Berita Kudus
Luwur Makam Sunan Kudus Butuh 1.500 Meter Kain Mori, Dirangkai Selama Empat Hari
Kain luwur atau penutup Makam Sunan Kudus mulai dirangkai. Ada 34 orang yang bertugas sebagai rewang perangkai luwur
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Kain luwur atau penutup Makam Sunan Kudus mulai dirangkai. Ada 34 orang yang bertugas sebagai rewang perangkai luwur.
Mereka tampak begitu sibuk merangkai kain mori hingga menjadi luwur utuh di sebuah tajuk di Kompleks Makam Sunan Kudus, Senin (16/8/2021).
Prosesi penggantian luwur di Makam Sunan Kudus merupakan agenda tahunan yang puncaknya 10 Muharram.
Ini merupakan tahun kedua ketika pandemi Covid-19 berlangsung.
Oleh sebab itu, panitia memastikan setiap rewang yang bertugas dalam prosesi buka luwur Sunan Kudus harus mengenakan masker.
Tidak hanya itu, para rewang itu juga sudah divaksin.
"Untuk tahun ini seluruh panitia yang terlibat diwajibkan seluruhnya divaksin. Makanya sebelum acara buka luwur dari menara kerja sama dengan TNI. Menyelenggarakan vaksinasi. Paling utama untuk panitia dan rewang yang terlibat. Semua harus vaksin demi keamanan," ujar Humas Buka Luwur Sunan Kudus, Muhammad Kharis, saat ditemui di lokasi.
Untuk luwur penutup Makam Sunan Kudus menghabiskan kain sepanjang 1.500 meter.
Untuk menyulapnya menjadi luwur utuh dibutuhkan waktu empat hari.
Terhitung sejak kemarin, Minggu (15/8/2021), luwur baru akan selesai dikerjakan pada Rabu (18/8/2021).
Puncaknya yakni pemasangan luwur pada Kamis (19/8/2021) atau tepat 10 Muharram 1443 hijriah.
Luwur di Makam Sunan Kudus terdiri atas bermacam motif. Mulai dari unthuk banyu, wiru, kompol, hingga langitan.
Jika digabungkan, secara keseluruhan merupakan bagian dari luwur makam Sunan Kudus.
"Untuk puncak pas acara puncak hari kamis untuk pemasangan langitan," katanya.
Kharis memastikan bentuk luwur tidak pernah berubah. Untuk itu, sebelum memulai merangkai luwur baru pasti ada pelatihan dari para sesepuh perihal bentuk luwur sejak masa lalu.
"Untuk menjaga tradisi luwur agar ditransformasi oleh sesepuh kepada yang lebih muda," kata dia.
Para rewang sebelum merangkai luwur terlebih dulu berwudu. Hal itu demi menjaga kesucian dan selama di area makam para rewang menjaga kesopanan.
"Di area makam intinya panitia bersikap sopan. Ketika batal wudu nanti wudu kembali. Itu. Intinya kami menghormati," kata dia.
Dalam puncak prosesi buka luwur nantinya akan dibagikan nasi berkat buka luwur oleh panitia.
Jika sebelum pandemi nasi berkah dibagikan di sekitar area makam. Warga antre berdesakan.
Untuk saat ini pembagian nasi berkat bakal didistribusikan langsung ke masyarakat demi menghindari kerumunan warga.
"Nasi buka luwur kita memang pembagian terjun ke masyarakat. Kita kerja sama dengan perkumpulan punden di kudus. Jadi tiap kecamatan ada koordinatornya nanti disampaikan ke desa-desa," kata dia.
Nasi yang dibagikan itu lengkap dengan lauknya berupa daging kerbau atau kambing.
Semuanya merupakan hasil donasi dari masyarakat. Sampai saat ini sudah terkumpul empat ekor kerbau dan 16 kambing.
"Termasuk bumbu dan beras juga dari sedekah warga," ujarnya. (*)