Cara Shalat Idul Adha Sendiri Maupun Berjamaah di Rumah, Lengkap Niat dan Bacaannya

TRIBUNJATENG.COM - Berikut tata cara shalat Idul Adha di rumah.

Hari ini, Selasa 20 Juli 2021 umat muslim merayakan Idul Adha.

Bagi muslim Indonesia, terkhusus daerah yang sedang mengalami PPKM Darurat tahun ini jamaah shalat Idul Adha ditiadakan.

Kendati demikian melaksanakan shalat Idul Adha tetap harus dilakukan karena hukumnya sunnah muakkad.

Baca juga: Materi Khutbah Idul Adha 1442 Hijriah di Tengah Pandemi Covid 19

Baca juga: Khutbah Idul Adha: Berkurban Memperkuat Hakikat Kemanusiaan

Baca juga: Sejarah Idul Adha, Kisah Nabi Ismail Dikorbankan Nabi Ibrahim Ayahnya

Baca juga: Tata Cara Penyembelihan Hewan Kurban Idul Adha 2021 Lengkap dengan Doa dan Terjemahannya

Meski tak bisa dilakukan berjamaah seperti tahun-tahun sebelumnya, sebagai muslim taat shalat Idul Adha dapat dilakukan sendiri di rumah maupun berjamaah dengan keluarga.

Dilansir dari laman Kemenag simak cara shalat Idul Adha di rumah lengkap niat dan bacaannya.

Pelaksanaan shalat Idul Adha di rumah pengerjaannya sama seperti tata cara shalat Id ketika dikerjakan di masjid atau di lapangan.

Mengenai jumlah jamaah jika kurang dari empat orang, maka shalat Idul Adha boleh dilakukan berjamaah tanpa khutbah.

Selanjutnya apabila dalam pelaksanaan shalat Id di rumah tidak ada yang bisa khutbah, maka boleh dilakukan tanpa khutbah idul adha.

Seperti diketahui shalat Idul Adha terdiri dari dua rakat.

Setiap rakaat disunahkan mengucapkan takbir.

Rakaat pertama 7 kali takbir.

Kemudian rakaat kedua, 5 kali takbir.

1. Niat salat

Niat shalat idul adha sendiri

اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ للهِ تَعَالَى

Usholli sunnatan ‘iidil adhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati lillaahi ta’aalaa

"Aku berniat Sholat sunah Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat karena Allah ta’ala."

Niat shalat Idul Adha sendiri berjamaah

اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (مَأْمُوْمًا\إِمَامًا) للهِ تَعَالَى

Usholli sunnatan ‘iidil adhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati (makmuman/imaaman) lillaahi ta’aalaa

"Aku berniat Sholat sunah Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala."

2. Takbiratul Ihram (Allahu Akbar) sambil mengangkat kedua tangan;

3. Membaca doa iftitah

4. Membaca takbir sebanyak 7x pada rakaat pertama

Di sela-sela setiap takbir membaca secara pelan lafal "Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu Akbar."

"Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar."

5. Membaca Surat Al Fatihah dan surat pendek yang dihafal

6. Ruku', sujud, duduk di antara dua sujud, sujud kedua dan berdiri lagi

7. Dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, membaca takbir sebanyak 5x seraya mengangkat tangan, di antara setiap takbir.

Tak lupa kembali membaca secara pelan seperti rakaat pertama "Subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu Akbar."

Kemudian membaca Surat Al Fatihah dan surat pendek yang dihafal.

8. Ruku', sujud, duduk di antara dua sujud, sujud kedua, tahiyyat dan diakhiri salam

9. Selesai salam, kemudian disunnahkan khutbah Idul Adha.

Boleh atau Tidak Menggunakan Khutbah?

Mengutip dari Tribunnews.com, Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH M Cholil Nafis, menjelaskan pelaksanaan shalat Idul Adha bisa dilakukan sendiri dan berjamaah.

Apabila dilakukan sendiri, maka hanya menjalankan shalatnya saja.

Cholil menjelaskan, dalam pelaksanaannya, memang ada shalat dan khutbah.

Namun, sahnya shalat Idul Adha dan idul fitri tidak tergantung pada khutbah.

Berbeda dengan shalat jumat, tidak sah shalatnya apabila tidak ada khutbah.

Oleh karena itu, shalat Idul Adha dapat dilakukan tanpa adanya khutbah.

"Kalau shalat jumat itu, shalat jumatnya tidak sah kalau tidak ada khutbahnya."

"Oleh karena itu, shalat idul adha itu bisa shalat saja tanpa khutbah."

"Misalnya shalat sendiri, dia selesai hanya mengerjakan shalat,’’ kata Cholil, Senin (19/7/2021).

Waktu pengerjaan shalat idul adha bisa 2-3 menit, apabila hanya melakukan rukun khutbahnya saja.

Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah ini meminta supaya suami atau kepala keluarga berani menjadi imam sekaligus khatib.

(*)