Idul Adha 2021
Khutbah Idul Adha: Berkurban Memperkuat Hakikat Kemanusiaan
Berikut materi khutbah Idul Adha dengan tema Berkurban Memperkuat Hakikat Kemanusiaan yang dikutip dari Masjid Agung Jawa Tengah.
Penulis: Muhammad Khoiru Anas | Editor: abduh imanulhaq
Perintah yang sama juga disampaikan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang melaksanakan ibadah haji sebagaimana tercantum dalam Surat Al-Baqarah ayat 197 dan Surat Ali-Imran ayat 97).
Surat tersebut menegaskan bahwa haji itu semata-mata untuk Allah.
لْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيْهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوْقَ وَلَا جِدَالَ فِى الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوْا مِنْ خَيْرٍ يَّعْلَمْهُ اللّٰهُ ۗ وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ
"(Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barangsiapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia berkata jorok (rafats), berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat! (Surat Al-Baqarah ayat 197).
يْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ
"Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam." (Surat Ali 'Imran ayat 97).
Dasar tauhid tersebut menjadi sangat penting bagi seseorang yang akan melakukan perbuatan terutama mengorbankan sesuatu.
Dengan demikian akan ada pegangan kuat, tujuan sama yang disebut dengan kalimatun sawa.
Dasar tauhid sekaligus menjadi ruh dari setiap perbuatan yang akan menyelamatkan manusia dari hal-hal yang berbau duniawi semata.
Kita perlu mencermati kembali proses pencarian Tuhan yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS.
Dalam Surat Al-An’am ayat 77-79 diterangkan tatkala Dia melihat bulan terbit Dia berkata: 'Inilah Tuhanku'.
Tetapi setelah bulan itu terbenam, Dia berkata: 'sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaKu, pastilah aku Termasuk orang yang sesat'.
Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, Dia berkata; 'inilah Tuhanku, ini yang lebih besar.
Maka tatkala matahari itu terbenam, Dia berkata: “Hai kaumku, Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.
Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan tuhan.