Berita Internasional

Taliban Telah Rebut Ibu Kota Kabul, Presiden Afghanistan Tinggalkan Negaranya: Lebih Baik Pergi 

"Untuk menghindari pertumpahan darah, saya pikir lebih baik pergi," kata Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dalam komentar pertamanya sejak mundur dari

Editor: m nur huda
MARK WILSON / POOL / AFP
Presiden Afganistan, Ashraf Ghani. 

TRIBUNJATENG.COM, WASHINGTON - Milisi Taliban dikabarkan telah berhasil merebut Ibukota Negara Afghanistan, Kabul pada Minggu (15/8/2021).

Sedangkan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan dia telah meninggalkan negaranya untuk menghindari pertumpahan darah ketika Taliban memasuki ibu kota Kabul.

Melansir Reuters, dalam sebuah postingan di Facebook miliknya, Ghani mengatakan dia telah menghadapi keputusan yang sulit, dengan nasib jutaan penduduk Kabul dan keamanan kota yang dipertaruhkan setelah 20 tahun perang di mana banyak orang telah terbunuh.

"Untuk menghindari pertumpahan darah, saya pikir lebih baik pergi," kata Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dalam komentar pertamanya sejak mundur dari istana kepresidenan dan terbang ke luar negeri.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani (net)

Baca juga: Beredar Video Milisi Taliban Santai di Rumah Mewah Panglima Perang Afghanistan yang Melarikan Diri

Baca juga: Taliban Mulai Masuki Ibu Kota, Presiden Afghanisan Lari ke Tajikistan

Baca juga: Video Taliban Kuasai Gudang Senjata Buatan AS & Operasikan Helikopter Black Hawk Beredar

Baca juga: Sejumlah Negara Mulai Evakuasi Warganya dari Afghanistan, Taliban Makin Mendekati Ibu Kota Negara

Dia menambahkan bahwa gerilyawan Taliban, yang kemudian memasuki istana presiden di Kabul, kini menghadapi ujian bersejarah.

"Taliban memenangkan kemenangan dalam penghakiman pedang dan senjata dan mereka memiliki tanggung jawab untuk melindungi kehormatan, kemakmuran dan harga diri rekan-rekan kita," katanya.

Dia tidak mengungkapkan rincian tentang lokasinya saat ini.

Saluran berita Al Jazeera, mengutip pengawal pribadi presiden, mengatakan Ghani, istrinya, kepala staf dan penasihat keamanan nasionalnya telah terbang ke Tashkent di negara tetangga Uzbekistan.

Dalam file foto 14 Juli 2021 ini, para pendukung Taliban membawa bendera putih tanda tangan mereka setelah Taliban mengatakan mereka merebut kota perbatasan Afghanistan Spin Boldaka di seberang kota Chaman, Pakistan. AP PHOTO/TARIQ ACHAKZAI
Dalam file foto 14 Juli 2021 ini, para pendukung Taliban membawa bendera putih tanda tangan mereka setelah Taliban mengatakan mereka merebut kota perbatasan Afghanistan Spin Boldaka di seberang kota Chaman, Pakistan. AP PHOTO/TARIQ ACHAKZAI (AP PHOTO/TARIQ ACHAKZAI)

Amerika Tambah Tentara untuk Evakuasi Warga

Pemerintah Amerika Serikat melalui Departemen Pertahanan (Pentagon) mengizinkan 1.000 pasukan militer untuk membantu mengevakuasi warga AS dan warga Afghanistan yang bekerja untuk mereka dari Kabul.

Langkah ini mereka ambil seiring dengan telah jatuhnya Kota Kabul, ibu kota Afghaistan ke tangan pejungan Taliban yang memasuki kota Kabul hari Minggu (15/8/2021).

Seorang pejabat AS yang identitasnya minta dirahasiakan, kepada Reuters mengatakan bahwa para prajurit tambahan akan datang dari Divisi Lintas Udara ke-82.

Hingga Kamis (12/8/2021) lalu saja, sekitar 4.200 warga AS masih ada di area kedutaan besar AS di Kota Kabul. Pemerintah Biden mulai menerbangkan ribuan tentara untuk membantu menarik banyak diplomat yang tersisa.

Dengan ini jumlah pasukan AS yang ada di Afghanistan menjadi sekitar 6.000 orang. Semuanya dikerahkan untuk melindungi warga AS di tengah situasi keamanan di bandara Kabul berubah dengan cepat.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved