Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Olimpiade 2020

Profil Ranomi Kromowidjojo, Perenang Belanda Berdarah Jawa Raih 3 Emas dan 1 Perak Olimpiade

Profil Ranomi Kromowidjojo, Perenang Belanda Berdarah Jawa Raih 3 Emas dan 1 Perak Olimpiade

Kompas.com
Profil Ranomi Kromowidjojo, Perenang Belanda Berdarah Jawa Raih 3 Emas dan 1 Perak Olimpiade 

Dilahirkan di Sauwerd, kota kecil di Belanda, pada 20 Agustus 1990, Ranomi mempunyai darah keturunan Jawa dari ayahnya, Rudi Kromowidjojo.

Ayah Rudi—kakek Ranomi—adalah tenaga kuli perkebunan asal Jawa yang dibawa oleh pemerintah kolonial Belanda ke Suriname pada awal abad ini.

Rudi yang dilahirkan di Suriname kemudian pindah ke Belanda dan menikah dengan gadis negeri tersebut, Netty Deemter.

Dari pernikahan ini lahir Ranomi serta saudara laki-lakinya, Chjanoy Kromowidjojo.

"Jadi ya itu, saya sangat sedikit mengenal Indonesia," kata Ranomi.

Namun, sedikit darah Indonesia ini dan statusnya sebagai atlet kelas dunia yang membuat Ranomi diundang sebagai pembicara dalam acara "Conference of Indonesian Diaspora Youth 2018," forum yang mempertemukan pemuda dari 34 provinsi dengan diaspora muda Indonesia dari seluruh dunia di Jakarta, Selasa (14/08/2018).

Pernah Tenggelam

Kepada para pemuda ini, Ranomi menyebut langkah awal karier besarnya dimulai dari impian ketika ia masih sangat kecil.

"Di usia 3 tahun saya mendapat baju renang yang pertama. Saat itu, saya merasa dengan memakai baju ini saya telah bisa berenang. Akibatnya, saya hampir tenggelam," kenang Ranomi.

"Namun saya tidak kapok karena saya merasa di kolam renang saya merasa bebas, merasa fun dan semua hal positif lainnya."

Di usia 8 tahun ia mulai mengenal lomba dan berkompetisi dan kalah. Saat itu ia mengatakan kepada ibunya tidak ingin menjadi atlet dan hanya ingin tetap berada di dalam air.

Alasan ini pula yang membuat ibunya masih secara tekun mengantar Ranomi kecil berlatih renang. Tetapi, semua berubah saat ia terpilih mengikuti European Junior Championship saat berusia 15 tahun pada 2006.

"Saat itulah saya pertama kali merasakan enaknya menjadi juara dan mendapatkan medali. Saya katakan kepada pelatih saya bahwa saya ingin ikut Olimpiade mewakili Belanda," ungkapnya.

Reaksi pelatihnya cukup menyakitkan. "Dia tertawa dan bertanya kepada saya, berapa jam kamu berlatih sepekan? Ketika saya jawab 10 jam, dia bilang kurang sekali. Saya katakan, hanya seperti itu yang diberikan klub saya. Eh dia malah mengatakan, cari jalan lain atau klub lain."

Namun, jalan terbuka saat dalam uji coba menghadapi Olimpiade 2008, tim estafet putri Belanda yang terdiri dari Inge Dekker, Ranomi Kromowidjojo, Femke Heemskerk, Marleen Veldhuis, Hinkelien Schreuder mampu mencatatkan rekor dunia baru.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved