Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Cerita Mistis Harimau Mati Harus Dikafani dan Dikuburkan, Jika Tidak Bisa Timbul Bencana

Layaknya pemakaman manusia, warga di Padang Gelugur, Pasaman, Sumatera Barat juga melayat harimau yang mati

Editor: galih permadi
Kompas.com/Istimewa
foto dok FKL(KOMPAS.COM/TEUKU UMAR) 

TRIBUNJATENG.COM – Layaknya pemakaman manusia, warga di Padang Gelugur, Pasaman, Sumatera Barat juga melayat harimau yang mati pada Sabtu (14/8/2021).

Seolah merasa kehilangan, warga pun menangis.

Harimau kemudian dikafani dan dikuburkan.

Masyarakat meyakini bahwa harimau itu termasuk bagian dari mereka.

Warga juga percaya, akan timbul bencana jika bangkai harimau dibawa keluar dari kampung.

Cekcok warga dengan BKSDA

Keyakinan itulah yang menjadi penyebab cekcok antara warga dengan petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).

Warga melarang BKSDA membawa bangkai harimau berusia tujuh tahun itu.

"Akhirnya terjadi perdebatan yang alot di mana juga ada petugas kepolisian. Tapi akhirnya kami mengalah," kata Kepala BKSDA Sumbar Ardi Ardono yang dihubungi Kompas.com, Minggu (15/8/2021).

Harimau akhirnya dikubur layaknya manusia di dekat rumah tokoh masyarakat setempat

"Tapi kita kan ingin memeriksa bangkainya. Kenapa satwa langka itu sampai mati. Apakah diracuni atau sakit tentu perlu diperiksa," jelasnya.

Ardi menjelaskan bahwa BKSDA sempat mendatangi lokasi pada Sabtu (14/8/2021) setelah menerima laporan dari anggota DPRD Pasaman terkait adanya harimau sakit.

"Saat dokter hewan ke sana kondisi harimau itu sudah sekarat. Suhu badannya tinggi dan mengeluarkan kotoran berwarna hitam," kata Ardi.

Petugas sempat memberikan suntikan vitamin, namun kondisinya sudah terlalu parah sehingga harimau itu mati pada pukul 11.00 WIB.

Saat itulah petugas ingin membawa bangkai harimau, namun ditolak oleh warga.

"Kita tidak ingin bentrok. Akhirnya kita mengalah dan bangkainya dikubur juga," kata Ardi.

Dikafani dan dilayat

Pengendali Ekosistem Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, Ade Putra menyaksikan sendiri bahwa prosesi penguburan bangkai harimau dilakukan secara tidak umum.

Sebab sebelum dikubur, harimau juga dikafani dengan kain panjang.

Warga pun berdatangan ke rumah warga yang dianggap memelihara harimau itu layaknya orang melayat.

Mereka pun tampak berduka cita, bahkan ada yang sampai menangis.

Ada prosesinya juga seperti manusia.

Dikafani dengan kain panjang dan dikuburkan secara baik-baik.

Sedangkan warga datang berbondong-bondong. Ada juga yang menangis," kata Ade Putra yang dihubungi Kompas.com, Minggu (15/8/2021).

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumbar Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto memastikan bahwa petugas sudah berada di lokasi untuk menyelamatkan binatang karnivora itu.

"Personel kita saat kejadian memang ada di sana.

Memang warga ingin menguburkan bangkai itu di dekat rumah salah seseorang tokoh masyarakat," kata Satake.

Satake berharap kejadian tersebut tidak terulang kembali. "Jika ada masyarakat menemukan satwa langka dilindungi negara, silakan hubungi BKSDA. Itu wewenang BKSDA," kata Satake.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Harimau Dikafani dan Dilayat, Warga Yakin Terjadi Bencana Jika Bangkainya Dibawa ke Luar Kampung"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved