OPINI
OPINI R Wulandari : Empat Skenario Pemulihan Ekonomi Dampak Covid-19
PANDEMI Covid-19 masih membelit kehidupan kita. Saat ini memasuki tahun kedua pandemi. Badai corona yang diperkirakan hanya berlangsung selama setahun
oleh: R Wulandari
Praktisi Bisnis
PANDEMI Covid-19 masih membelit kehidupan kita. Saat ini memasuki tahun kedua pandemi. Badai corona yang diperkirakan hanya berlangsung selama setahun nyatanya kini masih belum lenyap dari kehidupan.
Bahkan, muncul sejumlah varian baru virus Covid-19, penularannya jauh lebih cepat.
Dampak pandemi COVID yang berkepanjangan ini telah melahirkan krisis multisektor. Di sektor ekonomi dan bisnis, misalnya, nyaris tak ada sektor usaha yang tidak terkena imbas pandemi Covid-19. Dari sektor usaha skala kecil hingga sektor usaha skala besar, semuanya terdampak pandemi Covid-19.
Meski demikian, cepat atau lambat, pandemi ini pasti akan berakhir. Tapi, seperti apa dan kapan persisnya badai COVID akan berakhir, sebagian besar dari kita masih belum mendapatkan gambarannya dengan pasti.
Dalam upaya menekan laju penularan Covid-19 selain menggenjot program vaksinasi, pemerintah kita telah beberapa kali melakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Yang termutakhir, PPKM darurat diberlakukan untuk Pulau Jawa dan Bali, berlangsung 3-20 Juli 2021 dan untuk luar Pulau Jawa dan Bali, dari tanggal 12 Juli hingga 20 Juli 2021.
Dengan upaya-upaya yang telah dan sedang dilakukan dalam membendung pandemi Covid-19 sejauh ini, ada paling tidak empat skenario ekonomi yang kemungkinan besar akan kita hadapi, setidaknya hingga akhir tahun ini atau bahkan hingga akhir tahun 2022 mendatang.
Pelonggaran
Skenario pertama, diasumsikan PPKM pada akhirnya akan berhasil melandaikan kurva penularan Covid-19 meskipun tidak sepenuhnya. Pada saat yang sama, program vaksinasi juga mulai mendekati target yang telah ditetapkan. Maka, perlahan, pembatasan-pembatasan kegiatan masyarakat mulai dapat dilonggarkan secara bertahap. Aktivitas ekonomi masyarakat mulai menggeliat.
Kebijakan bekerja dari rumah mungkin tidak diperlukan lagi. Begitu juga sekolah dan kuliah online mulai bisa digantikan dengan sekolah dan kuliah tatap muka, meski masih terbatas pada wilayah-wilayah tertentu.
Sementara itu, tempat-tempat di mana kita biasa bersosialisasi dan rekreasi, (cafe, bioskop, restoran, taman publik dan tempat wisata), juga mulai bisa dibuka kembali dengan prosedur kesehatan ketat. Perjalanan antardaerah juga mulai dapat dilonggarkan.
Buntut dari kondisi semacam ini, pemulihan ekonomi akan mulai terbentuk dan perlahan krisis akibat pandemi segera menuju tahap akhir. Bulan ketiga atau bulan keempat tahun 2022 kondisi kehidupan kita kembali normal.
Skenario kedua, pelonggaran mungkin saja bisa dilakukan setelah upaya-upaya PPKM. Namun, pada skenario kedua ini, setelah pelonggaran, penularan virus COVID kemungkinan kembali melonjak dan mau tidak mau sebagian besar aktivitas ekonomi masyarakat perlu dibatasi kembali.
Pada tahap ini, manajemen krisis para pelaku ekonomi akan benar-benar diuji. Upaya mengendalikan virus mungkin membutuhkan waktu hingga pertengahan tahun 2022 hingga akhirnya sektor ekonomi masyarakat kembali normal.
Kekebalan komunitas