Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

PPKM Darurat

Akankah Perpanjangan PPKM Darurat Turut Tekan IHSG, Ini Kata Pengamat Pasar

Kemungkinan perpanjangan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga akhir Juli 2021

ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA
Pekerja merapikan dokumen membelakangi layar informasi pergerakan harga saham pada layar elektronik di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (18/9). kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat terpuruk di titik terendah pada Maret 2020 akibat pandemi covid-19, perlahan bangkit kembali. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Kemungkinan perpanjangan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga akhir Juli 2021, diperkirakan bakal turut menekan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Selain itu, terkoreksinya pasar saham global akibat kekhawatiran terhadap peningkatan penyebaran covid-19 varian delta menjadi sentimen negatif bagi pasar saham dalam negeri.

"Sentimen negatif global ditambah sentimen negatif dalam negeri berupa naiknya kasus covid-19 dan peluang perpanjangan PPKM darurat sampai akhir Juli, IHSG berpeluang koreksi," kata Pengamat pasar modal Hans Kwee, melalui risetnya, Minggu (18/7).

Senada, Analis Erdhika Elit Sekuritas, Hendri Widiantoro menyatakan, indeks pekan ini diperkirakan akan bergerak konsolidasi karena pekan depan merupakan periode akhir berlakunya PPKM Darurat.

Namun, potensi perpanjangan PPKM Darurat dengan periode yang lebih lama cukup besar, mengingat angka kasus Covid-19 secara harian terus mencatatkan rekor.

"Sehingga pergerakan indeks sedikit banyak juga akan terpengaruh dan tertahan nanti," ujarnya, kepada Kontan, akir pekan lalu.

Menurut dia, indeks juga akan terpengaruh sentimen eksternal, rilis data domestik neraca perdagangan pekan lalu yang cendrung positif, hingga rilis suku bunga acuan bersamaan dengan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pekan ini yang diperkirakan cenderung stagnan.

Proyeksi ini sejalan dengan kondisi saat ini yang mana kasus Covid-19 kembali meningkat. Kemudian, ketidakpastian secara global juga kembali tinggi akibat penyebaran varian baru virus covid-19 ini yang membuat laju pertumbuhan ekonomi serta mobilitas juga sedikit terganggu.

"Dari domestik yang perlu diperhatikan yakni terkait perkembangan kebijakan PPKM Mikro Darurat yang berpotensi diperpanjang pada pekan ini hingga enam pekan ke depan," papar Hendri.

Erdhika menilai pekan ini IHSG akan masih bergerak konsolidasi pada kisaran yang terbatas yaitu di level support 5.950 dan resistance 6.118.

Tetap menguat

Kendati demikian, di tengah kenaikan kasus covid-19 varian delta, pasar saham Indonesia tetap mampu menguat pada pekan lalu. Hans menjelaskan, satu di antara faktor pendorong kenaikan pasar saham adalah kedatangan vaksin dalam sepekan terakhir.

Indonesia kembali menerima 1,4 juta dosis atau setara 704.000 vial vaksin covid-19 produksi Sinopharm yang akan digunakan untuk program vaksinasi gotong royong. "Dengan kedatangan ini, maka total sudah tiba sebanyak 4,316 juta dosis vaksin Sinopharm di Indonesia," jelasnya.

Selain itu, pemerintah telah mendatangkan 1,041 juta dosis vaksin jadi AstraZeneca, sehingga total vaksin yang telah Indonesia terima adalah 141,315 juta vaksin. Kemudian, dia menambahkan, Indonesia juga telah menerima vaksin Moderna dari Amerika Serikat sebanyak 3 juta dosis.

"Ini merupakan pengiriman vaksin Moderna tahap pertama yang Indonesia dapatkan dari Amerika melalui Covax Facility, yang merupakan program bersama untuk mendukung akses penanggulangan covid-19.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved