Virus Corona
BERITA LENGKAP : Fenomena Pasien Covid-19 Meninggal Saat Isolasi Mandiri, Ini Kata Dokter
Fenomena kasus kematian pasien covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri yang terus meningkat dan meluas menunjukkan sejumlah indikas
Slamet sudah mengusulkan solusi agar pemerintah segera mempekerjakan 3.500 lulusan fakultas kedokteran untuk bisa memantau pasien isolasi mandiri.
Namun, mereka justru terhambat oleh aturan uji kompetensi di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Faktor lain yang membuat banyak pasien meninggal dunia saat isoman, menurut dia, adalah kurangnya ketersediaan obat-obatan dan oksigen.
"Sekarang dia mau beli obat enggak ada di apotek, oksigen apalagi. Ini jadi bencana kemanusiaan menurut saya," tukasnya.
Faktor ketiga, Slamet berujar, adalah penuhnya rumah sakit rujukan covid-19. Banyak pasien yang kesulitan mencari rumah sakit karena hampir semuanya sudah penuh.
Pasien isolasi mandiri juga kerap baru datang ke RS setelah kondisi mereka memburuk. "Rata-rata yang datang ke IGD itu (saturasinya) sudah di bawah 90. Sudah terlambat sekali," terangnya.
Perhatikan Kasus Tak Teridentifikasi
LaporCovid-19 meminta pemerintah memperhatikan kasus covid-19 yang tidak teridentifikasi atau under reporting cases, menyusul keberadaannya yang berpotensi menjadi faktor sulitnya mengatasi masifnya penyebaran virus corona.
Co-Founder LaporCovid-19, Irma Hidayana mengungkapkan, kasus tidak teridentifikasi memiliki dampak yang cukup berbahaya, dan telah menjadi perhatian badan kesehatan dunia (WHO).
"Ini sudah diwanti-wanti oleh WHO, harus diidentifikasi, karena kalau kita punya under reporting cases, kematian atau kasus (infeksi-Red) yang tidak ditemukan, itu bahaya," katanya, dalam diskusi virtual yang diadakan Indonesia Corruption Watch (ICW), Kamis (22/7).
Menurut dia, dampak dari banyaknya kasus covid-19 yang tidak teridentifikasi adalah meningkatnya penyebaran di tingkat lokal yang tidak terdeteksi.
"Konsekuensinya akan meningkatkan transmisi di tingkat lokal karena ketidaktahuan masyarakat bahwa orang di sekitarnya terinfeksi covid-19. Ini bisa menular ke mana-mana," jelasnya.
Irma menduga masih banyak kasus Covid-19 di Indonesia yang belum terindefikasi. Satu indikasinya adalah perbedaan data antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.
"Kalau dihitung angka-angka di level kabupaten, kota, provinsi hingga nasional itu berbeda. Angka kematian beda, kadang angka penambahan kasus beda, Nah ini yang kemudian LaporCovid-19 menyoroti (adanya-Red) under reporting cases," paparnya.
Irma mendorong pemerintah memperhitungkan hal itu untuk mengambil kebijakan dalam melakukan penanganan pandemi covid-19.