Warga AS Khawatir Penyebaran Covid-19 Varian Delta Makin Meluas
Warga AS semakin khawatir akan penyebaran covid-19 varian delta. Mereka juga mengkhawatirkan penanganan varian virus baru ini
TRIBUNJATENG.COM, WASHINGTON DC - Jajak pendapat terbaru di Amerika Serikat (AS) menyebut, warga AS semakin khawatir akan penyebaran covid-19 varian delta.
Mereka juga mengkhawatirkan penanganan varian virus baru ini yang sejauh ini terus diupayakan Presiden AS Joe Biden dan jajarannya.
Adapun, kasus baru infeksi covid-19 di AS kembali melonjak dalam beberapa waktu terakhir, dengan jumlah total per Senin (19/7) mencapai 34,1 juta kasus.
Hingga kini AS masih menempati urutan tertinggi kasus kematian akibat covid-19 mencapai 609.000 kasus, disusul Brasil sebanyak 542.000 kasus, dan India di posisi ketiga sebanyak 414.000 kasus .
Dilansir The Hill, ini jadi hasil survei terbaru CBS-YouGov, yang diterbitkan selama akhir pekan lalu. Mereka menemukan bahwa 62 persen orang mengaku khawatir dengan varian Delta, yang sekarang menjadi strain dominan di AS.
Sebanyak 48 persen di dalamnya, termasuk orang yang mengindikasikan bahwa mereka tidak divaksinasi, sebagian, atau sepenuhnya. Sementara, 72 persen warga AS yang divaksinasi mengatakan, mereka khawatir tentang varian Delta.
Untuk masalah vaksinasi, responden yang mengatakan bahwa mereka tidak divaksinasi, 53 persen menyatakan alasan mereka menolak vaksinasi adalah khawatir akan efek sampingnya.
Di sisi lain, pejabat kesehatan federal telah berulang kali mengatakan bahwa ketiga vaksin yang digunakan di AS, aman dan efektif dalam memerangi virus corona dan varian delta.
Biden pun telah berjanji untuk bekerja lebih keras sepanjang musim panas, untuk memerangi informasi yang salah tentang vaksin virus corona dan melakukan vaksinasi lebih banyak secara nasional.
Pada Minggu (19/7), ahli Bedah Umum Vivek Murthy mengatakan bahwa AS melihat proliferasi informasi yang salah secara online, yang mengarah pada penurunan tingkat vaksinasi nasional sejak musim semi.
"Kami masih melihat penyebaran informasi yang salah secara online, dan kami tahu bahwa informasi yang salah tentang kesehatan membahayakan kesehatan orang. Itu merenggut nyawa mereka," tuturnya.
Sebanyak 57 persen dari Partai Republik dalam jajak pendapat CBS-YouGov, mengatakan bahwa Biden terlalu fokus untuk membuat orang divaksinasi. Hanya 35 persen Demokrat yang mengatakan hal yang sama.
Sementara itu, 84 persen dari Demokrat mengatakan mereka berencana untuk divaksinasi penuh, dibandingkan dengan 62 persen dari Partai Republik, dan 67 persen dari independen. Hampir 30 persen dari Partai Republik yang disurvei mengatakan mereka tidak akan divaksinasi.
Survei dilakukan oleh YouGov kepada 2.238 orang dewasa AS, antara 14-17 Juli. Survei itu memiliki margin kesalahan dengan presentase 2,4 poin. (Kompas.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/ilustrasi-corona-122.jpg)