Berita Video
Video Difabel di Kudus Kangen Keluarga di Lampung
Wanita yang saat ini tinggal di Jalma Sehat, Jekulo, Kabupaten Kudus, itu sudah pulih setelah setahun yang lalu berada di sana.
Penulis: raka f pujangga | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Berikut ini video difabel di Kudus kangen keluarga di Lampung.
Seorang penyandang disabilitas mental Endang Astuti (35), warga Payung Batu, Kecamatan Pubian, Kabupaten Lampung Tengah, berharap bisa segera pulang ke rumah.
Wanita yang saat ini tinggal di Jalma Sehat, Jekulo, Kabupaten Kudus, itu sudah pulih setelah setahun yang lalu berada di sana.
Endang Astuti (35), mengaku tak sabar ingin bertemu dengan ibunya dan kembali ke kampungnya.
"Kalau pulang mau peluk mbok (ibu)," ujarnya, saat ditemu, di Jalma Sehat, Jumat (30/7/2021).
Dia menceritakan, sudah lama tidak bertemu dengan keluarganya, meskipun lupa telah berapa tahun berlalu.
Namun dia masih mengingat ibunya bernama Boini, dan ayahnya Suroto.
Dia juga ingat, di kampungnya pernah bekerja sebagai pencetak genting.
"Lama nggak ketemu keluarga," kata anak kedua dari dua bersaudara.
Saat ditanya kenapa bisa tiba dari Lampung sampai ke Kudus, Endang pun lupa alasannya. Dia hanya mengingat dibawa ke Satpol PP.
"Ke sini di bawa Satpol PP," ujar wanita yang memiliki satu orang anak.
Sementara itu, Perawat Jalma Sehat, Titik Sugiarti mengatakan, yang bersangkutan sudah bosan tinggal di sana dan ingin pulang.
Sejak datang, kata dia, Endang sudah ingin pulang. Namun setelah menjalani pengobatan, Endang sudah bisa berkomunikasi dan menyebutkan alamat rumahnya.
"Setelah ada perkembangan kesehatannya sudah diketahui alamat rumahnya di Lampung dan mengetahui nama ayah dan ibunya," jelas dia.
Dia menyampaikan, sudah ada tim yang mencoba menghubungi keluarganya. Namun sayang keluarganya belum merespons baik.
Sehingga pihaknya terkendala untuk memulangkan Endang ke rumahnya yang berada di Lampung.
"Sama sekali cuek keluarganya, kalau tidak dihubungi nggak akan menghubungi ke sini," jelas dia.
Dia menjelaskan, tak mengetahui secara rinci alasan keluarganya tidak bisa menjemput yang bersangkutan.
"Apakah karena biaya tidak punya, atau karena sedang ada PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat-red)," ujarnya.
Menurutnya, kondisi PPKM ini memang menyulitkan untuk mengembalikan Endang ke kampung halamannya.
Pasalnya banyak penyekatan, dan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi mulai dari rapid test atau vaksin.
"Kami sudah mengusulkan pegawai dan pasien di sini untuk mendapatkan vaksin. Tapi sampai sekarang belum dapat," jelasnya.
Dia berharap, Endang dan 60 orang pasien lainnya beserta tujuh petugas bisa segera mendapatkan vaksin.
Sehingga hal tersebut dapat berguna bagi pasien saat harus melakukan perjalanan ke luar kota.
"Kemarin waktu kasus tinggi satu bulan yang lalu juga beberapa pasien dan petugas sampai terpapar Covid-19," ujar dia.
Pihaknya memiliki ruang isolasi untuk membantu proses penyembuhan pasien yang terpapar.
"Ada ruangan khusus, begitu terlihat sakit lalu kami pisahkan," jelasnya.
Sementara itu, Pendamping Difabel Kabupaten Kudus, Yuni Sulistyowati berharap, keluarganya di Lampung dapat menerima dan menjemputnya.
"Harapannya supaya keluarga yang di lampung respect," ujar dia.
Karena kondisi yang tengah berlangsungnya PPKM, maka penjemputan bisa dilaksanakan setelah berakhir.
"Seperti pasien Nurlela dari Jawa Barat juga keluarganya respect dan kalau sudah tidak PPKM mau dijemput," ujar dia. (raf)
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :