AC Milan
Bukan Ibrahimovic atau Theo Hernandez, Ini Pemain Kesayangan Stefano Pioli di AC Milan
Bukan Ibrahimovic atau Theo Hernandez, Ini Pemain Kesayangan Stefano Pioli di AC Milan
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: abduh imanulhaq
Bukan Ibrahimovic atau Theo Hernandez, Ini Pemain Kesayangan Stefano Pioli di AC Milan
TRIBUNJATENG.COM - Hampir setiap pelatih memiliki pemain kesayangan di klub yang diasuhnya, tak terkecuali Stefano Pioli, pelatih AC Milan.
Stafeno Pioli terbilang sukses di AC Milan musim lalu.
Bermain dengan mengandalkan kombinasi pemain muda yang progresif dan pemain tua berpengalaman, AC Milan mampu finis di posisi kedua Serie A Liga Italia.
Dengan kombinasi tersebut, AC Milan menjadi klub yang mendapat hasil besar dengan harga ekonomis.
Baca juga: AC Milan Tinggal Selangkah Lagi Dapatkan Yacine Adli
Baca juga: Menang 2-1 Atas Panathinaikos, Bek AC Milan Davide Calabria Puji Olivier Giroud
Baca juga: Giroud AC Milan Subur Cetak Gol di Pramusim, Bisa Lepas Kutukan Jersey Nomor 9 di Laga Resmi?
Baca juga: Franck Kessie KO Jadi Masalah Baru AC Milan, Pioli Lirik Gelandang Chelsea?
Hal ini tak lepas dari peran Stafano Pioli yang cerdik meramu strategi.
Kecerdasan Pioli memanfaatkan setiap potensi pemainnya terbukt mampu mengangkat AC Milan ke tempat yang seharusnya sebagai tim besar di dataran Eropa.
Di bawah arahan Pioli, hampir semua nama pemain di AC Milan kini menjadi bintang yang bersinar terang.
Sebut saja, bek produktif Theo Hernandez, gelandang kuat Frank Kessie, trequartista Brahim Diaz, penyerang veteran Ibrahimovic dan masih banyak pemain lainnya yang kini menjadi pemain bintang setelah dididik Pioli.
Namun di antara semua pemain tersebut, ternyata Stefano Pioli mempunyai pemain kesayangan.
Pemain tersebut adalah 'Lord' Rade Krunic.
Meragukan di mata tifosi, Rade Krunic malah menjadi pemain kesayangan pelatih AC Milan, Stefano Pioli.
Rade Krunic bergabung dengan AC Milan sejak 2019-2020.
Pada dasarnya tidak pernah memperkuat klub top sebelumnya, kualitas Rade Krunic pun terbukti biasa-biasa saja.
Akan tetapi, gelandang Bosnia-Herzegovina ini ternyata tidak pernah tersingkir dari skuad AC Milan.
Tidak memberikan impak yang signifikan kepada tim, Rade Krunic tidak kunjung dilepas ke klub lain dan terus mendapatkan kepercayaan dari pelatih AC Milan, Stefano Pioli.
Milanisti sampai memberikan julukan sarkas 'Lord' Rade Krunic karena sang pemain sebetulnya tidak memiliki kualitas istimewa malah cenderung mengecewakan, tetapi terus menjadi pilihan pelatih.
Krunic juga menjadi pilihan utama AC Milan di laga pramusim menjelang Liga Italia 2021-2022.
Dari 6 uji coba yang telah dijalani I Rossoneri, yaitu melawan Pro Sesto (skor 6-0), Modena (5-0), Nice (1-1), Valencia (0-0, adu penalti 3-5), Real Madrid (0-0), dan Panathinaikos (2-1), Krunic tercatat 5 kali menjadi starter.
Milanisti barangkali bertanya-tanya mengapa Stefano Pioli begitu percaya pada pemain berusia 27 tahun ini.
Padahal, AC Milan masih punya pemain-pemain muda macam Brahim Diaz, Tommaso Pobega, atau Daniel Maldini.
Daripada Krunic, mungkin AC Milan lebih baik berusaha mematangkan pemain-pemain ini dengan banyak memainkan mereka selama pramusim.
Jawaban dari pertanyaan mengapa Krunic selalu dipercaya Pioli tampaknya bisa dilihat dari peran yang diberikan pada gelandang yang terikat kontrak sampai 2024 itu.
Krunic sangat fleksibel soal penempatan posisi.
Waktu melawan Pro Sesto, Modena, dan Nice, dia dimainkan sebagai penyerang sayap kiri dalam formasi 4-2-3-1.
Ketika menjadi pemain pengganti dalam laga melawan Valencia, di mana dia mengasari pemain lawan dan gagal mencetak gol dalam adu penalti, Krunic mengisi slot Sandro Tonali sebagai salah satu dari dua gelandang di depan 4 bek.
Peran yang sama dilakukan Krunic waktu melawan Real Madrid.
Dalam laga melawan Panathinaikos, Krunic menjalankan peran yang berbeda lagi.
Dengan AC Milan menjajal pola 4-4-2, Krunic mendampingi Tonali sebagai duo gelandang tengah.
Fleksibilitas, hal itulah yang membuat Lord Rade Krunic jadi kesayangan Stefano Pioli.
Kesuburan Krunic dalam hal taktik ini juga terlihat pada musim lalu.
Krunic pernah dimainkan sebagai DM (gelandang bertahan), AM (gelandang serang), LM (gelandang kiri), CM (gelandang tengah), bahkan mezzala (setengah winger setengah gelandang).
Yang mungkin menyebalkan di mata Milanisti, walaupun bisa dimainkan di banyak posisi, Krunic tidak bersinar di mana pun.
Mau dimainkan di posisi apa saja, kualitas penampilannya hanya rata-rata air.
Krunic hanya berkelas pemain cameo di skuad AC Milan, tetapi dia bisa melapis siapa saja.
Itulah penyebab Krunic menjadi salah satu pemain kesayangan Pioli.
Sang pelatih tahu dia selalu memiliki satu pemain yang bisa mengisi posisi mana pun di lini tengah kendati kualitasnya biasa-biasa saja.
Setidaknya AC Milan bisa mengganti siapa pun di lini tengah dengan Krunic dalam situasi darurat walaupun tentu dia tidak bisa terlalu diharapkan mampu membuat kontribusi signifikan.
(*)