anorganik karena terbuat dari lembaran baja, kemudian disalut dengan timah. 

Berawal dari melihat banyaknya limbah kaleng, terutama biskuit seusai lebaran Idul Fitri mengilhami Hartanto (48), warga Kelurahan Kalicacing, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga membuat miniatur bajaj. 

Menurutnya, limbah kaleng bekas biskuit dipilih karena memiliki tekstur yang lebih kasar sehingga sesuai dengan kebutuhan pembuatan miniatur bajaj. 

Baca juga: Cegah Penyebaran Covid-19, PMI Solo Semprotkan Cairan Disinfektan dari Sampah Organik

Baca juga: Di Depan Polisi, Seperti Ini Pengakuan Pengemudi Pajero yang Aniaya Sopir Truk, Emosinya Terpancing

Baca juga: Cara Buat Meeting Online Lewat Telegram Video Conference Call

"Selain itu memudahkan untuk dibentuk pola dibanding bahan kaleng lain, seperti bekas minuman soft drink yang mudah robek," terangnya kepada Tribunjateng.com, di rumahnya Jalan Jenderal Sudirman 154, Kota Salatiga, Senin (28/6/2021) 

Hartanto menyatakan, dalam proses pembuatan miniatur bajaj selain bahan utama kaleng bekas, dibutuhkan lem sebagai perekat serta gunting dan kombinasi limbah lain. 

Ia menambahkan, untuk produksi satu unit miniatur bajaj komplit dengan aneka ornamen pendukung lain, seperti lampu, plat nomor, dan rangka agar sesuai bentuk aslinya dibutuhkan waktu maksimal empat hari. 

"Yang tersulit membuat rangka karena bentuk bajaj ini bagian belakang bodi agak naik. Kemudian perakitan harus detail, apalagi ini semua bahan campuran limbah, ada korek api, bekas charger HP, antena radio," katanya

Dia mengungkapkan, sebelumnya dirinya pernah membuat miniatur mobil bajaj, tetapi berbahan bekas minuman botol plastik sehingga bentuknya kurang sempurna. 

Untuk pembuatan miniatur bajaj lanjutnya, gambaran yang harus riil menyerupai aslinya adalah bodi luar. Selebihnya, bagian dalam dapat dikombinasikan dengan bahan selain bekas kaleng. 

Baca juga: RS Darurat Covid-19 Banyumas di Hotel Rosenda Sudah Terisi 12 Pasien

Baca juga: Apa Itu Anosmia? Gejala Covid-19 yang Bisa Sebabkan Gangguan Makan

Baca juga: Usai Jalani Operasi di RUSD Kartini, Kondisi Kiper Persijap Jepara Harlan Suardi Membaik

"Velg memakai limbah alumunium, kalau ban dari spon ati. Sebelumnya saya juga pernah membuat miniatur motor, becak, gerobak semua dari limbah," ujarnya 

Hartanto mengaku miniatur bajaj itu dijual dengan harga Rp 500 ribu per unit. Untuk sementara ini lanjutnya, telah menerima pesanan dari Bogor, dan Nusa Tenggara Timur (NTT). (*) 

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved