Berita Kendal
Tempat Wisata Ditutup Berkepanjangan, Pelaku Usaha Warung dan Suvenir di Kendal Kelimpungan
Para pedagang yang menumpukan hidupnya di tempat-tempat wisata Kabupaten Kendal mulai berkeluh kesah untuk bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Para pedagang yang menumpukan hidupnya di tempat-tempat wisata Kabupaten Kendal mulai berkeluh kesah untuk bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19.
Ditutupnya tempat wisata yang berkepanjangan menjadi alasan utama para pedagang yang mulai menjerit.
Di tempat wisata Pantai Ngebum Kaliwungu Kendal, para pedagang mulai kelimpungan mencari pemasukan untuk menutup kebutuhan sehari-hari.
Masruroh (39), misalnya, pedagang warungan dan pemilik tempat usaha bilas di yang berbatasan dengan Kota Semarang itu.
Perempuan 3 anak ini bercerita, tempat usahanya terpaksa tutup sejak 3 bulan terakhir setelah pengelola Pantai Ngebum menutup tempat wisata mengikuti aturan dari pemerintah.
Baca juga: Di Tangan Pasutri Sragen Ini, Beras Lokal Berjaya di Pasar Internasional, Kirim 1.000 ton ke Arab
Baca juga: Bocah SD Asal Sidomulyo Sragen Jadi Yatim-piatu, Usai Orangtuanya Meninggal Dunia Terpapar Covid-19
Baca juga: Permudah Pendaftaran Vaksinasi, Bupati Tatto Luncurkan Aplikasi Viva Cilacap
Baca juga: Percepat Herd Immunity, Pemkab Semarang Akan Perbanyak Titik Layanan Donor Plasma Konvalesen
Selama itu, Masruroh mengandalkan sisa pendapatan yang ia kumpulkan untuk bertahan hidup.
Sementara sang suami belum bisa mendapatkan tambahan penghasilan yang cukup untuk keluarganya.
"Selama 3 bulan sudah tidak ada pemasukan. Benar-benar lockdown bagi kami. Keluarga saya hanya mengandalkan tabungan, ini juga sudah habis. Suami juga susah cari kerja di waktu seperti ini," terangnya, Minggu (1/8/2021).
Kondisi ekonomi keluarga Masruroh semakin menurun setelah ia terpaksa menjual 2 barang berharganya berupa emas untuk makan.
Ia mengaku terpaksa menjualnya karena sisa tabungannya sudah habis.
Sementara kebutuhan untuk makan dan kebutuhan 3 anaknya tetap harus berjalan apapun kondisinya.
Masruroh hanya ingin pemerintah memberikan kelonggaran bagi pengelola tempat wisata agar bisa membuka spot-spot wisata meski dengan pembatasan ketat.
"Tiga bulan ditutup sudah, sebelumnya 4 bulan pernah ditutup. Kehidupan sehari-hari sama sekali tidak ada pemasukan. Kami cuma ingin agar tempat wisata dibuka, dibatasi enggak apa-apa, yang penting kami ada pemasukan," harapnya.
Suami Masruroh, Munasir (39) menambahkan, usahanya mencari penghasilan tambahan sudah dicobanya.
Namun hanya sesekali mendapatkan pekerjaan serabutan, itu pun dengan pendapatan yang minim.
Kata Munasir, mencari kerja di tengah pandemi cukup susah.
Berbeda dengan pedagang lain yang memiliki pertambakan sebagai usaha pendukung.
Baca juga: Celetukan Apriyani Rahayu Saat Duel di Olimpiade 2021 Astaghfirullah hingga Terima Kasih Kakak
Baca juga: Hasil Bulu Tangkis Olimpiade 2021, Anthony Ginting Gagal ke Final Setelah Dijegal Chen Long
Baca juga: Waspada Hujan Malam Nanti, Prakiraan Cuaca Semarang Minggu 1 Agustus 2021
"Susah benar cari kerja. Dapat beberapa kali, itu tidak cukup. Dagangan berhenti, usaha kami juga. Rasanya sudah seperti lockdown," ujarnya.
Munasir menuturkan, sebelum pandemi Covid-19 datang, ia dan istrinya bisa mengantongi pendapatan kotor Rp 1 juta setiap Sabtu dan Minggu.
Penghasilannya turun 30-50 persen setelah pemerintah meminta tempat wisata dibuka dengan pembatasan pengunjung dan jam operasional.
Pengahasilannya menghilang setelah ada aturan penutupan tempat wisata selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berlangsung.
Munasir berharap, pemerintah memberikan kebijakan agar tempat wisata buka kembali.
Sehingga, ekonomi para pedagang yang menggantungkan hidupnya di tempat wisata mulai membaik.
"Belum ada bantuan sebelumnya, baru dari Bupati Pak Dico kemarin. Yang jelas, (tempat wisata, red) buka saja, kami sudah senang," harap Munasir yang sudah berjualan 13 tahun.
Ketua BUMDes Moro Berkah Pantai Ngebum Desa Mororejo Kaliwungu, Abdullah Faqihudin mengatakan, ada 146 pelaku usaha di Pantai Ngebum yang harus tetap berjuang dan bersabar saat ini.
Katanya, para pedagang dan pelaku usaha lainnya sudah audiensi dengan Bumdes untuk menanyakan kapan pantai dibuka kembali.
Mereka mengadu kepada pengelola pantai karena sudah kesusahan tidak adanya penghasilan tambahan.
"Ya tidak bisa dipungkiri, pelaku usaha memang sangat terdampak. Termasuk pengelolanya. Pariwisata berhenti, ekonomi kreatif juga macet. Kami harap tempat wisata diizinkan buka kembali, agar perekonomian di dalamnya kembali naik," tutur Abdullah.
Untuk mengisi luang selama penutupan wisata, pengelola Pantai Ngebum melakukan peninggian jalan yang terdampak rob, perawatan fasilitas, dan penanaman pohon di bibir pantai.
Dengan itu, Pantai Ngebum sudah siap ketika pemerintah mengizinkan tempat wisata dibuka kembali.
"Alhamdulillah sudah datang bantuan dari bupati untuk meringankan beban pedagang yang ada di sekitar pantai ini," terangnya.
Bupati Kendal, Dico M Ganinduto mengatakan, dibutuhkan kebijakan langsung dari pemerintah pusat agar perekonomian di semua sektor kembali bangkit, termasuk sektor pariwisata.
Untuk mengurangi beban yang dipikul para pelaku usaha di tempat pariwisata, pihaknya bersama Forkopimda menyiapkan 3.000 paket sembako hasil menyisihkan gaji.
Baca juga: Profil Cank Jantuk Pemeran Uya Satpam Rumah Aldebaran di Sinetron Ikatan Cinta
Baca juga: 6 Aplikasi Penghasil Uang 2021, Nonton Video dan Baca Novel Bisa Dapat Cuan dari Smartphone
Baca juga: Update Virus Corona Jawa Tengah Minggu 1 Agustus 2021
Baca juga: Hasil Bulu Tangkis Olimpiade 2021, Anthony Ginting Gagal ke Final Setelah Dijegal Chen Long
Dico berharap, masyarakat tetap bersabar atas kondisi yang ada saat ini hingga pandemi Covid-19 berakhir.
"Kita lihat memang sangat menyedihkan karena tempat wisata belum boleh dibuka. Padahal Pantai Ngebum misalnya, biasanya sangat ramai. Nanti ada bantuan dari pemerintah pusat, dan kita awali bantuan dari kami dari menyisihkan gaji. Kita dorong agar ada kebijakan baru untuk bangkitnya perekonomian di semua sektor," harapnya. (*)