Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

WHO: Tak Ada Solusi Ajaib, Vaksin Masih Efektif Tangani Covid-19

Meskipun Delta telah mengguncang banyak negara, langkah-langkah yang terbukti untuk mengendalikan penularan masih berhasil.

Editor: Vito
VOA
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus 

TRIBUNJATENG.COM, JENEWA - Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan kepada masyarakat dunia terkait dengan dampak covid-19 varian Delta demi menekan infeksi virus itu, yang dinilai harus dilakukan dengan cepat.

Hal itu diungkapkan WHO dalam konferensi persnya, Jumat (30/7). Varian corona yang sangat mudah menular itu pertama kali terdeteksi di India, dan kini telah muncul di 132 negara dan wilayah.

"Delta adalah peringatan, ini adalah peringatan bahwa virus berkembang, tetapi juga merupakan seruan untuk bertindak bahwa kita perlu bergerak sekarang sebelum varian yang lebih berbahaya muncul," kata Emergencies Director WHO, Michael Ryan.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, sampai saat ini sudah muncul empat varian covid-19 yang mengkhawatirkan, dan akan lebih banyak lagi selama virus tersebut masih terus menyebar.

Meskipun Delta telah mengguncang banyak negara, Ryan mengatakan, langkah-langkah yang terbukti untuk mengendalikan penularan masih berhasil.

Misalnya, menjaga jarak fisik, memakai masker, kebersihan tangan, dan menghindari waktu lama di dalam ruangan di tempat-tempat yang berventilasi buruk dan ramai.

"Cara ini menghentikan varian Delta, terutama ketika Anda menambahkan vaksinasi," jelasnya.

"Rencana (vaksinasi-Red) masih berfungsi, tetapi kita perlu menerapkan dan menjalankan rencana permainan jauh lebih efisien dan lebih efektif daripada yang pernah dilakukan sebelumnya," tambahnya.

Selain itu, WHO ingin setiap negara telah memvaksinasi setidaknya 10 persen dari populasinya pada akhir September; setidaknya 40 persen pada akhir tahun ini, dan 70 persen pada pertengahan 2022.

"Kami masih jauh dari mencapai target itu," ucapnya.

Ryan mengungkapkan, lebih dari setengah dari 194 negara anggota WHO telah sepenuhnya memvaksinasi 10 persen dari populasi mereka; kurang dari seperempat telah divaksinasi 40 persen; dan hanya tiga negara yang telah memvaksinasi 70 persen.

WHO menyebut, Burundi, Eritrea, dan Korea Utara adalah negara anggota yang tersisa yang belum memulai kampanye vaksinasi covid-19. Padahal, ia berujar, vaksin tetap efektif untuk mencegah penyakit serius dan kematian.

"Kita memerangi virus yang sama, tetapi virus yang ada telah menjadi lebih bugar. Orang-orang terus mengharapkan solusi ajaib, tapi tidak ada," tuturnya.

"Satu-satunya solusi ajaib yang kita miliki adalah vaksinasi. Masalahnya kita tidak menaburkannya secara merata di seluruh dunia, dan kita merugikan diri sendiri," tambahnya.
Meskipun negara-negara Uni Eropa berjanji untuk menyumbangkan vaksin ke negara-negara berkembang, negara-negara kaya tetap dikecam luas.

Para pemimpin negara-negara Afrika seperti Kenya telah mengklaim bahwa negara-negara maju tidak cukup bertindak.

"Semua wilayah berisiko, Afrika apalagi. Saat ini, hampir 70 persen negara Afrika tidak akan mencapai target 10 persen vaksinasi pada akhir September. Banyak negara Afrika telah mempersiapkan diri dengan baik untuk meluncurkan vaksin, tetapi vaksinnya belum tiba," ucap Tedros. (CNNIndonesia.com/BBCIndonesia.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved