Berita Regional
Kisah Para Supir Ambulans Jadi Saksi Banyak Pasien Ditolak Rumah Sakit Hingga Meninggal di Kendaraan
Kisah supir ambulans di sidoarjo bisa menjadi gambaran bagaimana ganasnya virus corona membuat orang meninggal dunia.
TRIBUNJATENG.COM, SIDOARJO - Kisah supir ambulans di sidoarjo bisa menjadi gambaran bagaimana ganasnya virus corona membuat orang meninggal dunia.
Hal itu dialami oleh Sutoko, ia sering kali menjadi saksi penuhnya rumah sakit sehingga pasien yang dia antar harus kembali.
Yang menyedihkan, saat tidak mendapat rumah sakit, pasien memburuk dan meninggal di mobil ambulans yang ia kemudikan.
Baca juga: Aksi Perampokan di Klaten Terekam CCTV, Pelaku Todongkan Pistol Ke Penjaga Konter HP
Baca juga: 6 Manfaat Jahe yang Jarang Diketahui, Anti Migrain Cegah Kebotakan
Baca juga: Koslap Lari Tanpa Busana Setelah Dikerjai Mama Muda yang Hendak Dirudapaksa
Baca juga: Jenuh Latihan Mandiri di Rumah, Gelandang Persib Bandung Isi Waktu Luang Urus Kura-Kura
"Ya gelo [menyesal], hati kecil saya tuh 'ya Allah sampai kapan terjadi penolakan-penolakan seperti ini."
Suara Sutoko terdengar lemah saat mengungkapkan isi hatinya yang penuh penyesalan.
Ia bahkan berulang-ulang mengucapkan kata 'gelo' setiap kali bercerita tentang upayanya mengantar pasien Covid-19. Pasalnya seorang pasien meninggal di mobil yang ia sulap menjadi ambulans setelah ditolak empat rumah sakit di sekitaran Sidoarjo, Jawa Timur.
"Karena enggak dapat rumah sakit, akhirnya balik arah, enggak lama pasiennya meninggal. Rasanya campur aduk, saya merasa gagal membantu atau menyelamatkan orang ini," sambung pria berusia 47 tahun ini kepada Quin Pasaribu yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
Sutoko adalah relawan di komunitas Info Lantas Sidoarjo yang terbentuk enam tahun lalu. Ia bertugas sebagai sopir ambulans.
Bekerja sebagai satuan pengamanan atau satpam di sebuah puskesmas di Kecamatan Balongbendo, Sidoarjo, ia tergerak untuk menolong orang-orang di sekitaran tempat tinggalnya.
Itu mengapa ayah empat anak ini membeli mobil pribadi untuk dijadikan ambulans.
"Karena saya tidak punya uang, jadi saya membantu dengan tenaga. Pokoknya bondone semangat tok ae lah [Modalnya semangat saja lah]... hahaha..." ujarnya tertawa lepas.
Sutoko bercerita penolakan pasien Covid-19 oleh rumah sakit mulai terasa selepas lebaran atau Juni silam.
Tak hanya pasien positif virus corona yang ditolak, tapi korban kecelakaan juga ketiban sial.
Untuk menghindari kasus seperti itu terulang, kini ia selalu meminta keluarga pasien Covid-19 memastikan ketersediaan tempat tidur di rumah sakit sebelum mengantar.
Ia tak mau, ada pasien meregang nyawa lagi di ambulansnya.