Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

PPKM Level 4

PPKM Diperpanjang, Manufaktur Indonesia Juli Sebesar 40,1, Anjlok dari sebelumnya sebesar 53,5

Pemerintah resmi memperpanjangan lagi kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 4 hingga 9 Agustus di sejumlah daerah.

KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
Ilustrasi 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Pemerintah resmi memperpanjangan lagi kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 4 hingga 9 Agustus di sejumlah daerah.

Hal itupun diyakini bakal semakin berdampak negatif pada perekonomian, khususnya sektor manufaktur atau industri pengolahan.

Kinerja sektor manufaktur nasional mengalami penurunan signifikan pada Juli 2021. Berdasarkan data IHS Markit, PMI Manufaktur Indonesia pada Juli sebesar 40,1, anjlok dari bulan sebelumnya sebesar 53,5.

Direktur Asosiasi Ekonomi di IHS Markit, Jingyi Pan mengatakan, penurunan tersebut merupakan imbas dari lonjakan kasus positif covid-19, yang membuat pemerintah menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dan disusul PPKM Level 4.

"Dampaknya ada dua, menghambat keseluruhan kondisi perekonomian melalui permintaan, produksi, dan ketenagakerjaan, sementara itu juga memperburuk rantai pasokan dan biaya bagi produsen," katanya, dalam keterangan tertulis, Senin (2/8).

Penurunan tersebut menjadi kontraksi pertama di sektor manufaktur Indonesia dalam 9 bulan terakhir, dengan tingkat penurunan tercepat sejak Juni 2020.

Di tengah ketidakpastian gelombang kedua covid-19, perusahaan manufaktur Indonesia menurunkan tingkat ketenagakerjaan mereka pada Juli. Selain itu, perusahaan manufaktur juga mengurangi aktivitas pembelian dan input stok mereka pada Juli, karena permintaan dan produksi melambat.

Meski demikian, secara keseluruhan perusahaan manufaktur masih mampu bertahan positif terkait dengan input dan ketahanan di masa depan, meski covid-19 belum mereda.

"Hal ini membawa harapan, bahwa pemulihan akan terjadi dan kemungkinan adanya perbaikan dari permintaan yang tertunda," ucap Jingyi.

Adapun, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai, kinerja manufaktur pada Agustus 2021 dan September 2021 masih akan sangat bergantung pada berlanjut atau tidaknya PPKM Level 4.

“Jika PPKM diperpanjang dan kasus harian secara nasional masih meningkat, maka produksi manufaktur masih akan terganggu,” ujarnya, kepada Kontan, Senin (2/8).

Pertimbangkan kondisi

Jika PPKM diperpanjang, menurut dia, maka proses produksi industri manufaktur akan benar-benar mempertimbangkan kondisi konsumsi dalam negeri sebagai indikator utama pembelian bahan baku dan barang modal atau mesin industri.

Namun, Bhima masih melihat adanya angin segar bagi prospek industri yang berorientasi ekspor. Hanya, tetap harus melihat perkembangan terkini.

Pasalnya, ada beberapa mitra dagang Indonesia yang juga kembali melakukan pembatasan. Bahkan, negara Vietnam juga mengalami penurunan PMI Manufaktur.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved