Penanganan Corona
OTG dan Gejala Ringan Bisa Jadi Tetap Ada Pneumonia, Lakukan Ini Agar Tak Ada Perburukan saat Isoman
Salah satu penyebab dari fenomena perburukan pasien isolasi mandiri Covid-19 diungkap oleh Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Salah satu penyebab dari fenomena perburukan pasien isolasi mandiri Covid-19 diungkap oleh Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban.
Dari fakta di lapangan, ia menemukan banyak orang yang merasa OTG hingga gejala ringan jika di rontgen ditemukan pneumonia.
Ia menyebutkan bahwa pasien Covid-19 kemungkinan memiliki pneumonia di paru-parunya, namun tak tertangani dengan baik karena rumah sakit sedang dalam keadaan penuh.
Ini menjadi salah satu sebab di balik fenomena perburukan pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri.
Baca juga: Buruh yang Kena PHK & Dirumahkan Akan Dapat BLT Rp 1,2 Juta dari Pemerintah
Baca juga: Hasil Cabor Sepak Bola Olimpiade Tokyo 2020, Brasil Cetak 5 Gol, Belanda 10 Gol
Baca juga: Hasil Uji Coba Psg vs Augsburg: Tanpa Les Galactiques PSQ Belum Menggigit Meski Unggul 2-1
Baca juga: Raja Salman Terimakasih pada Negara yang Dukung Pembatasan Kuota Haji 2021
Pemburukan terjadi dalam waktu singkat yang berujung kematian.
"Ternyata cukup lumayan (banyak) orang yang OTG atau gejala ringan itu kalau dirontgen ditemukan ada pneumonia."
"Harusnya OTG dan gejala ringan yang rontgennya ada pneumonia itu dirawat inap," jelas Zubairi.
"Kalau RS penuh ya harusnya dirawat di Wisma Atlet. Kalau semuanya penuh ya minta berobat di IGD Covid-19, minta obatnya, kemudian diobati di rumah namun dimonitor dengan IGD rumah sakit tersebut," ungkapnya.
Masalahnya, tak sedikit orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari hasil tes PCR merasa dirinya baik-baik saja dan hanya mengalami gejala ringan seperti batuk, demam, dan sedikit sesak napas.
Hal itu yang kerap menimbulkan keyakinan bahwa mereka akan aman saat menjalani isolasi mandiri.
"Ada orang yang merasa OTG, namun ketika diukur suhunya 38 derajat, (ia menjawab), 'Iya, kemarin aku 38 derajat, tapi sekarang setelah minum parasetamol sudah turun'. Ini sebetulnya bukan OTG," jelas Zubairi.
"Atau pasien ada batuk-batuk dengan sesak, itu bukan OTG," lanjutnya.
Baca juga: Gubernur Jateng Pastikan Bantuan yang Sudah Ada Tersalurkan
Baca juga: Berapa Gaji yang Diterima Rektor UI Prof Ari Kuncoro Setiap Bulan Sebagai Wakil Komisaris di BRI?
Baca juga: Sinopsis Kingdom: Ashin of The North, Tayang 23 Juli di Netflix, Awal Mula Tanaman Pembangkit Mayat
Ia menyarankan agar orang yang positif Covid-19 segera menindaklanjuti hasil tes PCR-nya dengan foto rontgen thorax untuk mengetahui kemungkinan adanya pneumonia di paru-parunya.
"Semua orang yang positif PCR itu memang wajib thorax photo. Mengapa? Cukup banyak pasien yang datang ke RS rujukan dalam sesak napas," kata dia.
"Sudah terlambat karena selama di rumah merasa OTG atau gejala ringan yamg hanya perlu isolasi mandiri," pungkas Zubairi. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pakar: Banyak Pasien Covid-19 Merasa OTG, Saat Rontgen Ternyata Ada Pneumonia"