Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Kata Ahli Bahasa Soal Penulisan 'Kebhinnekaan' di Baliho Puan Maharani

Tulisan Kepak Sayap Kebhinnekaan di baliho Puan Maharani sempat menjadi perbincangan, terutama di media sosial. Termasuk politikus Partai Gerindra Fad

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: m nur huda
TribunSolo.com/Muhammad Irfan Al Amin
Salahsatu baliho bergambar Puan Maharani yang ada di Kota Solo. 

"Kata 'Bhinneka' yang memakai 'H' itu diserap menjadi Bahasa Indonesia melalui proses adaptasi. Jadi disesuaikan dengan kaidah yang ada," jelas Kaprodi Tadris Bahasa Indonesia IAIN Surakarta ini.

Proses serapan ini serupa dengan kata pluralisasi, akseptabilitas, maksimal, dan kado yang merupakan contoh kata serapan adaptasi.

Kata-kata tersebut mengalami perubahan ejaan dari bahasa asalnya yakni pluralization, acceptability, maximaal (Bahasa Belanda), dan cadeu (Bahasa Prancis).

Sebelumnya, Ketua DPD PDI Perjuangan Bidang Pemenangan Pemilu yang juga Sekretaris Fraksi PDIP DPR RI, Bambang Wuryanto menjelaskan, makna tulisan 'Kepak Sayap Kebhinnekaan'.

Bambang Wuryanto Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah.
Bambang Wuryanto Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah. (TRIBUN JATENG/FAIZAL M AFFAN)

"Kepak sayap diasosiasikan sebagai burung. Burung yang terbang pasti ada kerja sama sayap kiri dan kanan, kepaknya berirama. Seandainya burung garuda, disana ada Bhinneka Tunggal Ika. 'Kebhinnekaan' maknanya persatuan. Kita terdiri dari berbagai suku bangsa, bagaimana kebhinnekaan hidup dengan kerjasama," ucap Bambang dalam keterangan tertulis.(mam)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved